"Gue masih gak paham," celetuk Rafa.
Langkah mereka semua kemudian melambat dan saling berhadapan.
Kania yang mendengar ucapan Rafa langsung teringat bahwa ia berjanji akan menjelaskan semuanya setelah urusan mereka dengan sang kakek selesai.
"Oh iya, gue lupa, hehe."
Kania nampak berpikir sesuatu, nampaknya ia kesusahan untuk menceritakan semuanya. Kisah dari awal sampai akhir sangatlah berbelit. Bukan hanya Kania pasti yang kebingungan, pasti kalian yang membaca kisah mereka juga akan pusing.
*[pusing gak kalian? awokwok]*
"Gue juga sebenernya bingung harus mulai darimana," Kania menghela napas panjang sebelum melanjutkan ucapannya. "Kita itu sebenernya udah dikutuk sebelum bener-bener masuk ke Villa itu, waktu rencana Aldo sama Handi."
"Kita duduk aja deh biar enak nyeritanya," ujar Aldi.
"Iya, pegel nih kaki," celetuk Putri.
"Hilih, gitu doang pegel," tukas Arka.
Sebelum Putri membalas, Silva kemudian menarik Putri menjauh dari Arka, "Ayo sini duduk."
Kania kemudian duduk di samping Rafa dan menceritakan semuanya. Bagaimana kisah awal Villa itu, tentang Nancy yang sebenarnya kakak Kania, kisah pilu masa lalu Rafa, dan lainnya.
Semuanya terjadi begitu cepat, sampai mereka tak sadar saat ada orang yang menguping mereka.
"Oh, jadi kalian teman-teman Nancy?" tanya orang itu tiba-tiba.
Keenamnya langsung terkejut saat dengan tiba-tiba orang itu muncul dari semak-semak.
Orang itu adalah seorang perempuan, sangat cantik. Dengan dibalut gaun putih di bawah lutut, rambut hitam bergelombang yang dibiarkan tergerai.
Bahkan Rafa, Aldi dan Arka terlihat sangat menikmati kecantikan gadis tersebut.
"Maaf, anda siㅡ"
"Cantik," ucap Rafa, Arka dan Aldi serempak dengan memotong ucapan Kania.
Putri kemudian memukul pelan kepala Rafa, Aldi dan Arka secara bergantian. Yang membuat sang empunya meringis pelan.
"Anda siapa?" tanya Kania.
Perempuan itu tersenyum, kemudian mendekat ke arah mereka berenam. Membuat mereka semua bangun dari duduknya.
"Kenalkan, nama saya Aura, saya tinggal di desa sebelah," ucapnya lembut.
"Wah, namanya cantik ya kayak orangnya," celetuk Arka yang langsung di jitak oleh Putri.
"Lo apa-apaan sih."
Putri menarik lengan Arka, menyuruh lelaki itu untuk sedikit menduduk, "Lo lupa! Kita lagi di dunia lain, yang berarti dia bukan manusia!" bisiknya.
"Lah, iya juga yak."
Putri mendengus mendengar jawaban dari Arka. Kemudian menatap sengit Aura yang menatap dirinya.
Rafa berdeham, "Hai aku Rafa, omong-omong, kamu ada keperluan sama kita atauㅡ"
"Geuleuh pisan pake aku-kamu," celetuk Arka memotong ucapan Rafa yang kini menatapnya jengkel.
*(jijik banget pake aku-kamu)Aura terkekeh pelan, "Sebelumnya, saya mau nanya dulu. Kalian emang tau dimana istana Ratu Iblis?"
Mereka berenam kemudian saling pandang, berharap salah satu dari mereka tau jawabannya.
"Kalian gak tau dimana istana itu?" tanya Kania.
"Gue lupa nanya tadi," jawab Aldi.
"Kok tadi gak kepikiran ya," celetuk Silva.
Aura terkekeh lagi, "Istana itu harus dilewati sama desa tempat tinggalku, setelah itu harus menyebrang sungai. Ayo, biar ku antar."
Arka tergelak, "Loh, emang gak apa-apa?"
"Saya nawarin berarti gak apa-apa."
Arka kemudian cengegesan, "Oh oke dong kalo gitu."
Rafa, Aldi, Kania, Silva dan Putri tampak menertawakan tingkah laku Arka yang bisa dibilang 'sok sok an'.
Arka kemudian berjalan di samping Aura yang memimpin jalan.
"Hehe, omong-omong, nama kita sama-sama dari huruf A loh," celetuk Arka yang membuat Aura terkekeh pelan.
"Arka hati-hati lho. Dia kan udah bukan manusia," celetuk Kania dan di selingi tawa yang lainnya. Hal itu membuat Arka sedikit merinding, namun dalam sekejap mengabaikan hal itu karena ia tahu hantu di sebelahnya ini hantu baik-baik, bukan jahat apalagi julid seperti netizen.
Sepanjang jalan, Arka terus mengajak Aura berbicara, sedangkan Aura menanggapi ucapan Arka hanya dengan berdeham, terkekeh, bahkan sampai tertawa-tawa.
"Sepertinya ada jiwa manusia yang masuk ke dunia kita. Aku bisa menciumnya."
"Apakah Ratu ingin saya mencari dan menyeret mereka kesini?" tanya seorang prajurit berkepala lalat namun tubuhnya seperti badan ular.
Wanita itu kemudian tersenyum licik, "Tidak perlu. Biarkan mereka sendiri yang datang padaku."
Maaf author baru bisa update.
Maaf juga cuma 600 words :(
Author lagi sibuk-sibuknya soalnya nih, monmaap yak :(Apalagi author nya lagi galau.
readers : lah, emang urusan gua?
:')Jangan lupa vomment! mwah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure in Another World
HororSEQUEL 'THE VILLA'. Judul awal 'Her and The Devil'. Kisah mereka belum sepenuhnya selesai, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Kania dan teman-temannya terpaksa harus kembali ke Villa itu dan masuk ke alam lain melalui portal di balik pin...