Oh ya pembaca, ini gambar untuk gambaran tokoh Claudia... Anggun tapi penuh tipu daya, coment ya cocok atau tidak.
Claudia tertegun melihat beberapa teman sekelasnya berkerumun dan membahas tentang Antis, gadis tomboy yang berbakat di bidang basket, dan sedang tenar karena ceritanya dengan Rayan sang ketua kelas dibumbui lagi karena berhubungan dengan ketua OSIS, Yudha.
Di luar dugaannya, dalam dua bulan di awal sekolah ada cewek yang melebihi kepopulerannya. Bahkan cewek yang digadang-gadang most wantednya sekolah itu tidak secantik Claudia. Dia hanya seorang cewek tomboy yang berbakat di olahraga basket.
Ia juga tak menyangka, Antis, anak kelas 10 itu mempunyai magnet yang dengan cepat menarik perhatian beberapa cowok populer di sekolahnya. Termaksud ketua Osis,Yudha.
Yudha adalah cowok incaran Claudia satu tahun belakangan ini. Tapi entah apa yang tak menarik di dirinya,hingga Yudha sulit ia taklukan.
Beberapa temannya yang mengelola MADING dan LINK sekolah pun berkerumun ke arahnya, karena dia adalah ketua pengelola Mading dan Link SMA PRATAMA.
"Antis.... Sepopuler itukah dia?" Claudia mendesis perlahan sambil menatap teman-temannya yang mengangguk lemah.
"Kog gue jadi penasaran ya..Hmmm... Daripada gue penasaran terus, mending kita samperin tuh anak."
👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉
Rayan memperhatikan Antis yang mulai berkeringat karena berlari ke sana kemari sambil sibuk mendribel bola hingga melakukan long shot. Beberapa kali ia melakukan slam dunk lalu kembali berlari lagi sambil terus mendribel bola.
Teman-teman berlatihnya tak kalah semangat. Seakan mereka tak peduli dengan panas matahari di siang bolong.
Ya, saat ini mereka tak begitu aktif belajar karena baru saja melakukan ulangan semester. Hanya beberapa kelas yang terlihat sedang aktif belajar karena ada materi yang sedikit terlambat mereka pelajari.
Della terlihat duduk tenang di tepi lapangan. Di sisi lain terlihat beberapa anak yang berkumpul membahas rencana camping yang akan dilaksanakan sekolah akhir minggu ini.
"Woi, bengong ajha!!"
Seseorang mengagetkan Rayan yang berdiam diri di teras kelasnya. Ia tak lain Johan, teman seangkatan Antis waktu SMP dulu.
"Jangan bilang lo gak kenal gue." Johan menyeledik ke arah Rayan yang cuek seakan tak menghiraukannya.
Rayan menatapnya sambil mengingat-ingat muka Johan.
"Jangan-jangan lo juga gak ingat Moldy teman sebangku kamu ya?"
Rayan makin tertohok dengan tuduhan Johan.
"Astaga!! Dari reaksi lo, kayaknya gue benar kamu gak ingat Moldy, cowok cupu yang berkaca mata tebal yang duduk tepat di sebelah lo tiap hari selama hampir tiga bulan ini."
"Ya, gue iinngat lah, masa gue lupa teman sebangku gue."
Wajah Rayan yang putih tiba-tiba merona karena anak yang bernama Johan ini seperti ahli telepati. Ia seakan mengetahui keadaan seseorang dalam sekali pandang.
"Jangan gugup gitu dong, nama gue Johan."
Johan menyebutkan namanya tanpa segan sedikit pun."Gue teman seangkatannya Antis."
Nama Antis menarik perhatian Rayan. Terlihat dari caranya menoleh secara tiba-tiba ke Johan. Ia sedikit gugup karena takut Johan mengetahui ia sedang memperhatikan Antis dari tadi.
"Biasa aja kale. Semua orang tuh suka merhatiin dia."
Johan menunjuk ke arah lapangan basket dengan dagunya sambil tersenyum nakal."Dari dulu, Antis tuh udah jadi cewek gebetan cowok-cowok di sekolah yang entah kenapa gak bisa mereka taklukan sampai akhir."
Johan melanjutkan ceritanya."Cerewet juga nih anak." Rayan membatin sambil tersenyum tengil dan tak dipedulikan oleh Johan yang terkenal sebagai cowok super percaya diri di kalangan Cewek-cewek.
"Dulu saja, teman gue Revan berkali-kali nembak Antis, tapi berkali-kali gagal karena gak ada respon. Hahahahha"
Gelak tawa Johan mengundang Rayan ikut tertawa membayangkan cowok yang bernama Revan itu kena apes.
"Sampai pada titik jenuh, Revan mencoba menerima kenyataan kalau wajahnya yang ganteng gak bisa menarik perhatian Antis. Ia sempat terpuruk hingga satu kejadian merubah spekulasinya."
Rayan menoleh ke arah Johan, seakan ia penasaran apa yang terjadi selanjutnya pada Revan.
"Revan merupakan pecinta binatang. Ia sering membawa kucing kesayangannya ke manapun ia pergi, gak terkecuali ke sekolah.
Saat itu hujan. Revan belum juga dijemput sopir pribadi ayahnya. Karena putus asa dengan perasaannya pada Antis, ia tak peduli berjalan kaki meskipun kehujanan."
Kasihan juga anak itu. Rayan mendengar dengan seksama cerita Johan.
"Ia berjalan sambil ditemani kucing kesayangannya. Entah apa yang ia pikirkan hingga tali yang mengikat leher kucingnya terlepas.
Kucingnya lari mengikuti bola kasti yang menggelinding ke tengah jalan. Hampir saja kucingnya Revan kempes digiling ban mobil, kalau saja Antis tak cepat menyelamatkannya."
Revan bahagia mengetahui Antis menyelamatkan Hugo, kucing peliharaan Revan. Di sisi lain Antis memarahinya habis-habisan.
Tak disangka justru Ia begitu bersemangat. Sampai ia mendapatkan bea siswa sekolah di SMA ternama di kota ini."
Johan mengakhiri ceritanya sambil menepuk bahu Rayan.
"Ternyata, sekuat itukah aura Antis mempengaruhi kehidupan seorang Revan." Rayan kembali membatin.
Mereka berdua kembali menatap lurus ke arah lapangan basket. Ternyata para atlit basket putri sedang istrahat setelah hampir satu jam latihan.
Rayan sempat teringat pertama kali ia bertemu Antis di waktu SMP dulu.
Saat itu lapangan basket di taman dekat kompleks rumah Antis sedang ramai.
Antis dan beberapa teman-temannya nampak bersenang-senang dengan bola basket di tangan mereka.Tiba-tiba bola tersebut menggelinding ke arah Rayan berdiri. Dengan malas Rayan meraij bola besar tersebut dan melemparkannya dengan sembarang hingga mengenai kepala Antis.
Sontak Antis terlihat linglung dan beberapa temannya segera menghampiri untuk memeriksa kepala Antis yang tertimpa bola basket. Beberapa temannya pun menatap ke arah Rayan berdiri.
Melihat hal itu Rayan cepat-cepat menyusup ke balik pohon yang ada di taman.
Kembali Rayan memerah membayangkan hal geli yang pernah ia lakukan dulu ke Antis.
Sementara, di lapangan Min ah menghampiri Antis dan Della yang berbisik ria.
"Antis, tuh orang yang namanya Arga. Cewek yang di sampingnya itu Chery, tunangannya."
Antis dan Min ah mengikuti arah pandangan Della yang mencuri tatap ke arah Arga dan Chery yang juga memperhatikan mereka dari sisi seberang lapangan.
Antis memperhatikan wajah Arga yang samar karena terlalu jauh dari tempat mereka berdiri. Ia seperti mencari ingatan untuk Arga di masa lalunya tapi, nihil.
Min ah memperhatikan Antis yang mencoba mengingat sesuatu tapi Antis malah menggeleng perlahan. Min ah sedikit kecewa karena harapannya untuk mengetahui siapa Arga sebenarnya di masa lalu Antis sepertinya buram.
Arga dan Chery terlihat memutari lapangan basket mendekati Antis dan kedua temannya berdiri. Tapi tiba-tiba langkah Arga dan Chery terhenti. Semua orang terperangah dengan hadirnya seseorang yang langsung mengagetkan Antis.
"Ello yang namanya Antis?"
Hmm... Kebanyakan anehnya ya? Coment ya supaya diperbaiki. 😇
Jangan lupa singgah di ceritaku yang tidak kalah super baper, keren dan tentu menarik becak, eh salah, menarik pembaca semua hanya di
https://my.w.tt/MbB0sVQUHW
Judulnya The Lovers.
Happy reading ya (maaf kalau inglish-ku jelek)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIS
Teen FictionKisah Antis si gadis tomboy yang kehilangan orang tuanya sejak kecil dan harus tinggal dengan paman dan sepupunya yang rese. Antis yang tadinya terbiasa dengan kehidupan mewah tiba-tiba harus melarat karena karyawan kepercayaan ayahnya merebut peru...