Maaf nih ganggu bentar hehe, aku cuma mau ngasih tau dari beberapa chapter kebelakang itu aku pakum dulu buat temen-temennya adriela, sebab fokus dulu ke posisi adriela.
Dichapter selanjutnya, pasti mereka akan comeback kok:v sans ya beb . . .
🐳🐳🐳
Setelah pulang dari Singapur Adriela lebih suka berdiam diri di kamarnya, Ralat mengurung diri sendirian
Entah kenapa akhir-akhir ini Adriela menjadi murung, setelah mendengar ucapan Arian disaat bertelepon dengan bundanya
Tentang penyakit kanker yang ia rasakan selama 3bulan lebih ini akhirnya sudah bisa dibilang mulai membaik setelah operasi di Singapur.
"Dek, buka pintunya lo belum makan besok lo sekolah" gedor Arian diluar pintu kamar Adriela
"Males" satu kata namun jelas
"Ayolah, lo jangan gini dong gue jadi khawatir cepetan keluar ga kalo ngga gue bilangin ayah kalo lo gak mau makan sama sekali?" Ancem Arian
Adriela pun langsung membuka pintu kamarnya, dengan tatapan yang kosong
"Yaudah ayo turun lo harus makan" ajak Arian sambil menggandengan tangan milik Adriela
"Bang" ucapnya
"Iya?"
"Gue takut"
"Gak papa ayo, bunda udah tau kok semuanya jadi lo santai aja" jawab arian sambil memandang Adriela
"Tapi bang, adriela takut bunda marah"
"Percaya sama abang, abang yakin bunda gak akan marah sama lo" lirihnya
Adriela pun berjalan membuntuti Arian, setelah menuruni anak tangga menuju ruang makan Adriela pun berubah menjadi agak ceria ya walaupun situasi saat ini gak seceria, hanya rekayasa saja
"Pagi bun" ucap Arian
"Pagi bunda, bun ayah mana kok gak ada si?" lanjut Adriela
"Pagi sayang, kebetulan ayah tadi pagi berangkat agak buru-buru soalnya ada urusan mendadak ya biasa kantor" jawabnya sambil menuangkang segelas susu
"Dimakan rotinya, jangan di liatin aja itu roti gak akan habis kalo lo pandang aja" sahut Arian membuyarkan lamunan Adriela
"Eh iya bang"
Hening, itulah situasi saat ini. Memang tradisi dirumah Adriela jika makan mulut hanya untuk mengunyah tidak untuk mengobrol
Setelah semuanya selesai, Diana pun angkat bicara kepada putri nya
"Adriela?"
"Em iya bun?"
"bunda khawatir banget sama kamu bunda takut kamu kenapa-napa, bunda gak mau kamu sakit lagi. Bunda janji akan selalu ngawasin kamu" ucapnya
"Gapapa bun, Adriela udah sembuh kok sekarang malahan udah membaik. Adriela cuma mau bilang maaf itu yang bisa Adriela bilang sama bunda" jelasnya
"Udah bunda maafin kok, nanti besok lusa bunda anter kamu chek up ya?"
"Iya bun, kalo gitu Adriela pamit kekamar ya persiapan buat besok sekolah"
"Iyaa sayang"
Mungkin Diana telah memafkan kesalahan yang telah Diperbuat anak bungsunya, mungkin karna ada alasan tertentu di balik Adriela tidak mencerikan kepada bundanya
Adriela hanya butuh waktu untuk saat itu, tapi waktu tidak berpihak kepadanya. Sampai diana pun mengetahui semua tanpa dari sepengetahuan Adriela
Namanya takdir, ia tidak tahu jika bundanya akan lebih dulu mengetahui penyakitnya, padahal Adriela sendiripun sudah mempunyai rencana setelah pulang dari Singapura untuk mencerikan semuanya, namun rencananya telah gagal di pinggir jalan
![](https://img.wattpad.com/cover/167178925-288-k19545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A D R I E L A •
Teen Fiction#1 frendship (17-juni-2019) #6 penyakit (23-agustus-2019) (FOLLOW DULU SEBELUM BACA) (JANGAN LUPA TINGGAL KAN JEJAK ⛤) "Gue mau tanya sama lo" "Nanya apaa?" "Em kenapa si lo gak jujur aja sama gue?" Tanya Arian "Maksud lo?" "Penyakit lo?" Adriel...