Selipan

2 0 0
                                    

Maaf baru nongol lagi.
Tenang jangan esmosi
💆💆💆💆💆💆💆💆

Happy reading...!!!

Andri dan Handoko hanya terdiam mendengar setiap kata yang terucap dari anak mereka yang masih lugu itu.

Mereka lalu saling memandang dan Handoko mengangguk tanda bahwa apa yang dipikirkan Andri tepat. Orang yang telah membuat Antis menderita selama ini adalah orang yang mereka percayai dan mereka sama sekali tak menyangkanya.

Semenjak pemeriksaan yang dilakukan Anyis, Handoko dan Andri seperti menutup diri dari semua sahabatnya.

Hampir sebulan mereka hanya menghabiskan waktu bersama. Antis sudah melupakan semua trauma yang ia alami. Setelah melakukan hipnoterapi,  ia perlahan kembali ceria seperti sedia kala.

Antis hendak ke taman hiburan bersama ayah bundanya ketika seseorang menerobos masuk ke ruang tamu dengan wajah tak karuan. Air mata dan keringat menjadi satu. Sambil sesenggukan ia memeluk Andri.

"Mas Roby jahat, uhhuu dia, dia tega duakan aku.... Dia, dia pergi dengan perempuan lain... Dia..."

Andri dan Handoko saling pandang. Mereka tidak percaya dengan apa yang telah mereka dengar.

"Mira, tenang Mira... Ceritakan pelan-pelan."

Andri mengajak Mira untuk duduk di sofa ruang tamu.

Handoko membawa Antis ke ruang keluarga dan menyuruh asisten rumah tangganya membawa segelas air putih untuk Mira.

"Ayah, kita jadi pergi?"

"Um.... Mama lagi ada urusan sayang..Bisa kita tunda nanti sore?"

Antis kecil mengangguk perlahan. Ia sedikit kecewa tapi lebih memilih masuk kamar dan main boneka.

Di ruang tamu.

Setelah meneguk habis air segelas Mira menyeka kasar air matanya.

"Belakangan ini, ia sedikit dingin. Aku pikir masalah kantor membuat dia kewalahan.

"Tapi, seminggu yang lalu aku tidak sengaja melihatnya keluar rumah. Kebetulan aku sedang membuang sampah di depan gang. Ia mengendap-endap ke sebuah mobil dan seorang wanita tersenyum padanya.

"Anehnya, wanita itu melihatku, tapi tak peduli denganku.

"Setelah beberapa saat berbincang perempuan itu mencium pipi mas Roby. Lalu mas Roby meninggalkan dia dan masuk kembali ke rumah.

"Aku shock. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa menangis. Setelah dua hari setelahnya, aku bertanya kepadanya, siapa perempuan yang aku lihat itu.

"Ia menyangkal, tapi tadi, aku melihatnya, perempuan itu datang ke rumah dan menggoda mas Roby. Lalu pergi setelah melihatku keluar dari kamar."

Mira meneteskan air bening. Hidungnya memerah dan suaranya serak.

"Mas Roby kasar padaku. Ia memukulku dan memakiku. Ia akan pergi ke Bali dan tinggal dengan wanita itu. Ia tak cinta lagi padaku, pada Arga.... Ia telah menghabiskan tabungan kami untuk perempuan itu."

Andri menghela nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Ia tak tahu harus berbuat apa.

"Andri... Sejam lagi, mereka akan ke Bali. Aku mohon.. Bantu aku untuk mencegahnya. Temani aku untuk meyakinkan dia kembali padaku.... "

Andri terdiam dan mengangguk perlahan.

Ia lalu menemuai Handoko di ruang kerjanya dan berpamitan untuk menemani Mira.

Semenit kemudian, mereka sudah meluncur di jalanan kota menuju Bandara.

👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉👉

"Halo Nova, kamu di mana?"

"Heheheh
Sepertinya ini menarik mas, aku ada di belakang mobil istrimu."

"Mau ngapain kamu?"

"Dia menuju ke Bandara. Kayaknya ia akan mencegat kita."

"Abaikan dia Nova!!! Kita hanya pergi dan dia akan menyerah."

"Aku benci pengganggu mas!!! Aku tidak mau ada dia di antara kita lagi."

Telepon terputus.

Sebuah Audi berbelok ke jalan seberang dan masuk ke lorong jalan. Audi tersebut berhenti menunggu mobil Avansa putih lewat. Seketika Audi tersebut meneyerempet bagian kiri depan Avansa dan Avansa berbelok kanan dan menabrak tiang papan reklame jalan. Bagian depan mobil rusak. Terlihat asap mengepul dari kejauhan dan beberapa orang berkumpul di sekitar mobil. Beberapa polisi mendekat sambil menghubungi rekan mereka dan sebuah ambulance.

Audi tersebut berbelok dan keluar di jalan besar menuju luar kota.

Suara getar ponsel terdengar. Dengan otomatis Nova mengangkatnya.

"Halo sayang... "

"Nova!!! Dari tadi aku telepon kenapa gak jawab?!!!"

"Aku lagi sibuk mas... Ada duri yang halangi jalanku dan aku baru saja menyingkirkannya.

"Oh, ya aku lapar. Kita ketemu di Grand Hotel ya... "

Sambungan telepon terputus.

Sory, up nya lama....

Ini kayaknya kacau deh....

Sorrry ya.....

ANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang