[21] : Adventure in Another World

7.5K 901 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Tawaran apa dulu nih, yang ada nanti kita dijebak lagi," ujar Arka.

Dasha dan Mira saling berpandangan kemudian tersenyum penuh misteri.

"Kita bisa bawa kalian pulang."

Tentu, kelima orang itu langsung terkejut mendengar tuturan kedua wanita di depan mereka.

"T-tapi kita disini lagi berjuang buat bawa pulang temen kita," ucap Putri.

Lagi-lagi senyuman itu mereka berikan pada kelima orang yang kini bersusah payah menelan ludah. Karena jujur saja, meskipun kedua wanita itu cantik, bisa saja itu hanya ilusi semata. Bahkan senyuman itu tidak bisa dibilang indah, malah terlihat menyeramkan dimata mereka berlima.

"Kalian yakin nih? Emang kalian udah bener-bener yakin bisa bawa temen kalian itu?"

"Kita udah menawarkan kesempatan bagus buat kalian. Terserah kalian sih, mau milih pulang dengan selamat atau mati disini dan gak akan pernah pulang lagi."

"Kalian kok gitu ngomongnya?" tanya Silva.

Dasha kemudian terkekeh pelan, membuat Silva merinding mendengar suara tawanya.

"Ratu itu gak gampang dikalahin, ya namanya aja Ratu Kegelapan. Kalian gak mungkin semudah itu bisa bebasin orang lain dari sini."

"Lagipula, sasaran Ratu itu cuma Kania. Emang kalian mau juga repot-repot bantuin dia? Nyawa kalian aja gak terjamin selamat disini."

Mendengar hal itu, membuat kelima orangㅡ alias Rafa, Aldi, Arka, Putri dan Silva mematung. Mereka merenungkan sebuah tawaran yang bisa dibilang sangat membantu mereka. Namun mereka juga berpikir tentang Nancy dan Kania. Bukankah mereka sahabat? Seharusnya solidaritas lebih diutamakan.

Mira kemudian berdeham pelan sebelum bertanya kembali.

"Kita butuh jawaban sekarang ya. Ratu bakal lewat sini bentar lagi, kita gak mau ketemu sama cewek sok cantik itu."






"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Aldo mengerang pelan merasakan nyeri di kepalanya. Ia kemudian bangun dari tidurnya dan bersandar pada bantal.

Ia mengernyit heran, mengamati sudut demi sudut ruangan yang sangat rapi dan bersih, lalu tersadar bahwa dirinya sedang berada dalam ruangan asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Seingatnya, tadi dia sedang bersama teman-temannya dalam perjalanan lalu kecelakaan.

Dan, dimana teman-temannya? Aldo jadi mulai panik sendiri sekarang. Ia kemudian memaksakan untuk berdiri meskipun seluruh badannya terasa sangat nyeri.

Ia berjalan dengan terseok-seok kemudian menghampiri pintu dan berniat keluar dari sana.

CKLEK.

"WOAH!"

Aldo terkejut hampir jatuh saat pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik.

Gadis itu kemudian tersenyum manis, "Sudah bangun? Teman-temanmu sudah menunggu diluar."

Aldo terhenyak, kemudian memegangi kepalanya lagi yang masih terasa nyeri.

"Ah, kamu istirahat lagi aja. Kayaknya kamu masih belum pulih."

Aldo kemudian dipapah oleh gadis itu menuju kasur kembali. Aldo meringis lagi, tubuhnya terasa sangat sakit sekali.

"Kamu gak sadar selama 3 hari. Aku kira kamu gak bakal selamat. Soalnya temen-temen kamu yang lain sehari juga sadar."

Aldo kemudian tersenyum pada gadis itu, "Makasih udah mau nolongin. Btw, gue ada dimana ya?"

"Kamu ada di rumah saya, mobil yang kalian tumpangi juga meledak. Untung saya dan beberapa warga segera menolong kalian."

Tiba-tiba, ketiga teman Aldo yang lain langsung bergemuruh dan tergesa-gesa ingin melihat kondisi Aldo.

"Bikin kaget aja lo pada."

Kemudian mereka bertiga menghampiri Aldo dengan pura-pura menangis dan mendramatiskan keadaan.

"Ya ampun Aldo, gue kira lo bakal mati, hueeeee."

"Iya, ya ampun gak kuat gue kalo harus kehilangan lo secepet ini."

"Padahal lo pergi juga gak apa-apa sih Do, biar gue gak ada saingan lagi."

"Sembarangan loㅡ AKH!"

Tadinya Aldo ingin menimpuk Felix namun ia urungkan karena kepalanya terasa lebih nyeri dari sebelumnya.

"Ah lo sih Lix, kasian nih Aldo. Untung aja gak kenapa-kenapa."

"Gak kenapa-kenapa pala lu peang! Dia luka paling banyak juga."

Handi menyengir saja.

"Kalian gak apa kan ninggalin Aldo dulu? Dia butuh istirahat lagi."

Ketiga orang itu kemudian cengar-cengir, "Gak apa dong neng, hehe."

"Dadah Aldo! Jangan kangen gue lo!"

"Hehe, permisi neng."

Gadis itu hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka, benar-benar mengingatkannya pada teman-temannya.

Gadis itu membiarkan Aldo berbaring kembali, lalu berniat pergi dari sana. Namun pertanyaan Aldo membuat gadis itu harus berbalik kembali.

"Nama lo siapa?"

"Aura."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Maaf banget baru update sekarang :(((
Ini juga mumpung ada waktu, jadi aku sempetin hehe.

Jangan lupa vomment! <3

Adventure in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang