Taehyung tidak mengerti apapun. Dia tak tahu menahu apa alasan keterdiaman Namjoon selama dua hari ini. Bahkan sekadar untuk menanyakan apa yang terjadi pada kawannya saja, Taehyung kesulitan. Ditambah kenyataan bahwa Namjoon adalah seorang introvert tingkat tinggi. Dia akan tetap tutup mulut sekalipun Taehyung memaksanya bicara.
Dan kali ini, setelah melewati banyak cara untuk mengajak Namjoon bicara, Taehyung akhirnya memilih untuk menyerah. Membiarkan Namjoon berkutat dengan masalahnya sendiri. Karena dirinyapun sebenarnya memiliki masalah yang tak bisa dibilang sepele.
"Sebaiknya kau kembali ke Daegu, Taehyung."
Taehyung menatap jengah pria paruh baya di depannya sembari menghela napas pendek, "Tidak. Aku mulai terbiasa di sini."
"Aku mengenalmu, anak muda. Dan aku tau bahwa sebenarnya ini bukan keinginanmu," Bang Sihyuk, dokter pribadi Taehyung datang ke Seongnam setelah Taehyung mengejutkannya dengan kabar bahwa dirinya sering mimisan lagi seperti dulu.
"Ayolah, Paman. Aku tidak ingin kembali ke Daegu. Aku menginginkan suasana baru untuk memperbaiki suasana hatiku."
"Benar kan, kau pindah ke mari hanya untuk pelarian atas kegagalanmu di masa lalu itu?"
Taehyung mendecih, "Aku tidak gagal. Aku hanya sedang tidak beruntung waktu itu. Haaahh, pelukis Cina itu membuatku kesal bahkan sampai detik ini."
Sihyuk terkekeh maklum, "Kompetisi tetaplah kompetisi Taehyung. Siapapun berhak memenangkannya, termasuk orang itu."
"Orang Cina itu adalah pengecualian! Dia menjiplak karyaku!"
"Kau tidak punya bukti kuat untuk membuktikan tuduhanmu itu, nak. Sudahlah, kenapa kau tidak relakan saja, hm?"
Taehyung menggeram rendah, "Paman, kompetisi itu bukan sekadar kompetisi. Bagiku, di kesempatan itulah waktuku untuk membuktikan pada kedua orangtuaku bahwa aku anak yang berguna. Aku bisa membuktikan bahwa menjadi seniman bukanlah hal yang sia-sia!"
"Dia mulai lagi," Sihyuk berdecak sembari gelengkan kepala. "Kau selalu mengatakan hal itu padahal orang tuamu sudah tak lagi mempermasalahkan apa yang ingin kau lakukan. Mereka sudah membebaskanmu dari lama, termasuk keputusanmu untuk pindah ke kota kecil ini. Kau tau apa yang paling mereka cemaskan sebenarnya? Kondisi kesehatanmu."
"Ayolah, kau sudah menyatakan aku sudah bebas dari tumor sialan itu, kan?"
"Bebas dari tumor bukan berarti kau ini kebal terhadap virus, bocah! Haahh, kau membuatku pusing. Besok pergilah ke Seoul, aku akan membuatkan janji untuk bertemu dengan teman sesama dokterku. Periksakan keadaanmu di sana karena rumah sakit di sini peralatan medisnya kurang lengkap."
Taehyung menghela napas lesu, "Apakah harus?"
"Kau mau sehat seperti sedia kala, tidak?"
"Huuhh!"
"Lakukan, atau jangan harap aku akan kembali untuk membantumu, anak muda."
...
Sebenarnya Namjoon tau dirinya sudah bersikap kekanakan. Mendiami Taehyung selama berhari-hari seperti itu bukanlah hal yang harusnya ia lakukan. Tapi apa mau dikata jika hatinya tak bisa terima dengan apa yang sudah terjadi.
Namjoon akhirnya tau kalau rupanya Taehyung sudah mengenali Yoongi, dan jujur saja hal itu membuatnya sangat kesal.Ia kesal kenapa ia tak memiliki keberanian lebih untuk selangkah lebih maju? Ia kesal kenapa harus menjadi pengecut yang sekadar mengajak berkenalan saja tak mampu? Alih-alih kesal pada Taehyung, Namjoon sebenarnya sedang menutupi rasa kesal pada dirinya sendiri.
"Hujan."
Namjoon mendesah lesu ketika baru saja keluar dari gedung konstruksi tempatnya bekerja dan hujan mulai mengguyur cukup deras. Tapi dia tak terlalu ambil pusing, ia pakai jaket lusuhnya untuk melindungi diri dari guyuran air hujan sore itu dan berlari kecil menuju kedai ramyun di seberang jalan.
"Bibi, saya pesan ramyun satu porsi."
Namjoon memilih meja di sudut ruangan, dengan posisi menghadap ke jendela kaca. Itu adalah spot favoritnya, karena selain bisa melihat pemandangan di luar, ia jadi terhindar dari kontak mata dengan pelanggan lain yang membuatnya sangat canggung.
Tapi ketenangannya sedikit terusik saat ia merasa ada seseorang duduk tepat di sampingnya. Dan detik itu, ia mencium aroma yang tak asing, Namjoon merasa sangat mengenali aroma khas ini. Ketika berusaha mengingat, kepalanya menoleh sosok di sampingnya.
Beberapa saat kemudian yang dilakukan Namjoon hanya tertegun, lalu terperangah. Karena seorang yang duduk tepat di sampingnya, adalah Yoongi.
Yoongi, pemuda manis yang selalu ia pandangi dari dinding kaca minimarket. Yoongi, yang selama ini ingin sekali ia kenali namun terkendala nyali.Namjoon merasa takjub dan kagum menjadi satu. Ia tak pernah merasa sedekat ini dengan pemuda berkulit pucat itu. Apakah ini yang dinamakan keberuntungan? Apakah hari ini memanglah hari terbaik sepanjang hidupnya? Namjoon tak paham akan hal itu. Tapi yang jelas, pancaran dari wajah Yoongi membuatnya tak mampu memalingkan wajahnya ke arah lain.
Yoongi terlalu bersinar. Bukan cuma itu, dia berkilau. Dan indah.
"H-hai."
Sadar atau tidak sadar, Namjoon membuka mulutnya. Menggumamkan sapaan yang amat lirih hingga nyaris tak terdengar oleh telinganya sendiri.
Tapi yang tak disangkanya, si pemuda pucat menoleh padanya dengan tatapan bingung.
"Oh? Anda mengenalku?"
"U-uhm. A-aku sering melihatmu diㅡehm. Aku sering melihatmu di minimarket di pertigaan sana."
Sebisa mungkin Namjoon menahan hasrat ingin memaki dirinya sendiri keras-keras. Karena demi apapun, ia benci gagap mendadak seperti ini. Terlebih, di depan Yoongi.
"Aah, begitu. Pelanggan ya?"
"Bi-bisa dibilang begitu."
Namjoon terdiam kembali karena setelah itu Yoongi tak berucap apapun lagi. Ia kehilangan kata-katanya. Ia tak tau apa yang harus ia katakan setelah ini.
Tapi dengan sangat mendadak ia teringat apa yang pernah dikatakan Taehyung padanya."Kau hanya perlu berkata, 'hai, namaku Namjoon. Boleh kutau siapa namamu?'"
Namjoon terkesiap, lalu menelan ludahnya menahan gugup. Kembali ia mencoba menoleh pada Yoongi yang kini tengah melahap ramyunnya dengan khidmat.
Ada rasa ragu bercampur takut yang menjalar dalam batin Namjoon. Tapi jauh di sudut hatinya, ia tak ingin jika hanya berdiam diri seperti ini. Ia harus memanfaatkan kesempatan yang ada. Harus.
"Na-namaku Kim Namjoon. B-boleh, kutau.. Siapa namamu?"
To be continued..
Kisah cinta segitiga dimulai dari sini. Ulululu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Twinkle Sparkle (Taegijoon) ✔
FanfictionKetika semua kerlipan cantik di malam hari tergantikan oleh sosok Min Yoongi. Warn! Boyslove It's Taegijoon AU! Taehyung x Yoongi x Namjoon ©®Min Chaera