"Ini pasti teknik enkripsi klasik, bukan teknik enkripsi modern." Kim masih menganalisa baris kode tersebut. Ia melanjutkan, "Baiklah, apa saja yang sudah kita dapat, Hasan?"
"Korek api bertuliskan Singapore, secarik kertas berisi simbol, dan satu lagi, saya membaca merk baju korban bertuliskan Vigenere." Hasan menjawab.
"Apa kau bilang? Vigenere?" Kim menyergah. "Astaga mengapa anda tidak mengatakannya sejak tadi!" Kim memegang kepalanya, lalu bergegas mengambil sebuah pena dan secarik kertas. "Anda tahu apa itu Vigenere?" Kim beretorika pada Hasan. Hasan menggelengkan kepala.
"Vigenere adalah salah satu teknik enkripsi klasik. Harusnya anda beri tahu penemuan itu sejak tadi.", ucap Kim dengan nada kecewa sembari ia menuliskan kembali kode rahasia tersebut. Ia melanjutkan, "Kita sudah punya kunci dekripsi yakni Singapore dan teknik enkripsi itu sendiri, yakni Vigenere.".
Kim berharap kode tersebut bisa terpecahkan dengan segera. Namun tak lama kemudian, Kim meletakkan pulpennya lalu mematung.
"Kenapa Kim?" Hasan bertanya.
"Bedebah!" Kim memukul meja dengan tangannya.
-o0o-
Jari-jemari Mr. Andrew menari lincah di atas keyboard laptopnya. Ia mendapat laporan bahwa hari ini terjadi peretasan pada server kepolisian. Ia mengecek satu persatu server yang diretas namun aneh, tidak ada indikasi pencurian data dan perusakan data. Peretas hanya meninggalkan sebuah file bernama "rot13". File tersebut berisi angka-angka yang diduga adalah kordinat sebuah lokasi.
Mr. Andrew melacak alamat IP si peretas namun alamat IP tersebut berasal dari China. Ia menyadari bahwa peretas menyembunyikan identitas dan lokiasi aslinya dengan memakai IP Proxy[1] China.
Kejadian ini terdengar sampai telinga Kim. Kim tertarik dan bergegas menuju pusat data kepolisian diikuti oleh Hasan. Sesampainya di sana, Mr. Andrew menceritakan detail kejadian. Kim tersentak, lalu ia bergegas membuka kembali baris kode yang belum terpecahkan.
"Kode ini memakai teknik enkripsi klasik dua lapis, yaitu Vigenere[2] dan ROT 13[3]. Kita pecahkan kode ini dengan ROT 13 terlebih dahulu, kemudian dengan Vigenere." Kim berdiskusi dengan Hasan.
Kode tersebut berhasil di dekripsi dengan ROT 13 dan menghasilkan baris kode baru yakni, W V V M M P A R G Z Q A K. Kemudian Kim mendekripsi baris kode baru tersebut dengan teknik Vigenere dan dengan kata kunci "Singapore". Tak lama kemudian, kode tersebut terpecahkan.
"Mr. Andrew, apa isi dari file tersebut?" Hasan bertanya.
"Kumpulan angka yang diduga kordinat.", Mr. Andrew membuka isi file tersebut lalu melacak kordinat yang tertera. Tak lama kemudian pada layar lebar, muncullah sebuah lokasi yang dihasilkan dari titik kordinat tersebut.
"Bagus, kita akan ke sana." Kim berkata dengan yakinnya.
Meski kode telah terpecahkan, masih banyak tanda tanya besar, terutama siapakah pelaku peretasan sebenarnya? Karena siapa pun ia, ia pasti terlibat atau mengetahui peristiwa di balik Light House Case.
Catatan kaki:
1. Proxy adalah layanan yang disediakan untuk menjadi penghubung antara client dan server yang akan diakses. Lalu menyembunyikan lokasi dan alamat IP asli dari client.
2. Cipher Vigenère adalah metode mengenkripsi teks alfabet dengan menggunakan serangkaian sandi Caesar yang terjalin, berdasarkan huruf kata kunci. Ini adalah bentuk substitusi polialfabetik.
3. ROT13 ("rotate by 13 places", kadang-kadang ditulis dgn tanda penghubung ROT-13) adalah cipher substitusi huruf sederhana yang menggantikan huruf dengan huruf ke-13 setelahnya, dalam alfabet. ROT13 adalah kasus khusus sandi Caesar yang dikembangkan di Roma kuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Codes
AksiyonJasad tanpa identitas ditemukan terbujur kaku di sebuah pulau kecil dengan lubang di lehernya. Pakaiannya masih rapih, lengkap dengan jas berdasi. Jasad tersebut membawa petunjuk yang harus dipecahkan Mr. Abraham bersama dua detektif hebatnya yakni...