empatpuluhlima

6.2K 98 16
                                    

1 minggu berlalu, kini Adriela masih terbaring di brankar rumah sakit bahkan keadaannya masih koma, keluarga Adriela sangat mengkhawatirkan keadaanya sekarang Adriela harus berjuang keras untuk melawan penyakitnya

"Bunda, bunda harus makan ya kalo nanti sakit Adriela pasti sedih liat bunda belum makan" bujuk Jason tak henti, rasa khawatir pun mulai double antara Adiknya dan bundanya

"Bunda cuma pengen Adriela sembuh, jason." Ucap Diana "nanti Adriela siuman kok Bun, makanya sekarang makan ya." Bujuk Jason, namun hasilnya tetap nihil

"Biar ayah yang bujuk bunda, Kamu jaga adikmu Ayah bawa bunda pulang, sore atau besok ayah balik kesini." Ucap Abraham, Jason hanya mengangguk

Tak lama setelah pergi Abraham dan Diana, Arian pun datang dengan beberapa sahabat Adriela "gimana Bang, keadaan Adriela?" Tanya Arian, sambil menyodorkan beberapa buah-buahan. Jason hanya menggelengkan kepalanya "belum ada perkembangan" jawabnya

"Bang Jason yang sabar ya, Adriela anaknya strong ko, pasti dia sembuh kita harus yakin." ucap Kanya, mencoba membangkitkan semangat Jason

"Iya Bang, Adriela anaknya kuat gue rasa dia mampu buat sembuh." sahut Fahrul, diangguki oleh Cristian

"Ini semua salah gue!." Teriak Arian frustasi "andai gue gak ajak dia makan diluar waktu malem itu, semuanya akan baik-baik aja!" Arian terus memukuli kepalanya dengan tangannya

"Udah Arian, ini semua bukan salah lo, ini semua udah takdir." Jawab Zivana

"Iya, ini semua udah ada yang ngatur, lo yang sabar." lanjut Cristian

"Bang maafin gue" ucap Arian, Jason hanya tersenyum sambil menepuk bahu Arian "lo jangan minta maaf terus disini lo gak salah," jawab Jason

"Tapi bang," lanjut Arian "udah santai aja, kita doain yang terbaik buat adriela" ucap Jason diangguki oleh Arian

🐳🐳🐳

Arian dan Jason masih setia menemani Adriela yang masih terbaring lemas sedangkan sahabatnya yang lain sudah berpamitan pulang terlebih dahulu

"Lo yakin gak akan balik?" Tanya Jason, namun Arian hanya menggelengkan kepalanya bahwa itu sebuah jawaban dari pertanyaannya

"Mending lo pulang aja, Besok lo kesini lagi sekarang biar gue yang jaga ayah sama bunda juga pasti bentar lagi dateng kok buat nemenin gue" jelas jason

Arian masih belum menjawab ucapan Jason, "Arian." Arian pun melirik kearah Jason "iya bang?" Jawabnya

"Lo pulang aja" ucap Jason "gue disini aja bang, gue pengen jagain Adriela buat malam ini, boleh kan bang?" Arian terus memohon kepada Jason, Jason pun yang melihatnya sedikit kasihan melihat Arian semakin hari semakin terpukul

"Yaudah, tapi besok lo sekolah kan?"

"Urusan sekolah gampang bang," jawabnya

"Okey, gue ke belakang dulu ya"

Arian hanya mengangguk, setelah Jason pergi meninggalkannya Arian langsung masuk kedalam ruangan dimana Adriela berada

Tepat didepan pintu nomor 198, bernama mawar Arian langsung memasuki ruangan tersebut dengan cucuran air matanya "sayang" ucap Arian sambil menghampiri Adriela

"Sayang, aku kangen." Arian masih berbicara yang tidak penting kepada Adriela mungkin itu hanya sekedar ucapan untuk melepas rindu kepadanya "ayo bangun, wake up baby." Arian terus mencium kening Adriela tanpa henti

"maafin aku ya, andai waktu itu aku gak ajak kamu makan malam kelestoran itu mungkin sekarang kamu masih baik-baik aja"

"Ini semua salah aku, dan aku minta kamu bangun sayang, aku mohon." Arian pun mulai menangis didalam dekapan Adriela

"Sadarlah. semuanya sudah menunggu kehadiran kamu, sayang"

"Wake up sayang, berjanjilah bahwa kamu akan baik-baik saja" Arian masih terus mengoceh tanpa henti, ia sangat merindukan gadis kesayangannya

Jason diam-diam sudah memerhatikan Arian dari kejauhan, "udah lo gak usah nangis kaya gitu, gue paham lo kangen dia lo merasa bersalah sama dia tapi dengan cara lo kaya gitu gak akan membuat dia sadar Arian, gue harap lo berdoa agar dia cepat sembuh." Jason memcoba memberi saran kepada Arian, Jason pun tidak tega melihat Arian terus menerus seperti ini

"Tapi bang, gue takut Adriela kenapa-napa," jawab Arian "dengan adanya rasa takut lo, Mungkin aja dia bisa seperti itu. Dan gue harap ilangin rasa takut lo gue yakin Adriela sanggup menantang penyakitnya" Arian pun mengerti dengan ucapan Jason

"Dengan keadaan Adriela sekarang gue harap lo masih punya perasaan yang sama sama dia, lo paham kan maksud gue?" Arian pun mengangguk

"Gue salut sama lo bro, lo masih merjuangin adek gue yang intinya punya penyakit yaitu kanker otak stadium akhir." Arian menatap Jason "gue gak akan nyerah gitu aja bang, cuma cowok brengsek yang berani ninggalin cewenya cuma dari segi penyakit yang dialaminya gue gak akan sebrengsek itu bang!."

"Asal lo tau bang, gue sayang sama Adriela gue cinta sama Adriela, gue tau selama ini gue belum pernah ngasih kebahagiaan sama dia, gue belum bisa buat dia tersenyum bang, gue merasa gak pantes buat berada di kehidupannya tapi gue gak akan nyerah gitu aja gue bakalan tetep berusaha agar dia bahagia karena gue."

"Thank bro udah mau jagain adek gue." Jason benar-benar terharu dengan ucapan Arian "semoga Adriela mendengar perkataan lo," lanjut Jason

🐳🐳🐳

Waktu sudah pukul 03:45 dini hari, Arian masih setia menemani Adriela dipinggir brankar yang Adriela tempati sedangkan Jason ia tertidur di atas sofa

Tak lama Arian terbangun, ia merasa ada yang mengganggu tidurnya, seperti ada yang mengelus pucuk kepalanya "Hey kau sudah bangun?" Tanya Arian, "apakah ini sebuah mimpi," lanjutnya

Adriela hanya tersenyum mendengar ucapan Arian yang ia rindukan selama ia koma, "aku disini, tetaplah disini jangan pergi." Ucap Adriela, suaranya cukup pelan mungkin karena baru sadar "aku akan tetap disini sayang, kumohon jangan tidur terlalu lama lagi." Ucap Arian sambil mencium kedua tangan Adriela

"Aku tidak bisa berjanji akan hal itu, Arian." Jawab Adriela

"Hey, apa maksudmu?" Tanya Arian "takdirku sudah ada yang mengatur, jadi aku tidak tau kapan aku akan sembuh dan kapan aku akan tidur selamanya." Jelas Adriela "apa yang kau ucapkan, kau harus sembuh sayang, kau jangan membuatku khawatir seperti ini,"

Adriela hanya tersenyum "tolong bangunkan bang Jason, aku sangat merindukannya." Pintanya, Arian pun langsung mengikuti perintah Adriela

"Bang," ucap Arian pelan "ada apa?" Jawab Jason "lihatlah dia," sambil mengarahkan kepada wanita cantik yang berada diatas brankar "Adriela" teriak Jason

Jason langsung memeluk tubuh mungil milik Adriela, Ia sangat merindukannya "akhirnya kamu sadar juga, abang sangat takut dengan keadaan kamu." Adriela hanya tersenyum hanya itu, mungkin ia masih lemas untuk berbicara

"Kau harus berjanji bahwa kamu akan baik-baik sajakan?"

🐳🐳🐳

Halo update nih😁😁😁

Seeyou next chapter selanjutnya yaa😘

A D R I E L A •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang