Episode 26 - Escape

214 17 6
                                    

Hasan bersama Rangga telah sampai di pelabuhan. Area tersebut telah distrerilisasi oleh kepolisian sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk ke sana.

"Maaf pak, area ini telah disterilisasi. Tidak boleh ada orang di sini kecuali penyidik!" Seorang polisi menahan langkah Hasan dan Rangga.

"Saya Hasan, detektif yang ditugasi mengusut kasus Light House." Hasan menunjukkan kartu namanya kepada polisi yang berjaga.

Mereka saling menatap sejenak. Polisi tersebut berfikir sejenak lalu ia berkata, "Baiklah, tunggu sebentar." Ia mengambil radio di sakunya lalu menghubungi pimpinannya. Setelah berkoordinasi via radio, Hasan dan Rangga dipersilahkan masuk.

Mereka mencari terowongan yang diduga salah satu ujungnya berada pada Attrium Apartemen. Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka menemukan pintu masuk terowongan tersebut. Pintu itu dijaga ketat oleh kepolisian.

"Maaf, pak anda tidak boleh masuk!" Lagi-lagi laju mereka tertahan oleh petugas yang berjaga.

"Saya detektif Hasan." Seperti biasa, Hasan menunjukkan kartu idetitasnya.

"Maaf pak, siapa pun Anda, Anda tidak bisa masuk ke dalam sana. Komandan kami memerintahkan demikian."

"Mr. Abraham memerintahkan kami untuk melakukan penyelidikan di dalam sana." Hasan mencoba berbicara lebih tenang meskipun kekesalannya mulai memuncak sejak tadi.

"Maaf tidak bisa, terowongan ini akan diruntuhkan dalam waktu dua jam lagi."

"Apa!? Bedebah! Siapa yang memerintahkan kalian?" Kemarahan Hasan telah sampai pada puncaknya. Ia menarik rompi petugas tersebut namun aksinya terhenti ketika petugas yang lain menodongkan senjata kepada Hasan.

"Hentikan! Sebaiknya Anda mundur atau terpaksa kami melumpuhkan Anda!" Petugas yang lain mengancam Hasan.

Ada 8 petugas di sana. Percuma saja Hasan dan Rangga memaksa. Mau berkelahi pun mereka kalah jumlah dan senjata. Hasan melepaskan cengkramannya diiringi turunnya moncong senjata otomatis berlaras panjang yang membidiknya.

Rangga berbisik pada Hasan, "Kita harus mencari jalan lain."

-o0o-

Hanya bermodalkan sebuah pistol, Kim berjalan terhuyung-huyung. Sesekali ia harus berhenti dan bersembunyi ketika anggota geng venom melintas. Kim harus turun ke lantai bawah untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ia menuruni tangga darurat hingga saat ini ia berada di lantai 5. Nasib sial bagi Kim, lampu di apartemen dipadamkan sehingga suasanya menjadi gelap. Kim semakin sulit melangkah bahkan ia sudah hampir putus asa.

Sesampainya di lantai 4, Kim mendengar suara tapak kaki dari bawah menuju ke arahnya. Kim panik, namun beruntung tak jauh dari hadapannya ada sebuah pintu. Itu adalah pintu akses dari dan menuju tangga darurat. Kim membuka pintu dan menutupnya kembali. Namun orang yang menuju ke arah Kim melihat bahwa pintu baru saja tertutup. Kim tahu bahwa orang itu mengejarnya, mencoba berlari dan segera mencari tempat bersembunyi. Ada dua orang yang mencoba mengejar Kim. Mereka adalah anggota Geng Venom.

Kim menemukan sebuah ruangan yang tak terkunci. Ruang tersebut sangat kecil berisi alat-alat kebersihan dan barang-barang bekas. Dua anggota Venom tadi memeriksa satu per satu ruangan sampai hampir tiba di ruangan tempat Kim bersembunyi. Kim melihat cahaya senter mereka dari celah di bawah pintu. Nafas Kim tersengal-sengal. Jantungnya berdetak semakin cepat. Tak lama kemudian dua anggota Venom tersebut sampai pada tempat di mana Kim bersembunyi. Salah seorang dari mereka bersiap membuka pintu dan seorang lainnya bersiap menembak.

The CodesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang