"Aku tidak mau!"
Taehyung mendengus sebal pada pria paruh baya di depannya- yang mendadak muncul di depan pintu apartemennya beberapa menit lalu.
"Maaf, tapi kali ini aku memaksamu, Tae. Dan sebaiknya kau berhenti menolak dan ikut aku ke Seoul malam nanti."
Bang Shihyuk, dokter pribadi Taehyung itu kembali lagi dengan membawa ultimatum dari kedua orang tua pemuda Kim itu, "Hanya satu sampai dua minggu untuk memeriksakan kondisimu secara menyeluruh. Ayah dan Ibumu terlalu cemas mengingat hasil pemeriksaanmu dua minggu lalu kurang meyakinkan."
"Ayolah, Paman. Aku baik-baik saja, sungguh! Tumor itu sudah lenyap dari kepalaku dan aku-"
"Kau mau melawan titah orang tuamu? Apa kau mau mereka yang memaksamu secara langsung? Hmm bisa jadi kau malah diseret untuk kembali ke Daegu. Kau mau?"
"Kau sungguh menyebalkan, Dokter Bang!"
Bang Shihyuk terkekeh puas melihat gurat pasrah di wajah Taehyung, "Bersiaplah. Kita makan malam dulu sebelum berangkat ke Seoul."
Taehyung tak menyahut, ia menghela napas jengah sembari meraih ponselnya di atas meja. Sesaat ia berpikir untuk mengabari Yoongi soal kepergiannya ke Seoul untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya. Tapi mendadak ia berubah pikiran. Taehyung merasa bukan hal yang tepat jika ia memberitahu Yoongi soal kondisi fisiknya yang sebenarnya. Jelas karena ia tak mau kekasih manisnya itu mengkhawatirkan dirinya.
"Hey, Paman," Taehyung melirik Shihyuk yang sedang fokus menatap ke layar televisi, "Apa menurutmu aku harus mengatakan hal ini pada- ehm, kekasihku?"
Shihyuk menoleh dengan kedua mata terbelalak, "Kau punya kekasih?"
Taehyung mengangguk, "Kami baru satu minggu berkencan. Hehe. Uh, aku ingin memberitahunya tapi aku tak ingin membuatnya cemas."
"Haahh, tak kusangka kaupun mampu menaklukan pemuda Seongnam, Taehyung-ah," Shihyuk gelengkan kepala sembari berdecak, "Kau itu benar-benar player ya?"
"Hey! Aku bukan player lagi sekarang. Sudah cukup main-mainnya, aku mau serius dengan hubunganku yang sekarang ini!"
"Benarkah? Bahkan ketika kau divonis tumor otak saja kau masih menggoda para pemuda Daegu nan polos itu dan meninggalkan mereka dalam satu malam saja. Ck, untuk kasus ini aku tak percaya padamu, Tae."
Taehyung mendecih, "Aku sudah tak seperti itu lagi, Paman. Kau pikir berapa umurku sekarang?"
"Ya ya ya, terserah kau saja. Kalau kau mau memberitahunya soal kondisimu, ya beritahu saja. Tapi pastikan kalau kekasihmu itu tidak akan meninggalkanmu seperti yang sebelumnya."
Taehyung tertegun. Benar, ia pernah ditinggalkan oleh seseorang yang ia anggap menjadi peranan penting dalam hidupnya. Hubungan mereka terbilang singkat, mengingat pemuda itu langsung menghilang entah ke mana sejak mengetahui kondisi kesehatan Taehyung yang sebenarnya. Saat itu Taehyung mengalami patah hati cukup parah dan membuatnya semakin hobi bermain dengan para pria bayaran. Dan dalam selang waktu yang hampir bersamaan, karirnya di bidang seni nyaris hancur akibat kegagalannya di kompetisi tingkat Asia itu.
Sebenarnya, segala alasan itulah yang membuat Taehyung sangat ingin meninggalkan Daegu dan pindah ke tempat yang sekiranya membuat suasana hatinya membaik. Dan ia menjatuhkan pilihannya di kota Seongnam yang kecil namun indah dengan kerlipan malam yang tak kalah cantik dibandingkan Daegu.
Taehyung menghela napas panjang, "Kurasa aku akan mengatakan padanya bahwa aku harus mengurus bisnisku di Seoul sebagai alasan."
"Kau tidak ingin memberitahunya soal kesehatanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twinkle Sparkle (Taegijoon) ✔
FanfictionKetika semua kerlipan cantik di malam hari tergantikan oleh sosok Min Yoongi. Warn! Boyslove It's Taegijoon AU! Taehyung x Yoongi x Namjoon ©®Min Chaera