Newcastle, UK
Pagi hari yang hening di perpustakan sekolah. Seorang anak laki-laki sedang asik menyusun puzzle. Di hadapannya nampak seorang pria dewasa botak berkacamata.
Anak itu berbicara kepada pria di hadapannya. "Hai Mr. Bobby, apa kau sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan kakakku?".
"Maaf, aku belum mendapatkan informasi tersebut. Sepertinya keberadaan kakakmu memang sengaja dirahasiakan demi keselamatan nyawanya, sebagaimana kau di bawa ke sini."
"Tapi menurutmu, apakah kakakku merasakan bahwa aku masih hidup?". Anak itu bertanya lagi sembari menyusun puzzlenya.
"Aku yakin ia merasakan bahwa dirimu masih hidup." Mr. Bobby meminum kopinya.
"Kau tau, kalau saja bukan karena orang tuaku dan kakakku, aku tidak pernah mau sekolah di sini. Aku lebih suka menjadi pelukis dari pada menjadi polisi atau pun detektif."
Mr. Bobby meletakkan tangan kanannya di bahu kiri anak laki-laki tersebut, lalu berkata, "Nak, terkadang hidup membuat kita harus memilih di antara pilihan yang sulit. Terkadang pula hidup memaksa kita untuk melakukan hal yang kita tidak sukai."
"Hidup akan membuktikan kita, apakah kita lari dari kenyataan sebagai pengecut, atau menghadapi segala kenyataan sebagai pemberani.", Mr. Bobby melanjutkaan.
Anak laki-laki itu meletakkan puzzle terakhir.
"Kau benar, aku akan balas kematian orang tuaku!"
"Hey, itu lukisanmu? Biar kulihat." Mr. Bobby mengambil secarik kertas berisi lukisan yang sangat bagus. Lalu melanjutkan, "Ini bagus sekali, apakah ini bunga sakura?"
"Ya, memang." Anak itu menjawab singkat.
"Sepertinya kau menyukainya, ya?" Mr. Bobby bertanya penasaran.
"Tidak juga, hanya saja bunga sakura adalah hal terakhir yang membuat tersenyum ayahku." Mata anak itu mulai berkaca-kaca.
Suasana hening tiba-tiba sirna oleh gemuruh halilintar di luar perpustakaan. Hujan pun turun sangat deras menutup percakapan itu.
-o0o-
Beberapa tahun setelah pembunuhan terhadap ayah dan ibunya, Kim kembali mengunjungi rumah penuh kenangan tersebut. Rumah tersebut sudah tidak pernah ditempati lagi. Tidak terurus, usang, dan masih ada bekas garis polisi.
Kim masuk ke rumahnya. Semua furnitur mulai dimakan oleh rayap. Sarang laba-laba menghiasi sudut langit-langit rumah. Ia masuk menuju ruang makan tempat terakhir senyuman hangat bersama orang tuanya merekah. Meja makan itu tertutup oleh terpal yang warnanya sudah mulai kecokelatan.
Kim melihat lukisan bunga sakura lalu mengambilnya. Ia ingat itu adalah lukisan adiknya terakhir kali. Tak sengaja tetesan air mata Kim terjatuh di atas lukisan tersebut. Kim melipat lukisan tersebut dn menyimpannya di dompetnya lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Codes
AkcjaJasad tanpa identitas ditemukan terbujur kaku di sebuah pulau kecil dengan lubang di lehernya. Pakaiannya masih rapih, lengkap dengan jas berdasi. Jasad tersebut membawa petunjuk yang harus dipecahkan Mr. Abraham bersama dua detektif hebatnya yakni...