Umar bin Khattab berkata,
ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]
* * *
"Sumayyah!"
Seruan itu terdengar keras, bahkan beberapa siswa menoleh ke arah seorang gadis yang mengenakan Jilbab putih abu-abu dan kerudung putih menjuntai ke bawah dada.
Semua siswa terpelongo. Melihat gadis tempramen sedang mengenakan busana terusan. Apa kiamat akan datang hingga gadis tempramen itu hijrah? Itulah pikir dari semua siswa-siswi yang memandang Amirah.
Yah, gadis itu Amirah yang memantapkan hatinya untuk memulai semuanya dengan menjalankan kewajiban termasuk mengenakan Jilbab dan Khimar.
Sumayyah tidak mempedulikan tatapan mereka. Senyum terpatri diwajah melihat sahabatnya. Siapa yang tidak bahagia kala dakwah mu tersampaikan? Tentu saja, siapapun akan bahagia.
"Assalamu'alaaykum Amirah."
"Wa'alaykumussalaam Warahmatullahi Wabarakatuh Sumayyah. Apa kabarmu sahabatku?"
Mereka berbincang sambil melangkah ke lapangan dimana ada bangku panjang untuk melepas obrolan kedua gadis itu yang tiada hentinya.
"Alhamdulillah, aku baik. Bagaimana denganmu?"
"Jujur, sedikit kesal sih tapi bukankah kita harus menghadapi ujian dengan senyum dan ikhlas?"
"Tentu saja. Ujian itu salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada kita."
"Aku paham. Tiga bulan ku lalui dengan dosa tapi tidak pernah mendapatkan rintangan bahkan aku merasa hidupku monoton. Tapi saat aku putus dan niat untuk Hijrah. Aku merasa beda, kelegaan selalu hadir didalam dada. Sekesal apapun, aku sudah jarang menggunakan tangan dalam menyelesaikan masalah. Sumayyah... Terimakasih."
Senyum itu, Amirah tulus memberikan senyum itu. Sumayyah menangis menyambutnya.
"Aku senang mendengarnya sahabatku. Awalnya aku ragu tapi umi memberikan motivasi kepadaku untuk senantiasa disampingmu. Amirah, aku senang kamu memanggapku sahabatmu. Kau tau, jilbab dan kerudung ini yang membuatku sulit mendapatkan teman. Tapi aku yakin, Allah tidak akan memberikan ku kesulitan dengan berjuang seorang diri.
Rasulullah ﷺ tidak mampu menyiarkan Islam apabila tidak ada para Sahabat. Peran sahabat penting dalam menyampaikan kebenaran. Dikala Rasulullah ﷺ bingung, maka para sahabat membantu memberikan solusi. Dikala Rasulullah ﷺ kesulitan maka para Sahabat menolong. Bahkan saat Rasulullah ﷺ sudah dipanggil oleh Allah, para Sahabat masih mengenang kerinduan kebersamaan.
Semua itu tertuang dalam kisah Utsman bin Affan yang merindukan kebersamaan dengan Rasulullah ﷺ, Abu Bakar dan Umar. Khalifah Ustman menginginkan berbuka puasa dengan para sahabatnya. Dan, Allah mengabulkannya."
Air mata merembes di wajah ayu itu. Kedua gadis itu mengingat betapa rindunya Utsman dengan para Sahabat. Mereka merasakan kerinduan yang dirasakan Khalifah Utsman sungguh membuncah. Kerinduan itu, sangat langka.
"Kematian Khalifah Utsman memang patut kita bilang pembunuhan yang tragis. Tapi semua itu adalah Rencana Allah. Tidak semuanya kematian itu dilalui dengan mudah bahkan Rasulullah ﷺ saja merintih sakit saat kematian merenggut. Tapi Rasulullah berucap, “Ya Allah, berat sekali sakaratul maut ini. Timpakan saja semua ini kepadaku, jangan pada umatku.” Bukankah itu romantis?... Ah Amirah, kenapa kita membahas kematian."
Mereka tertawa. Ah, Sumayyah mampu memecahkan kesedihan yang mampir tapi semuanya lenyap. Percakapan itu belum usai.
"Sumayyah aku tidak takut denganmu. Bila mereka mengecapmu sebagai radikal atau apapun itu. Kau tetaplah sahabatku. Aku tidak tau harus berucap apa, aku bukan sahabat yang bisa memberikan kalimat motivasi untukmu. Tapi harus kamu tau Sumayyah, aku ingin menjadi Umar yang tidak banyak kata tali banyak tindakan bagimu. Aku memang bukan seorang Abu Bakar yang berpikiran bijak dan tanggap dalam mengambil keputusan. Tapi Aku akan senantiasa menjagamu dari mereka yang menghinamu. Aku akan senantiasa disampingmu kala mereka menjauh darimu. Aku akan senantiasa bersamamu agar kita dipertemukan di Surga-Nya kelak. Sumayyah, aku tidak tau tentangmu tapi aku ingin menjadi Umar yang senantiasa bersamamu dan membantu dalam kesulitan menghampirimu."
Sumayyah tertegun. Amirah luar biasa. Ia menangis, menangis bahagia. Sahabat? Itu benar, Sumayyah membutuhkan seorang yang mau bersama dengannya untuk Mencari Ridha Allah.
Dulu, Sumayyah orang yang terbuka. Menerima siapapun untuk menjadi temannya. Namun, teman itu yang menganggap dirinya aneh membuat dirinya sulit untuk bersosial. Tapi semua itu hilang kala mengenal Amirah.
Semua orang ramah kepadanya dan tidak secara langsung menjauhinya karena ada Amirah. Amirah gadis ceria dan pandai bergaul. Oleh karena itu, banyak yang mau menjadi temannya. Sumayyah akui itu, Amirah teman yang luar biasa.
"Amirah.. aku.."
Amirah merangkul bahu sahabatnya, ia tidak memedulikan ekspresi terkejut Sumayyah. Amirah malah tertawa.
"Sumayyah. Cukup melankolisnya. Waktunya kita masuk, sebentar lagi bel berbunyi. Aku tidak mau dicap sebagai pendosa karena mengajakmu dan membuat waktu terbuang."
"Ish, Amirah! Aku sedang terharu loh."
"Nanti aja, ayo kita ke kelas."
Sumayyah menganggukkan kepalanya dan mereka beriringan sambil celoteh agar tidak ada waktu yang terbuang kala bersama sahabat.
Tidak mempedulikan tatapan aneh dari siswa-siswi setiap kedua gadis itu melangkah. Mereka hanya ingin membuat waktu bersama sebelum Sang Illahi memanggil. Kenangan, Iyah. Mereka ingin membuat kenangan agar bisa dikenang sampai Ajal menjemput.
'Umar itu keras. Namun, Rasulullah ﷺ mampu membuat sikap Umar menjadi lemah lembut walau perawakan keras itu tidak hilang. Begitupun denganku Sumayyah, Aku seorang gadis yang senantiasa menggunakan tangan dalam menyelesaikan masalah. Amarah selalu menggerogoti pemikiranku, namun semua lenyap kala nasehat tersampaikan untukku. Aku mampu dalam mengendalikan diri untuk senantiasa menjadi Muslimah. Sumayyah, Terimakasih.'
31 Desember 2019
________________________
“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.[HR. Bukhari dan Muslim]
- - -Catatan: Aku seorang Muslimah. Dan seorang Muslimah tidak merayakan Tahun Baru. Ingat!
![](https://img.wattpad.com/cover/185516854-288-k855876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Ridha Allah
Espiritualالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 16 #Inspirasi (20 Nov 2019) 26 #Motivasi (05 Des 2019) 39 #Istiqomah (10 Okt 2019) 33 #Rohani (10 Okt 2019) 76 #Hijrah (10 Okt 2019) 66 #Muslimah (10 Okt 2019) - - - - - - - - - - Sumayyah binti...