Pagi-pagi sekali ia telah beranjak dari tidurnya, ia mempersiapkan apa yang perlu di bawa untuk ke rumah sakit. Ia menuruni tangga dan mendapati mamanya yang sudah standby di dapur bersama para pembantunya.
"Bara, tumben jam lima pagi udah bangun." tegur Sandrina. Bara hanya tersenyum.
"Dandanan kamu rapi banget, mau kemana kamu sepagi ini? Kamu mau lihat calon jodoh kamu ya?" tanya Sandrina.
Bara terkesiap, ia bingung mau jawab apa. Sehingga ia hanya meng-iyakan pertanyaan Sandrina. "I-iya ma."
"Eh tunggu dulu," tundanya dan meminta pembantunya untuk membeli bubur ayam di sekitar rumah. Beberapa menit Bara menunggu, akhirnya bubur yang dipesan oleh Sandrina telah sampai.
"Nih, kasih bubur ayam ini buat dia." ucapnya sambil menyodorkan sebungkus bubur ayam pada Bara. Lalu Bara pun pergi dari rumah dan membawa ferrari-nya. Mengapa dia membawa ferrari bukan motor yang biasa ia bawa? Karena suasana diluar masih sangat dingin, lebih baik ia membawa ferrari supaya agak hangat.
Lucu ya? Sifatnya dingin, tapi orangnya ga suka dingin. ~author
"Duh, toko bunga ada yang buka ga ya jam segini?" tanya nya kepada diri sendiri. Ia telah pergi ke beberapa toko bunga, alhasil? Sama sekali belum ada yang buka. Bara berinisiatif untuk pergi ke taman dan diam-diam mengambil bunga disitu.
"Dingin banget anjir." ucapnya yang baru saja keluar dari ferrari. Ia menyalakan flash ponselnya, karena situasi cahaya di taman ini remang-remang.
"Bunga, ayo. Dimana bunga...." Ia terus mencari bunga yang berkembang di taman.
"Nah, ini dia." Bara menemukan satu tangkai mawar putih, segera saja ia petik dan berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Setelah sampai di rumah sakit, ia menanyakan kamar Vio pada suster penjaga. Vio berada di ruang belibis nomor 1, Bara pun segera kesana sebelum mawarnya melayu. Namun, saat ia berada di depan ruangan Vio. Bara melihat dari pintu yang mempunyai kaca tersebut, ia mendapati Gara yang sudah berada disitu bersama bundanya Vio, sedangkan Vio masih tidur terlelap. Jujur, Bara agak sedikit kecewa dan cemburu.
Nyesel gue! Buat apa coba gue ngirim nih bunga sama bubur ayam ini? Kalo ujung-ujungnya ngelihat pemandangan yang ga jelas kayak gini. Toh, dia bukan siapa-siapa gue. Gerutunya dalam hati.
Tak lama kemudian, daun pintu berbunyi. Segera Bara bersembunyi dari Gara yang baru saja keluar dari ruangan Vio. Dan ia mengintip lagi dari luar, dan sekarang hanya ada bundanya dan Vio. Ia ingin masuk, tapi mentalnya tak cukup kuat untuk masuk ke dalam.
Dan tak lama kemudian, bundanya Vio pun keluar dari ruangan. Ini kesempatan Bara untuk masuk ke dalam. Ia buka pintu itu, jantung yang berdebar terus menghantuinya karena ia takut jika Vio tiba-tiba bangun dan mendapatinya berada di ruang ini. Bara meletakkan bubur ayam yang diberikan oleh mamanya dan setangkai bunga mawar di samping Vio. Vio mengulat, itu sontak membuat Bara terkejut dan membuatnya untuk cepat-cepat keluar dari ruangan ini. Setelah Bara keluar, mata Vio terbuka, ia terbangun dari tidur lelapnya. Vio tak sengaja meraba sesuatu yang berada di samping tangannya, ia mendapati sebuah mawar putih yang masih sangat harum itu. Dan ia melihat sebungkus bubur ayam yang berada di meja samping ranjangnya.
"Dari siapa nih?" tanya Vio pada diri sendiri.
Ceklek.
Gara masuk dan membawa dua bungkus bubur ayam. "Udah bangun Vi?"
"Seperti yang kamu lihat."
Ah, nih mawar pasti dari Gara. Batin Vio.
"Loh ini dari siapa?" tanya Gara sambil memegang sebungkus bubur ayam, setelah ia meletakkan bubur ayam yang ia beli di depan rumah sakit.
"Aku aja ga tau beib."
Gara tersenyum dan duduk di sebelah ranjang Vio. "Tumben panggil beib?" kemudian Gara tertawa.
"Gue serius Gara." ucapnya.
"Eh-eh, ga boleh pake lo-gue ya. Mungkin bubur itu dari bunda kamu." ucap Gara.
"Oh ada bunda ya?"
"Tadi ada jagain kamu, mungkin sekarang bunda lagi ke toilet."
Lalu, Monica masuk.
"Ra, udah dibeli buburnya?"
"Udah bun."
"Ayo, kita makan. Bunda udah laper banget."
⛄⛄⛄
dev.anasari: Yang, joging yuk.
xxxbar15: Kpn?
dev.anasari: Skrnglah.
xxxbar15: Tnggu bntr.
dev.anasari: Ok.
Ia menutup layar ponselnya, mobilnya segera melaju ke sebuah mall untuk mencari baju joging yang pas. Dia tak mau pulang karena jika ia pulang, Bara tak mau lagi untuk keluar rumah. Sialnya, mana ada mall yang buka pada jam setengah 7 pagi? Lalu Bara terpaksa menuju pasar pagi, pasar yang sangat ramai, becek, sempit-sempitan yang harus ia lalui. Ia yakin, pasti ada toko baju yang sudah buka di pasar pagi. Mobilnya ia parkirkan di parkiran yang disediakan untuk pasar ini. Tukang parkirnya sangat kebingungan dengan seseorang yang baru turun dari mobil ini. Ia berpikir, mana ada orang dengan mobil semewah ini mau ke pasar pagi yang sangat ramai dikunjungi?
Bara berjalan mencari toko baju, ia beruntung ada salah satu toko baju yang sudah buka. Ia pun membeli satu trening joging dan satu kaos oblong, harganya hanya seratus ribu. Berbeda jika ia beli di mall, jika ia membeli satu trening dan satu kaos oblong harganya bisa mencapai lima ratus ribu, bahkan bisa diatasnya lagi.
"Anak sultan mah bebas😌" ~author
"Serah author." ~Bara
Ia langsung mengganti pakaiannya di dalam mobil. Seusai itu, dia langsung menancapkan gasnya menuju rumah Sari, lebih tepatnya di simpang jalan dekat rumah Sari. Tiba-tiba Bara kepikiran tentang Vio, apakah dia tau yang memberikan bubur dan bunga itu adalah Bara? Sesampainya disitu, terlihat Sari dengan raut wajah yang masam.
"Lama banget sih?!" gerutunya.
"Maaf."
"Maaf, maaf. Maaf doang yang bisa diucapin."
"Ya, maaf."
"Hmm, ya udah deh aku maafin. Btw, tumben bawa mobil? Emang abis dari mana?" tanya Sari.
Bara terkesiap ketika Sari menanyakan hal itu, "A-anu...."
Sari mengernyit, "Jangan bilang kalo kamu.... Jalan sama cewek lain ya?!"
"Ga!"
"Lah terus kalo ga, kenapa jawabnya gugup gitu?!" Sari semakin curiga.
Tak ada angin, tak ada hujan, hanya sedikit mendung aja sih. Sari melihat ke arah belakang dan mendapati sebuah pakaian yang dikenakan Bara sebelum mengenakan pakaian joging.
Ia mengambil pakaian itu, "Nah ini, apa ini? Kamu mau berbohong sama aku? Nih baju kalo kamu mau ketemu sama orang kan? Turunin gue disini!"
"Ga."
"Turunin gue disini Bara!" ucapnya yang mulai mengeluarkan nada suara yang agak meninggi.
Ia memberhentikan laju mobilnya, dan Sari pun langsung turun.
"Yakin mau berhenti disini? Ga mau aku anterin pulang?" ajak Bara.
"Ga."
Dan taksi online yang di pesan Sari telah datang, ia menaiki mobil itu dan segera pergi.
"Ini alasan gue ga mau deket sama cewek. Cewek tu suka marah-marah ga jelas!" gerutu Bara lalu menancapkan gasnya untuk segera pulang.
•••🔥•••
Sad :(
Udh sakit hati lihat Vio sama Gara, eh kena marah pula sm pacarnya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Viona [COMPLETED]✔
Teen Fiction"Suatu saat aku akan kembali..." **** Viona Angela Gilsha, seorang gadis remaja yang selalu ceria, cerdas dan konyol serta bisa dikatakan gadis yang unik. Ia mempunyai banyak teman, bahkan ia menjadi primadona di sekolahnya. Namun, ia sangat merindu...