-1-

15.1K 627 2
                                    

"Marsha... Marsha... Bangun sayang, kau tidak lupa bahwa kan, hari ini adalah hari pertamamu masuk sekolah? " Ucap ibu Dewi sambil mengelus pelan pipiku.

"Hhoooam... Iya bu, Marsha sudah bangung kok!" Ucapku sambil merubah posisiku menjadi duduk.

"Yasudah kalau begitu, kamu cepat-cepat mandi dan bantu ibu menyiapkan sarapan, sekarang ibu akan membangunkan adik-adikmu dulu! " Ucap ibu dewi lembut.

"Baik bu! " Ucapku sambil bergegas ke kamar mandi.

Aku tinggal di sebuah panti asuhan, yang hanya terdiri dari 7 anak, 4 laki-laki dan 3 perempuan dan seorang pengurus panti. Ibu dewi, begitulah kami menyebutnya, seorang wanita yang penuh kelembutan dan selalu memasang senyum di wajahnya. Aku memang tertutup dan dingin terhadap sekitarku, aku hanya bisa bersikap hangat kepada ibu dewi karena ibu dewi lah yang selalu ada untukku semenjak datang ke panti asuhan ini.

Aku melangkahkan kakiku memasuki gerbang sekolah baruku, banyak sekali tatapan-tatapan dari pada teman seangkatan maupun kakak kelas,  namun aku tidak menghiraukannya dan tetap melihat lurus kedepan dengan wajah datar.

"Marshaaaaa..." Aku menoleh melihat sahabatku seli.

"Hey.. Aku memanggilmu dari tadi,  mengapa kau hanya diam saja hah.. Kau itu sudah SMA, sampai kapan kau akan bersikap seperti ini. Lagipula lupakan sajalah masa lalu, kita harus melihat ke depan, jika kamu terus terusan memasang wajah triplek mu, bagaimana akan ada teman yang ingin berkenalan denganmu, lagi pula jika kau perhatikan, banyak loh kakak kelas cowok yang ganteng-ganteng, siapa tau saja kan ada kak...Eeehh... Eeehh... Mau kemana kamu, Marshaaa..... Tungguuu.. "

Aku hanya bisa mendengus kesal sambil terus melangkahkan kakiku menuju aula tempat berkumpulnya para murid baru dengan menghiraukan seli yang masih mengoceh tanpa henti.

Yap selama aku hidup, aku hanya memiliki satu sahabat, yaitu Seli Amandita. Seli juga merupakan penghuni panti asuhan yang sama dengan ku, sampai pada saat ia diadopsi oleh keluarga pengusaha kaya raya, dan ia selalu mendapat kasih sayang dari keluarga barunya. Seli itu orang yang selalu periang, murah senyum,serta sangat cerewet, tentu sifat yang sangat bertolak belakang dengan ku.

🍂🍂🍂

Setelah melewati masa MOS selama tiga hari, akhirnya aku mendapat kelas di kelas X MIA 1 sedangkan seli di kelas X MIA 3. Ketika memasuki kelas, banyak tatapan kagum dan bisik-bisik yang ditunjukkan oleh teman-teman sekelasku, walupun sudah biasa,  tetap saja aku merasa jengan sehingga aku memilih duduk di kursi paling belakang disamping jendela, karena jumlah murid di kelas ini ganjil maka aku duduk sendirian disini.

Aku memandang keluar jendela kelas dengan tatapan kosong tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar ku. Sampai guru yang mengajar datang.

🍂🍂🍂

Aku menghela napas panjang setelah bel istirahat berbunyi, hanya bosan yang ku rasakan karena guru tersebut hanya berbicara memperkenalkan dirinya kepada kami.

" Hai cantik, siapa namamu?"

"Boleh aku minta nomer telfonnya gk?"

"Kok kamu bisa cantik banget sih? "

"Yaampun kamu manis banget sih! "

"Muka kamu lucu, jadi pengen aku cubit deh! "

"Kamu mau ke kantin nggak, ayo aku temenin! "

Aku hanya mendengar dengan malas ocehan para laki-laki yang sedang berkerumun di meja ku, Sedangkan aku hanya tetap bungkam sambil tetap memasang muka datar ku. Sampai tiba-tiba

"Marshaaa..... Ayok kita ke kantin,  maaf ya aku pinjam dulu marshanya" Teriak seli sambil menarik tanganku.

Ketika sampai ke kantin masih banyak yang mencuri-curi pandang ke arah ku.

"Marsha,  kamu mau pesen apa? Aku traktir deh! "Ucap seli sambil nyengir ke arah ku

"Terserah" Ucapku singkat

"Yaelah panjangan dikit napa bahasanya, irit banget!! "Ucap seli sambil berlalu untuk memesan makanan kami.

🍂🍂🍂

Twin Brothers For Cold Girls (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang