Rio terlihat sangat sibuk merekap laporan di ruangannya. Setelah selesai, ia bergegas menuju kantor Mr. Darwis dengan membawa sebuah map berisi ciri-ciri fisik korban untuk dicocokkan dengan laporan orang hilang. Sesampainya di sana, Rio mengetuk pintu.
"Silahkan masuk!" Sahut seseorang dari dalam.
Rio membuka pintu dan segera memberikan data ciri-ciri fisik korban kepada Mr. Darwis.
"Terima kasih, Dok. Saya akan mempublikasikan ciri-ciri dan foto korban ke media cetak maupun elektronik. Namun untuk memastikan, Saya tetap menunggu hasil tes DNA korban."
"Laksanakan!" Rio meninggalkan ruangan Mr. Darwis. Namun belum sempat membuka pintu, Mr. Darwis memanggilnya lagi.
"Dok, sebentar! Bawa berkas-berkas ini. Berkas-berkas ini berisi data orang hilang dan sample dari keluarga yang kehilangan sanak saudaranya. Ada sample rambut, ada yang membawa hasil sample darah, dan lain-lain. Coba cocokkan dengan data yang akan Anda peroleh besok."
Rio mengambil tumpukan berkas tersebut. "Terima kasih, saya akan kerjakan." Rio meninggalkan ruangan Mr. Darwis dan berjalan menuju lab.
Sesampainya di lab, Rio menghempaskan tumpukan berkas tersebut ke atas meja tugasnya. Bruk. Rio nampak sangat lelah. Ia menoleh ke sebelah kanan melihat Hasan dan Haris sedang serius memperhatikan laptop.
"Hey, ayolah! Sekarang bukan saatnya online, Bung!" Rio menegur Hasan dan Haris.
Hasan menoleh ke arah Rio. "Kemari Dok, anda akan terkejut melihat ini. Haris menemukan petunjuk."
Rio bergegas menghampiri Hasan dan Haris dan menanyakan apa yang mereka temukan. Lalu Hasan memperlihatkan apa yang telah Haris temukan kepada Rio.
"Apa anda pernah melihat yang seperti ini, Dok?"
Rio terdiam sejenak memperhatikan simbol-simbol pada kertas tersebut. Hasan dan Haris menahan nafas berharap Rio tahu sesuatu tentang simbol-simbol tersebut. Responnya, Rio hanya menggelengkan kepala. Hasan dan Haris menghela napas – sedikit kecewa.
"Saya baru saja ingin mencari tahu simbol-simbol ini di internet."
Waktu sudah menunjukkan kurang dari pukul dua siang. Mr. Abraham dan timnya telah tiba di markas. Mereka bergegas menuju lab untuk mengetahui apa yang ditemukan Hasan. Tanpa mengetuk pintu, Mr. Abraham langsung masuk ke lab ditemuinya Hasan, Rio, dan Haris yang sedang berdiskusi.
"Apa yang kalian temukan?" tanya Mr. Abraham.
Hasan, Haris dan Rio kompak menoleh ke arah Mr. Abraham dengan sedikit terkejut karena mereka masuk secara tiba-tiba. Hasan menjawab bahwa Haris telah menemukan petunjuk berupa kertas bertuliskan simbol aneh. Mr. Abraham berjalan menuju meja bundar tempat Hasan, Rio, dan Haris berdiskusi. Hasan memberikan kertas tersebut kepada Mr. Abraham.
"Ini adalah pesan rahasia. Sudah Anda pecahkan pesan ini?" Mr. Abraham ingin tahu lebih jauh. Ia bertanya apakah Hasan sudah memecahkan simbol tersebut. Sementara Rangga mendokumentasikan temuan dengan kameranya.
"Belum."
"Bagaimana menurutmu, Kim?"
"Saya juga belum pernah melihat yang seperti itu."
Mr. Abraham akhirnya menugaskan Hasan dan Kim untuk memecahkan pesan di balik simbol tersebut. Sedangkan Rio dan Haris kembali mengerjakan tugasnya mencari kecocokan DNA dari warga yang kehilangan saudaranya dan DNA korban.
-o0o-
Light House Case sudah memasuki hari ketiga. Hujan lebat mengawali hari Jum'at yang agung. Rio dan Haris masih disibukkan dengan pencocokan sampel DNA. Sementara Kim dan Hasan belum juga memecahkan kode rahasia yang didapat dari mayat pria misterius.
Di hadapan Kim dan Hasan bertumpuk buku-buku teknik persandian dan enkripsi. Mulai dari teknik klasik sampai modern. Belum lagi referensi dari Internet dengan harapan memudahkan mereka dalam membongkar simbol apa yang ada pada secarik kertas tersebut. Setelah beberapa jam mencari, akhirnya Kim menemukan cara mentranslasikan simbol-simbol tersebut ke dalam abjad. Simbol tersebut adalah Blitz Chiper[1].
Kim dan Hasan bisa bernafas lega, berharap hanya ini saja yang harus mereka pecahkan. Namun perasaan lega itu hanya sementara. Simbol-simbol yang mereka translasikan ke dalam abjad hanya membentuk huruf-huruf acak tak beraturan. Kode tersebut membentuk sekumpulan huruf J I I Z Z C N E T M D N X.
"Ini pasti bercanda." Hasan bergumam sembari menggelengkan kepalanya.
"Kita harus menemukan petunjuk lain." Kim bangkit dari kursinya.
"Sebentar Kim, ingat korek api bertuliskan 'Singapore' yang ditemukan di pulau Lighthouse?". Hasan mengingatkan Kim. "Apakah itu bisa dijadikan petunjuk?", lanjutnya.
"Saya rasa tidak cukup. Kita harus mencari petunjuk lain pada mayat itu." Kim berjalan ke luar ruangan diikuti oleh Hasan.
Mereka berjalan menuju lab di mana mayat pria misterius tersebut disimpan dan diawetkan untuk keperluan penyelidikan. Kim ingin mencari petunjuk lain pada mayat tersebut karena mustahil huruf-huruf acak tersebut dipecahkan tanpa ada keterangan lain. Sesampainya di sana, Kim dan Hasan memeriksa tubuh sampai ke pakaian mayat tersebut. Tidak ada "kunci" yang dirasa bisa untuk memecahkan kode yang mereka temukan. Hanya merk yang tertera pada kerah baju bertuliskan Vigenere.
Catatan Kaki:
1. The Blitz Ciphers adalah buku terenkripsi yang diduga ditemukan di London setelah Perang Dunia II.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Codes
ActionJasad tanpa identitas ditemukan terbujur kaku di sebuah pulau kecil dengan lubang di lehernya. Pakaiannya masih rapih, lengkap dengan jas berdasi. Jasad tersebut membawa petunjuk yang harus dipecahkan Mr. Abraham bersama dua detektif hebatnya yakni...