#16 - Kejelasan

1.1K 44 0
                                    

Pagi ini, kepala sekolah menyampaikan pemberitahuan kepada siswa-siswinya terhadap masalah pembagian rapot yang tertunda dan pemilihan King and Queen di sekolah.

"Pagi anak-anak!"

"Pagi bu." jawab seluruh murid yang berada di lapangan sekolah.

"Maaf, pembagian rapotnya ditunda sebab semua guru sedang repot di kedinasan. Pembagian rapot yang seharusnya minggu kemarin, maka akan dilaksanakan dua minggu ke depan sekaligus pengumuman King and Queen sekolah. Oleh sebab itu, yang namanya sudah terdaftar dalam seleksi pemilihan King and Queen di sekolah, persiapkan diri anda! Karena untuk menjadi King and Queen di sekolah, tidaklah mudah. Akan ada banyak tahap-tahap tes yang harus dilakukan. Itu saja pemberitahuan dari ibu, silakan kembali ke kelas masing-masing!"

Semua murid pun kembali ke kelasnya sambil membicarakan soal menjadi King and Queen di sekolah, Gara sangat bersemangat sekali dalam hal itu. Tapi tidak dengan Vio, yang biasa-biasa saja dalam pemilihan Queen sekolah.

"Vio, kita harus kompak ya. Kita harus rajin berlatih dalam pemilihan King and Queen di sekolah ini." ucap Gara.

"Oke."

"Vio!" sapa Tasha. Tapi, Vio tak memperdulikannya sebab ia masih memendam rasa kecewa pada sahabat-sahabatnya. Vio melanjutkan perjalanannya ke kelas bersama Gara.

"Biarin dia sendiri aja dulu." ucap Saras.

Saat jam istirahat, Sahabat-sahabat Vio mengajaknya pergi ke kantin, namun Vio menolaknya. Justru ia pergi bersama Gara.

"Sebegitu marahnya dia sama kita?" ujar Tari.

"Ini juga memang salah kita Tar. Coba aja kita ga ngerahasiain hal ini padanya, tapi jika kita beritahu dia...." ucap Tasha.

Elsa berdecak, "Semua ini adalah yang terbaik buat Vio kan? Ya udah, jangan sesali."

"Nanti, gue aja yang bicarain hal ini pada Vio. Kalo kita diem-diem terus begini, Vio mana tau yang sebenarnya." tukas Saras.

"Lo yakin, Vio akan dengerin ucapan lo?" tanya Tari.

Saras tersenyum, "Percaya sama gue, persahabatan kita akan kembali utuh!"

Setelah membeli jajanan, Gara dan Vio duduk di bangku panjang di taman belakang kelasnya.

"Astaga!"

"Kenapa, Ra?"

"Kita lupa beli minuman nih."

"Ya udah, kita beli yok." ajaknya.

"Eh ga usah. Lo duduk disini aja, biar gue yang beli minumannya. Lo mau apa?" tanya Gara.

"Eum, samain sama lo aja ya."

"Oke." Gara bergegas pergi ke kantin membeli minuman.

Tiba-tiba ada seseorang duduk di sebelahnya.

"Nga-ngapain lo disini?" tanya Vio.

"Vi, gue mau jelasin sesuatu."

"Apa? Ngomong aja." jawab Vio dengan ketus.

"Vio, maafin kita-kita ya. Kita ga bermaksud nyembunyiin ini dari lo." ucap Saras.

Vio menghela nafasnya, "Gue udah maafin kalian semua kok, santuy."

"Tapi sikap lo ke kita?"

Vio mendengus, "Gue tuh kecewa sama kalian. Kenapa waktu itu ga langsung bilang ke gue? Kenapa kalian sembuyikan? Justru, jika kalian sembunyikan ini, kalian makin membuat gue makin berharap sama tuh cowok!"

Diary Viona [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang