His Secret

567 109 30
                                    

Dua pemuda duduk berdampingan, ketika jarum jam sudah menunjuk pada angka 11, dan terlihat bagaimana bulan malu-malu menampakkan diri akibat tertutup awan gelap. Yoongi mendesah lesu sembari memandangi Namjoon yang masih terus menenggak bir kalengannya. Sudah habis lebih dari lima kaleng, kalau Yoongi tak salah ingat. Aroma alkohol begitu menyeruak, sekalipun pria di sampingnya tak berucap apapun dan hanya menatap jalanan dengan mata nanar.

Yoongi bisa melihatnya; segala kekacauan itu dari mata Namjoon. Memang tak paham apa yang menjadi masalahnya, tapi dari sekilas saja Yoongi sudah tau bahwa Namjoon sedang menanggung masalah yang cukup berat. Atau mungkin, lebih berat dari yang ia bayangkan.

"Mau cerita sesuatu padaku?" Yoongi bertanya lebih dulu. Keheningan ini membuatnya sangat tak nyaman.

"Banyak," respon Namjoon sedikit menyentak Yoongi, karena detik itu Namjoon melempar kaleng birnya asal lantas mengalihkan tatapan pada Yoongi yang tersentak bingung.
"Kau mau tau sesuatu? Sebenarnya ini rahasia, tapi aku ingin membaginya denganmu."

Alis Yoongi terangkat, "Rahasia?"

"Ya, aku menyebutnya sebagai rahasia. Yang artinya hal itu adalah sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku tapi aku tak mampu untuk mengungkapkannya. Aku ini pengecut dan payah, Yoongi," Namjoon mendengus, "Andai aku bisa dengan mudah mengatakan apapun yang aku inginkan. Andai aku tak punya perasaan takut terhadap akibat yang terjadi setelah semua yang kukatakan. Anda aku- hahaha. Yoongi, aku sungguh terganggu dengan hal ini."

"Sebenarnya ada apa, Namjoon?"

"Kau tau," Namjoon membuang napas kasar, "Aku benci Kim Taehyung. Sangat membencinya."

Yoongi tak bisa memberi respon selain ekpresi terkejut yang amat sangat. Bagaimana mungkin Namjoon bisa mengatakan hal itu padanya? Dan lagipula, bukankah mereka berdua bersahabat?

"Kau-"

"Dia kekasihmu, aku tau. Itulah kenapa aku membencinya, Yoongi. Karena dia.. adalah kekasihmu."

"Hah," Yoongi mendengus sembari gelengkan kepalanya, "Lantas kenapa? Dia memang kekasihku lantas di mana masalahnya?"

"Kau sungguh tak mengerti apa maksudku atau berpura-pura menyangkal bahwa kau sebenarnya mengerti apa yang kukatakan Yoongi?" Namjoon mendecih, "Aku- menyukaimu. Dan kau justru seenaknya memilih pria manja itu dibanding aku? Haha, apa kau ini pelawak? Tidak, kau tidak sekonyol itu untuk memilih pemuda Daegu bodoh itu, Yoongi!"

"Jaga bicaramu!"

"Kau menyuruh orang setengah mabuk ini untuk menjaga bicaranya? Hahaha, apa itu berguna? Bukankah orang mabuk adalah orang paling jujur sedunia? Lalu apa itu artinya kau ingin menutupi segala kejujuran yang nyata selama ini hm?"

Yoongi sontak berdiri, bersiap meninggalkan Namjoon dengan ocehan tak bermutunya kalau saja tidak dengan sigap pemuda itu menarik lengan Yoongi agar kembali duduk di sampingnya.

"Tidak mau mendengarkanku sampai selesai, hm? Bukankah kau yang sangat ingin tau dengan apa yang terjadi padaku?"

"Namjoon, dengar. Jika kau hanya ingin bicara omong kosong soal hubunganku dan Taehyung, maka-"

"Dia akan meninggalkanmu, Yoongi."

Yoongi terhenyak, "Apa?"

Bibir Namjoon menyeringai, "Kau tak terlalu mengenalnya. Tapi aku bisa dengan mudah menebak sifat orang macam pelukis sok tenar itu," Namjoon menajamkan tatapannya, juga seringaian di bibirnya.

"Dia berbeda dengan kita, Yoongi. Dia bukan orang yang terlantar dan terbuang. Justru dia orang yang suka meninggalkan. Dia tidak tau rasanya jadi pihak yang ditinggalkan macam orang bodoh."

Twinkle Sparkle (Taegijoon) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang