[3] : Her and The Devil

10.7K 1.1K 119
                                    

Petualangan akan segera dimulai kawan, bersiaplah.

❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














“Sil, udah pagi. Bangun,” ucap Kania membangunkan Silva yang kini matanya masih terpejam.

Perlahan, Silva membuka mata dan bangun dari tidurnya. Disusul oleh yang lainnya, mereka kini sepenuhnya sudah terbangun.

“Sekarang jam berapa?” tanya Aldi.

“Lo kan pake jam, ngapain nanya,” celetuk Arka.

Aldi terkekeh kemudian melirik jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

“Jam 6 nih,” ucapnya kemudian mereka berenam membereskan peralatan tidur yang sudah mereka pakai.

Setelah selesai, mereka berenam duduk di kursi kayu yang berada tak jauh dari mereka.

“Mandi dulu gak nih?” tanya Putri.

“Mandi lah! Jangan jorok dong,” jawab Silva. Putri hanya rolling eyes mendengarnya.

“Mau mandi dimana emang?” tanya Rafa.

“Gak tau juga,” jawab Kania.

Keheningan menyelimuti suasana kali ini, entah apa yang mereka pikirkan sampai larut dalam kesunyian.

Tak lama, sang kakek datang dari luar. Entah dari mana, namun nampaknya sang kakek sudah segar.

“Kalian sudah bangun rupanya,” ucap sang kakek seraya masuk kedalam rumah dan duduk di depan mereka.

“Kek, tempat buat mandi dimana?” tanya Arka.

“Ada di belakang gubuk nak,” jawab sang kakek dengan tersenyum.

“Siapa yang bakal mandi duluan nih?” tanya Rafa.

“Cewek dulu dong! Gue aja duluan,” ucap Silva kemudian berlari kecil menuju belakang gubuk.

Seraya bersenandung, Silva berjalan dengan langkah super pelan sembari menikmati udara sejuk pagi hari di kampung ini.

Saat matanya melihat ke arah lain, tak sengaja ia menangkap sosok yang familiar sekali. Namun ia sendiri bingung.

“Itu siapa ya?” monolognya.

Sosok itu melihat kearah Silva, dengan segera ia berlari dari jangkauan Silva. Silva yang melihat itu hanya memandang aneh, berpikir bahwa orang itu gila atau semacamnya.

Mengabaikan hal itu, Silva kemudian berjalan lagi menuju kamar mandi.

kalian nggak seharusnya kesini. aku minta maaf.

’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Kania, Putri, Silva, Rafa dan Aldi kini tengah asyik bercanda ria di ruang tengah gubuk tua sang kakek.

“Eh, kalian tau nggak? Persamaan kucingnya Arka sama Arka?” tanya Rafa.

“Nggak, apaan tuh?” ucap serempak.

“Sama-sama takut tikus!!” jawab Rafa yang disusul tawa menggelegar di gubuk tua ini.

Tiba-tiba, Arka berlarian datang dari luar sembari ketakutan. Entah apa yang barusan terjadi padanya. Yang jelas, teman-temannya pun ikut khawatir.

“Lo kenapa Ka?” tanya Putri.

“Idih jijik gue! Gak mau lagi gue mandi di wc tadi,” jawab Arka.

“Emang kenapa?” tanya Aldi.

“Amit-amit deh, masa iya tadi ada tikusㅡ” sebelum Arka selesai berbicara, mereka malah langsung tertawa terbahak-bahak mendengar alasan Arka berlari ketakutan seperti itu.

“Gila ya, lo sebegitu takutnya sama tikus?” tanya Rafa diselingi tawa.

“Ngakak anjir, tadi lagi di omongin eh bener aja ternyata,” ucap Putri yang masih tertawa.

Sedangkan Arka yang diejek begitu oleh teman-temannya hanya mendengus sebal seraya menyumpah-serapahi teman-temannya itu.

Setelah selesai dengan tawa mereka, sang kakek tiba-tiba datang menghampiri mereka yang nampak kelelahan akibat tertawa.

“Nak, lebih baik kalian segera ke villa itu dan jangan membuang waktu,” ujar sang kakek.

Suasana yang awalnya ceria dan hangat tiba-tiba berubah menjadi serius dan dingin.

“Tapi kek, Villa itu di kunci,” ucap Silva.

Sang kakek kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah benda. Benda tersebut adalah kunci.

“Ini kuncinya, kalian harus hati-hati selama disana, kakek nggak mau ngasih tau apa-apa, soalnya nanti kakek kena imbasnya,” ucap sang kakek dengan ekspresi seperti yang ketakutan.

Kania yang melihat raut wajah sang kakek mengerutkan dahinya, ada apa sebenarnya?  gumamnya dalam hati.

Ada sedikit rasa penasaran di hati Kania, tentang hal Nancy dan Ibunya sudah tentu. Tapi, kakek dan nenek yang mereka temui terlalu mencurigakan.

Kania kemudian mengambil kunci tersebut dan berterima kasih pada sang kakek, kemudian mengajak teman-temannya untuk segera pergi dari gubuk tua itu. Mereka berenam pamit pada sang kakek dengan rasa terima kasih mereka.

Setelah mereka berjalan menjauhi desa tersebut, Kania akhirnya angkat bicara.

“Kalian ngerasa aneh nggak sih sama nenek yang kita temui di Kota, sama kakek tadi?” tanya Kania.

“Iya aneh banget, bahkan di wc aja ada tikus,” sambung Arka.

Putri yang berada di samping Arka kemudian menjitak kepala Arka sampai orang yang dijitak meringis pelan

“Dengerin dulu makanya, tikus nya berbeda dari yang biasanya,” ucap Arka dengan wajah serius.

“Maksud lo?” tanya Aldi.

“Jadi, tadi pas lagi mandi gue liat ada bangkai tikus. Nah, anehnya si tikus itu nggak merem, dan matanya warna biru nyala gitu,” jawab Arka sambil mengelus tengkuknya.

“Masa iya tikusnya bule kan nggak mungkin,” sahut Arka.










Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




hai guys!
maaf baru update soalnya 4 hari kemaren unbk!
buat kalian yang abis unbk semoga hasilnya memuaskan ya, aamiin :)
dan buat yang bentar lagi ukk, semangat!

jangan lupa vomment ya,
makasih.

Adventure in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang