Kewajiban Jilbab dan Khimar

198 71 0
                                    

Mereka menangis bahagia. Menangis karena Allah mengirimkan seorang Sahabat yang hebat untuk membantu dirinya dalam mencari Ridha Illahi.

Terimakasih ya Allah...


____________ ❣️ _____________

"Alhamdulillah ya Mir. Rasanya kebahagiaan ini terlalu membuncah hatiku. Melihatmu memakai Jilbab dan Khimar ditemani brus persahabatan yang kita beli semester lalu."

Amirah tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda setuju pernyataan sahabatnya.

Ia tersenyum mengingat Mama. Wanita terhebat yang tak pernah lelah memberikanNya kasih sayang dan menyeru untuk melakukan kewajiban serta kebaikan. Ia takkan pernah lupa pada Mama. Wanita yang merelakan dirinya untuk menjaga, melindungi, menuntun, bahkan takkan pernah terbayang pengorbanan sang mama.

Pengorbanan yang takkan pernah bisa ia baliki. Mengandung dirinya selama 9 bulan. Menjaga dirinya saat ia tidak tidur tengah malam. Menuntunnya kala ia tersesat, jatuh dan patah hati. Sungguh, takkan ada wanita yang mampu menggantikan posisi beliau.

"Iya ay. Mamaku memberikanku langsung Jilbab dan Khimar yang sudah lama ia berikan untukku. Hanya saja, aku yang selalu menolaknya. Aku yang selalu berfikir bahwa memakai Jilbab itu sungguh merepotkan. Belum lagi rasa panas dan resah yang kurasakan kala itu.. --

-- ..Tapi tidak dengan sekarang. Aku bahkan Nyaman dengan apa yang melekat pada tubuhku ini. Jilbab dan Khimar ini membuatku merasa bahwa aku seorang Muslimah. Mungkin, orang lain akan berfikir bahwa aku aneh. Tapi dikala niatku untuk Allah yaitu dengan cara menjalankan Syari'at Islam dan Melakukannya karena RidhaNya serta keRidhaan dari kedua orangtuaku, serta motivasi dari abangku, adikku dan sahabatku Sumayyah. "

Sumayyah tersenyum. Ia merasa nyaman dan bahagia karena sahabatnya menyebut namanya. Siapa yang tidak bahagia saat seseorang menyelipkan namamu sebagai motivasi hidupnya?

"Jadi, kamu sudah mengerti Kewajiban Muslimah memakai Jilbab dan Khimar?"

Sumayyah bukannya tidak mengerti bahwa Sahabatnya --Amirah-- memahami tentang kewajiban Jilbab dan Khimar. Ia tau bahwa Sahabatnya itu pasti paham akan Jilbab dan Khimar. Hanya saja, ia ingin mengupas Ilmu yang telah dipendam oleh sahabatnya.

Inilah Sumayyah, ia tidak ingin membanggakan ilmu yang ada pada dirinya melainkan ia menginginkan tanggapan seseorang yang memiliki ilmu termasuk sahabatnya. Ia ingin mendengar dari Sahabatnya tentang Jilbab dan Khimar.

Apabila ada yang tidak ia tau maka akan ia ingat. Tapi apabila yang disampaikan Sahabatnya tidak tepat pada kebenaranNya, atau Ragu dalam KebenaranNya maka akan dicari bersama-sama kebenaranNya.

Ia hanya ingin merasakan berjuang bersama. Mencari Ilmu dan Mengamalkan Ilmu bersama Sahabatnya. Seperti Rasulullah yang terus berjuang bersama Para Sahabat. Yang bertanya tentang tanggapan dari Para Sahabat.

Beda Pemikiran Sumayyah. Beda juga tanggapan Amirah.

Amirah tau bahwa sahabatnya --Sumayyah-- menginginkan dirinya untuk menyebarkan IlmuNya kepada Sahabatnya.

Dan Amirah merasa tersanjung karena Sahabatnya menginginkan dirinya untuk berjuang bersamanya. Seperti Fatimah binti Rasulullah dimana kala ingin selalu bercerita bersama Asma' binti Abu Bakar.

Ia beranggapan bahwa sahabatnya ingin merasakan bagaimana dakwah itu.

Dakwah yang dimulai dengan menyampaikan Ilmu kepada orang terdekat, disekitar dan seluruh dunia.

Mencari Ridha AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang