-10-

9.4K 432 0
                                    

"Silahkan non, nanti pulang sekolah saya jemput! " Ucap pak Syarif sambil membukakan pintu mobil untukku.

" Makasih " Gumamku hingga nyaris tak terdengar dan melenggang pergi.

Tadi pagi aku cukup dikejutkan oleh kedatangan laki-laki paruh baya yang mengaku sebagai supir yang dikirim oleh ayah, sehingga hari ini aku diantar oleh supir menggunakan mobil seharga yang mungkin jika aku perkirakan bisa menghidupi anak di panti kami selama tiga tahun. cukup berlebihan menang, tapi memang ini benar-benar bukan gayaku yang ingin selalu terlihat menonjol.

Ketika aku baru beberapa langkah memasuki gerbang sekolah terdengar sahabat toa ku berteriak.

"Marshaaa..... "

"OMG... tumben kamu diantar oleh supir, apa jangan-jangan itu mobil dari ayahmu, yaampun Marsha aku saja tidak pernah diberi mobil semewah itu oleh papiku tapi kenapa kamu yang bermuka mirip seperti tembok berlin diberi barang semewah itu?, sungguh aku mengagumi dirimu sayang! " Ucap Seli dramatis dengan muka dimelas-melaskan dan mata yang sengaja dibinar-binarkan.

Aku sengaja tidak terlalu memperdulikan penuturan Seli yang sangat berlebihan dengan tetap memasang sikap dinginku. Aku sangat tahu bahwa orang tua Seli sangat baik kepada Seli bahkan bisa dikatakan protektif kepada Seli, sehingga mereka tidak segan-segan memberikan apapun yang diinginkan Seli namun mereka tidak menyetujui jika Seli mengendarai kendaraan sendiri.

"Tapi kamu jadi kan, pulang sekolah untuk belajar bersama di cafe? " Lanjut Seli yang dibalas anggukan oleh ku.

"Baiklah nanti aku kasih tau si Macan, Hero, dan Si ganteng Marcell. Dan kau beritahu Marshall ya..! "

Dan sekali lagi aku hanya membalas dengan anggukan. Memang kami berbeda kelas, aku dan Marshall di kelas X MIA 1, Marcell di kelas X MIA 2, sedangkan sisanya di kelas X MIA 3.

🍂🍂🍂

Tepat ketika bel pulang aku langsung mengirim pesan ke pak Syarif untuk tidak menjemputku, tentu saja aku mendapatkan handphone dari tumpukan paperbag yang diberikan ayahku kemarin.

Ketika di cafepun sebenarnya yang hanya fokus untuk belajar adalah aku, Marshall dan Marcell, sedangkan Seli, Tiger, dan Hero hanya berdebat membicarakan hal yang tidak penting. Ketika waktu menunjukkan pukul 5 sore, kita memutuskan untuk pulang.

"Marsha kamu pulangnya dijemput? " Tanya Seli kepadaku.

Aku yang ditanya lantas menggelengkan kepala karena baterai hpku low sehingga aku tidak bisa mengabari pa Syarif.

"Ya sudah cantik, diantar sama babang Tiger aja ya, kan sekalian biar kita saling mengenal" Ucap tiger yang memang dikenal playboy ini yang langsung mendapat jitakan dari Hero.

"Sembarangan kamu ngomong, emangnya gak cukup apa dengan ke-103 mantan kamu? "

"Apaan sih, kan siapa tau Marshaku mau jadi yang ke-104" Ucap Tiger sambil menaik turunkan alisnya dan kembali mendapat jitakan namun kali ini dari Seli.

"Kalo sampe kejadian kamu pacarin Marsha, aku botakin kamu" Ucap Seli sambil melotot yang dibalas dengan cengiran tanpa dosa dari Tiger.

"Udah... Udah... Biar aku yang mengantar Marsha"

Kali ini bukan Seli, Hero, atau pun Tiger yang menjawab, aku yang mendengarnya langsung membeku seketika karena ia langsung merangkul pundaku dan membawaku keluar dari cafe.

🍂🍂🍂

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang