Prolog

885 146 27
                                    

Seorang gadis sedang duduk di meja belajar khusus di kamar pribadinya, sambil membaca buku dengan berjudul Menjadi Pembela Islam. Ia sangat serius membaca buku itu sehingga tidak menyadari Malaikat tak Bersayap yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang yang tulus untuknya, ia adalah Umminya yang bernama Sa'diyah.

Abi dan Umminya senantiasa menasehati anak semata wayang yang di sayangi untuk Senantiasa Mengingat Allah seperti yang dilakukan Ummi Sa'diyah sekarang. Ummi menghampiri Anaknya dengan langkah pelan seiring dengan tatapannya yang lembut.

Saat berada di depan anaknya, Gadis manis itu menoleh karena merasa ada yang memperhatikannya, sehingga tatapannya jatuh pada UmmiNya. Ia bangkit seraya berkata, "Ummi, ada apa? Kenapa tidak memanggil Aya?"

Ummi yang mendengar pertanyaan anaknya tersenyum teduh membuat anaknya tersenyum lebih lebar menyambut perkataan Umminya. "Ummi ingin melihat apa yang dilakukan Aya, sehingga Ummi bahagia melihat Aya membaca buku untuk memperdalam pengetahuan Islam, tapi Abi pulang lebih cepat dan ingin mengajak Kita untuk mengaji bersama."

Aya melihat jam yang tergantung di dinding yang mengara pada pukul 16:40. Lalu Aya menoleh pada Ummi yang di cintainya dengan Senyum yang terlukis di wajah Gadis manis itu dan Berjalan menghampiri Umminya, seraya berkata, "Maaf ya ummi, Aya sangat fokus membaca buku sehingga tidak menyadari bahwa waktu terus berjalan dan Aya juga tidak menyadari kehadiran Ummi."

Ummi ternyum lembut akan perkataan anaknya, "Tidak apa-apa nak, ya sudah susun bukunya ya. Ummi tunggu ya nak." kata Ummi sambil melihat buku anaknya yang berjejer siap untuk dibaca.

Aya tersenyum mendengar Perkataan Ummi yang penuh perhatian. Aya mengangguk kepalanya pertanda mengiyakan apa yang dikatakan Umminya. Lalu, Ummi keluar dari kamar Anaknya menuju ruang ibadah —yang di khususkan tempat ibadah di rumah tersebut. Aya yang melihat Ummi keluar dari Kamar yang bernuansa warna putih, segera merapihkan buku-buku yang tadinya Aya berniat untuk membaca buku itu semua.

Aya tersenyum mengingat dirinya sudah bertanggungjawab atas segala Perkataan dan perbuatannya semenjak Tahun lalu.

Dengan Allah memberikan kepercayaan kepadanya untuk menanggung atas segala apa yang dilakukannya di Bumi Allah, tanpa harus melibatkan Orangtuanya yang bertanggungjawab atas setiap dosa-dosa yang di perbuatnya.

Yaa, Aya sudah menerima bahwa ia sudah baligh, sudah lantas berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan segala upaya yang akan di laksanakannya. Masa dimana Aya memberikan beban, tapi sekarang sebaliknya yaitu Aya yang menerima beban.

Bukan beban, tapi lebih tepatnya Tanggungjawab.

Namaku Sumayyah Kesuma, kedua Orangtua ku memanggilku Aya. Aku lahir di medan pada tanggal 03 Maret 2004. Umurku sekarang sudah menginjak 15 tahun. Aku anak tunggal dari Pasangan Hisyam Kesuma dan Sa'diyah Kesuma.

Tidak ada yang spesial, karena masa spesial telah menyempurnakanku tahun lalu. Menjadikan diriku untuk siap atas segala kondisi yang terjadi, layaknya Ibunda Sumayyah yang siap berkorban nyawa demi menjunjung tinggi Allah yang Maha Esa.

Yah, Aku harus siap. Oleh karena itu, aku butuh asupan ilmu dan teman untuk mengokohkan niat ini. Sebagaimana para Sahabat yang saling menasehati dan berdiri bersama bersama para sahabat lainnya. Oke, sampai sini dulu ya perkenalanku.

Aya berniat akan senantiasa berjuang dengan terus melakukan kebaikan untuk Mencari Ridha sang Pencipta yaitu الله سبحانه و تعالى‎.

Disaat Aya mendapat Ridha Allah maka Aya akan mendapatkan nikmat Iman yang luar biasa. Aya tidak tau bahwa disinilah Awal Perjuangannya sebagai seorang Muslimah dimulai.

Hamasah untuk Sumayyah dan kita semua!


TBC.


10 Juli 2019
.......................................

📝 Author Note.

Malaikat tak Bersayap = Seorang wanita yang memberikan kasih sayang terhadap anaknya, yaitu Ummi.
Anak Semata Wayang = Anak satu-satunya.
Baligh = Telah sampai dimana seseorang telah ada pada tahap Dewasa.

_________________________


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Terimakasih buat Teman-Teman yang membaca Karya Pertama Saya😁.

Berikan Kritik dan Saran teman-Teman sebagai masukan untuk motivasi saya dalam berkarya.

Dilarang keras mengcopy atau mendaur ulang cerita saya. Cerita ini hasil dari Pemikiran saya sendiri. Saya harap Teman-Teman menghargai itu semua.

Terimakasih.
Saudarimu, Umara Raihana.

Mencari Ridha AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang