part 8

53 7 0
                                    

"Khania!"

Terdengar seperti ada yang memanggil Khania. Khania pun mencari-cari orang yang memanggil namanya. Tapi.. tidak ada yang menghampirinya.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Khania pun langsung berdiri dari tempat duduknya karena kaget.

"Astagfirullah!!" Teriak Khania kaget.

"Ada apa Khania?" Nadine jadi juga ikutan kaget.

"Daffa? Ya Allah.. gue kirain siapa?" Khania mengelus-elus dadanya. Dia masih sangat kaget.

"Maaf Khania, gue kirain lu gak bakal kaget" Daffa meminta maaf dan terkekeh.

"Lagian lu ngapain sih kesini? Lu sama siapa? Ooo jangan-jangan lu cecer dari rombongan lu ya?" Nadine pun mulai keluarkan jurusnya, yaitu kalo nanya orang cepet banget

"Satu-satu kali Dine. Itu gue sama Randy Squad"

Randy squad? Berarti ada Derren? Dalam hati Khania

"Assalamu'alaikum" seorang remaja laki-laki datang.

"Wa'alaikumsalam. Derren?" Khania ternganga melihat Derren juga ada.

"Dek, ini kerupuk basahnya udah jadi"

"Eh? Udah ya? Berapa bu?" Khania sudah siap dengan uang yang ada di tanganya.

"20 ribu dek"

"Ini bu" Derren memberikan uang berwarna hijau itu kepada ibu penjual.

"Lho Der? Kok cuman Khania aja yang dibayarin? Gue gak?" Nadine nyeletuk

"Enak aja, lu bayar sendiri lah" Derren mulai ngegas.

"Udah Der, biar aku aja yang bayar. Uang kamu itu simpen aja"

"Gak. Ini bu ambil. Kembaliannya ambil aja ya?" Derren sedikit melawak.

"Itu uangnya pas kali pak" Khania dan Nadine menjawab dengan tertawa.

Berbeda dengan Daffa yang keliatan panas melihat Derren yang menurutnya sok perhatian dengan Khania. Tidak mau kalah dari Derren. Daffa pun ingin membelikan air mineral untuk Khania.

"Khania, beli air minum yuk? Biar gak seret pas kamu makan kerupuk basahnya" Daffa menarik tangan Khania. Dengan cepat Khania menarik tangannya kembali.

"Maaf Daf, gue udah bawa air minum  sendiri. Lagian kerupuk basahnya mau gue makan di rumah aja. Makasih" Khania kaget dengan Daffa yang seenaknya memegang tangannya.

"Oh iya Der, aku sama Nadine ke sana dulu ya? Makasih udah bayarin. Nanti aku gantian traktir kamu"

"Iya Khani" Derren menjawab dengan anggukan yang semangat.

"Ayo Dine. Bye Derren, Daffa.. assalamu'alaikum?" Khania pun menarik Nadine dan mulai menjauh dari Daffa dan Derren.

❣❣❣

Khania sudah sampai di rumahnya. Dia pun memparkirkan motornya di garasi. Kemudian dia masuk ke dalam rumah.

Sunyi

Seperti itu lah keadaan rumah Khania disetiap harinya. Dia hanya tinggal di rumah bersama abangnya. Orang tuanya berada di luar kota karena tugas kerja.

"Assalamu'alaikum? Bang Hamas.. Khania pulang" Khania pun meletakan sepatunya di rak sepatu. Rumahnya rapi sekali.. sepertinya bang Hamas sudah membereskannya.

"Wa'alaikumsalam.. eh adik abang udah pulang?" Bang Hamas menyambut kedatangan adiknya.

Tidak lupa Khania mencium tangan laki-laki yang ia sayang  dan cintai itu.

Dia adalah Hamas Zumara Mahendra. Seorang mahasiswa jurusan Akuntansi yang sudah menginjak semester akhir. Dia adalah orang yang sangat taat pada agama. Dia lah yang mengajak Khania untuk berhijrah.

"Udah, sekarang kamu mandi dulu ya? Abis itu kita makan bareng" Hamas mengusap kepala adiknya itu.

"Iya bang"

❣❣❣

Hamas sudah menyiapkan semuanya, dari makanan hingga minuman. Hamas memang sangat pandai memasak. Semenjak orang tuanya pindah bertugas keluar kota. Dia belajar memasak hingga dia pandai seperti sekarang. Maka dari itu Khania menjadi sedikit gemuk:).

"MasyaAllah.. kayanya enak banget nih bang?" Khania menarik kursinya yang tepat berhadapan dengan Hamas.

"Oh iya dek, ini kerupuk basah punya siapa?" Hamas menyodorkan kerupuk basah yang sudah ada di atas piring.

"Oh itu, tadi adek beli waktu car free day dan di bayarin sama temen adek" Khania menjawab dengan santai sambil menyantap makanannya.

"Siapa?" Hamas mulai penasaran.

"Derren" Hamas hanya mengangguk dengan santai.

Khania memang suka curhat dengan abangnya ini. Menurutnya Hamas adalah orang yang sangat tepat untuk menjadi teman curhatnya. Karena Hamas juga selalu memberi saran bahkan tidak jarang juga dia menasehatkan adiknya itu.

"Oh iya dek, tadi ayah dan bunda ada nelpon abang.."

"Apa kata mereka bang?" Tanya Khania dengan penuh semangat.

"Jangan di potong dulu dong, kan ababg belum selesai ngomongnya"

"Heheh.. iya bang maaf"

"Heheh.. jadi gini, tadi bunda telpon abang. Katanya bunda mau mau ngomong sama kamu tapi kamunya kan lagi pergi. Dan ayah langsung minta sampaikan pesan ayah ke kamu.." Hamas melihat adiknya yang mendengarkan dengan sangat serius sehingga membuat mukanya menjadi lucu dan ia tertawa.

"Mukanya jangan serius gitu juga kali" Hamas tertawa hingga terbahak bahak.

"Ii.. abang! Giliran adek serius di ketawain. Cepetan dong lanjutin"

"Iya iya.. kata ayah dan bunda.. besok hari Senin mereka akan pulang"

"APA?!!" Khania sangat kaget. Akhirnya orang tuanya itu pulang.

"Benerankan bang? Abang gak lagi bohongin Khani kan?"

"Untuk apa sih abang bohongin kamu?"  Hamas mencubit gemas pipi adiknya itu.

"Jam berapa mereka berangkat?" Khania bertanya dengan penuh semangat.

"Katanya sih jam 3 mereka berangkat dan sampenya sekitaran jam setengah 4. Jadi besok pulang sekolah abang langsung jemput kamu dan kita langsung berangkat ke bandara"

"Okee" Khania mengacungkanbjari jempolnya.

"Udah, makan lagi"

Khania pun melanjutkan makannya dengan lahab.

❣❣❣

Assalamu'alaikum sahabat hijrah

Maaf ya chapter ini mungkin gak nyambung pake banget😅

Tapi gimana ni sahabat hijrah, bang Hamas bisa jadi abang able gak ni?😅

Jangan lupa vote & comment ya sahabat hijrah..

---------------------------------------------------------

_*TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM, BARAKALLAHU FiiKUM*_

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H

Assalamu'alaikum..❤

Hijrah Love On (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang