Rasya membuka matanya secara perlahan. Dia heran. Aku dimana? Batin Rasya.
"Alhamdulillah Sya.. lu udah sadar" suara itu sangat Rasya kenali. Ya! Dia adalah Khania.
"rasyaa.. Lo dahh sadarr. Gimana kepala lo ada yang sakit??? Atau badan lo yg sakit gimana bilang sama gueee" Zafran pun langsung menyerocos saat Rasya sadar.
"Apaan sih lo Fran? Rasya baru juga sadar, lo malah nyerocos gitu. Ntar kalo si Rasya pingsan lagi gimana?" Ucap kesal Khania pada Zafran.
Rasya hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu.
Derren mencoba menenangkan Khania "udah Khania, kan si Zafran cuma nanya doang." Khania malah memajukan bibirnya dan membuat pipinya menggembung. Dan membuat teman-temannya tertawa melihat tingkahnya itu.
"Yaa... maaf, gue kan tadi khawatir banget sama keadaannya Rasya" tanpa sadar Zafran mengatakan bahwa ia khawatir sama Rasya.
"Apa kata lo? Lo khawatir sama Rasya?" Tanya Hilya kepada Zafran dengan penuh penekanan.
"ehhh maksud gue, gue kan temennya rasya juga jadi nggak apa lah gue khawatir juga sama nih anak" Zafran pun membela diri nya agar tidak diketahui teman teman nya bahwa sebenarnya ia sangat khawatir sama Rasya.
"Eem.. temen apa temen??" Azkia menggoda Zafran agar dia jujur.
"Ya temen lah. Kan kita temenankan Sya?" Zafran masih membela dirinya.
"Iya iya" jawab Rasya pasrah.
Untung mereka gak curiga batin Zafran
"Yaudah. yang penting Rasya udh sadar" Randy menegur teman-temannya.
"Lu kok bisa pingsan sih? Pasti lu gak sarapan lagi ya?" Khania sangat hafal penyebab Rasya pingsan.
"Sarapan kok, tapi tadi karena buru-buru jadi gue makannya cuma dapet 2 suap aja" Rasya membela dirinya. "Sama aja kali Sya" ya, tebakan Khania benar lagi. Penyebab Rasya pingsan adalah Rasya tidak sarapan.
"Hah.. kan gue udah bilang berkali-kali. Kalo sarapan itu jangan sambil berantem sama kakak lo! Udah, gue beliin bubur dulu ke kantin." Khania pun berjalan keluar UKS menuju kantin. Dan diikuti Derren.
"Hm? Kok lu ikutin gue sih?" Khania tersadar jika Derren mengikutinya. "Aku mau bantuin kamu bawa buburnya" Khania terdiam, penjelasan itu tentu membuat jantung Khania berdetak cepat.
Keheningan pun menyelimuti mereka, tidak ada yang membuka pembicaraan lagi. Tanpa disadari pun mereka sudah sampai di kantin. "Udah, kamu tunggu aja di sini, biar aku yang pesenin buburnya" Derren mengambilkan sebuah kursi untuk Khania. "Iya" jawaban singkat Khania.
"Kenapa tiba-tiba dia ngomongnya pake aku-kamu? Padahal kemarin ngomongnya masih pake gue-loe? Kesambet apa sih dia?" Batin Khania.
Derren menghampiri Khania dengan bungkusan di tangannya. Dan Khania masih terduduk di kursi dengan ribuan pertanyaan yang melintasi pikirannya.
"Khania?" Derren memanggil Khania dengan lembut. "Eh? Astagfirullah" Khania tersadar dari lamunannya. "Kamu kenapa? Kok melamun gitu?" Tanya Derren dengan penasaran.
"Gak papa kok Der, buburnya udah selesai?" Khania sedikit berdebar untuk menjawab pertanyaan dari cowok yang menjadi pikirannya sekarang.
"Udah yuk? Kita balik ke UKS? Nanti yang lain pada nungguin" ajak Derren. Khania hanya menjawab dengan anggukan saja.
***
"Nah.. itu mereka" Nathan menunjuk ke arah dua siswa yang baru saja datang.
"Assalammu'alaikum" Derren dan Khania mengucapkan salam dengan serempak.
"Wa'alaikumsalam" jawab mereka serempak. "Kalian dari mana aja sih? Kok lama banget?" Tanya Nathan.
"Sengaja, biar gua bisa lama-lama sama si chubby" Derren menatap wajah Khania dengan genitnya.
"Derren!" Khania menegur Derren.
"Hehehe.. gak kok Khania. Tadi kita lama karena ngantri dulu" Derren memberi penjelasan yang sebenarnya. Khania sangat kesal dengan Derren, karena setiap Khania marah, Derren malah menertawai nya.
"Udah Sya, ini lu makan dulu" Derren memberikan bubur yang sudah ia belikan kepada Rasya. "Makasih ya Der" Rasya berterima kasih kepada Derren.
Khania pun duduk didekat Rasya. Seperti biasa, Derren selalu memperhatikan gerak-gerik perempuan yang menurutnya lucu itu .
"Eh, udah jam setengah 9. Kita ke kelas yok guys?" Nathan mulai panik, bahwa sebentar lagi akan pergantian jam pelajaran. Dan guru yang ini sangat lah killer.
"Gue izin dulu ya? Gue mau jagain Rasya aja" Khania sangat tidak tega jika dia juga meninggalkan Rasya seorang diri.
"Gue sama Zafran juga disini aja. Takut mereka butuh apa-apa" Khania membulatkan matanya mendengar itu.
"Ya udah deh? Kalo gitu, kita ke kelas dulu ya?" Ucap Randy. "Syafakillah Sya?" Mereka berenam mengucapkan itu secara serempak.
"Haah.. makan yang banyak Sya, biar lu gak sakit lagi" Derren dan Zafran hanya tersenyum melihat persahabatan yang sangat manis itu.
***
Assalamu'alaikum temen-temen..
Gimana part ini? Baper gak sama tingkah lakunya si Derren ama Zafran?
Kira-kira, Zafran bakal ketahuan gak ya kalau ternyata dia suka sama Rasya?
Tunggu di part berikutnya ya guys, maaf ya kalo ada typo yang meraja lela.
Jangan lupa Vote & Comment ya?
Oke?
Assalammu'alaikum..

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Love On (HIATUS)
Random(WARNING!! Mohon maap partnya ada yang kebalik:)) [Maap banget ya sahabat kalo cerita ini masih rada-rada aneh/gak nyambung] Khania Zalva Mufidah adalah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Dia cantik, tetapi dia adalah cewek yang sangat cuek. Namu...