Flash back

18 0 0
                                    


Pembaca, gambar ini untuk sosok Min ah. Cocok gak? Mohon pendapatnya ya..

"Gue perhatiin, semenjak kita SMA, kamu selalu saja mengekori gadis yang bernama Antis itu."

Suara yang sangat akrab di telinga Arga terdengar menusuk telinganya.

Arga pucat dan berbalik perlahan.
Ia mendapati sesosok wajah cantik yang kalem.

Dia, Chery tunangannya.

Arga kaget. Ia seperti kancil yang tertangkap basah mencuri.
Sejenak ia terdiam mendengarkan ocehan Chery, tunangannya.

"Gue udah periksa orang yang membawa gantungan beruang dari kamu. Kamu nggak berniat macam-macam kan?" Chery memicingkan matanya ke Arga.

"Sebelum kamu memutuskan untuk cape-cape menyelidiki aku, seharusnya kamu langsung nanya sendiri ke aku, ada apa antara aku dan gadis yang bernama Antis itu." Arga memotong arah pembicaraan.

"Okhey, kamu siap menjelaskan?" Chery menatap Arga dengan lembut.

"Antis itu teman kecil aku. Dia satu-satunya jalan agar aku tau, ke mana orang -orang yang ada di masa lalu gue.
Kenapa aku hanya hidup dengan ayah, dan aku tidak pernah tau ke mana ibuku pergi ataupun tinggal. Kabarnya pun tak pernah aku dengar. Aku sudah lelah bertanya pada ayah, tapi jawabannya selalu sama.

Ibu keluar negeri dan gak akan pernah pulang lagi. Ibu sudah melupakan aku, bahkan ayah mengancam jangan menanyakan ibu lagi. Aku harap, kamu mau mengerti dan membantu aku untuk menemukan ibuku."

Arga menatap Chery yang menatapnya dengan nanar. Ia menarik nafas panjang setelah mengetahui tujuan tindakan Arga selama ini.
Tak disangkanya, Arga sangat penasaran dan kesepian tanpa ibunya. Ia menggenggam tangan Arga dengan lembut lalu tersenyum dan mengangguk kepadanya.

👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉

Rayan menatap Antis yang masih pulas di pembaringan UKS. Rupanya ia telah siuman dan membutuhkan istrahat dan telah pulas beberapa menit yang lalu.

Dari kaca pintu UKS wajah Rayan terlihat sangat khawatir dengan Antis.

"Ello masih aja dekatin dia meskipun kamu sudah menyakitinya. Lindungilah yang pantas kamu lindungi." Yuda mengagetkan Rayan.

"Maksud lo apa?" Rayan membuang pandangan ke arah lain.

"Mairah. Janji kamu untuk jaga Mairah."
Yudha menatap Rayan dalam-dalam.

"Oh, jadi sekarang elu mau bahas Mairah?" Rayan balas menatap Yudha.
"Kamu masih cemburu dengan kedekatan kami? Bukannya kalian sudah putus?" Rayan seolah mengolok Yudha.

"Dari awal gue nggak pernah bermaksud merebut Mairah!" Rayan mencoba meyakinkan Yudha.

Yudha mengangkat tangannya tanda agar Rayan menghentikan bicaranya.

"Cukup. Mairah sudah menjelaskan semuanya. Dan gue paham dengan apapun maksudmu dan maksudnya."

Dari dalam kamar UKS Antis terbangun mendengar kegaduhan.

Samar-samar ia melihat Rayan di balik kaca pintu. Tiba-tiba Yudha masuk dan menutup pintu dari dalam.
Rayan terlihat marah dan menatap ke arah Antis dan Yudha di dalam ruang perawatan. Ia pun pergi dengan emosi yang memuncak.

"Itu Rayan ya?" Antis menatap wajah Yudha yang merah padam.

"Iya. Kamu udah bangun?" Yudha mencoba membelokkan pembicaraan.

"Iya nih. Mau balik ke kelas dulu, ini kan sudah jam kedua. Nanti aku ketinggalan pelajaran lagi." Antis tersenyum ke arah Yudha.

Yudha pun membantu Antis turun dari tempat tidur dan mengantarnya sampai ke kelas.

ANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang