Clara Sukmowijaya, seorang gadis cantik yang memiliki keluarga sederhana. Dia bersekolah di SMAN Baktijaya, anak kelas XI IPA 3. Dia termasuk kategori wanita cantik dan ramah di sekolahnya dulu sebelum akhirnya dia pindah ke SMA yang dia tempati sekarang ini. Dia pindahan dari Bandung, dia ke Jakarta hanya mengikuti perintah Ayahnya dan Ibunya yang tidak ingin ditinggal di Bandung, alhasil semuanya ikut pindah ke Jakarta.
Pandi Sukmowijaya, dia bekerja sebagai dosen, dan karena dipindahkanlah semuanya tinggal di Jakarta. Pandi ini lebih memilih tinggal dirumah sederhana dengan gaya modern dan suasana yang nyaman. Begitupun Rani, Istri sekaligus Ibu dari keluarga ini. Rumahnya memang tidak besar, tapi ada satu taman kecil di belakang rumah untuk berkumpul malam mingguan, dan satu pekarangan yang cukup luas untuk 1 motor dan 1 mobil merah milik Pandi.🌞🌞🌞
Pagi ini, Clara pergi ke sekolah pagi-pagi, karena dia takut kesiangan, anak baru kesiangan? Gak level banget sama Clara gitu mah. Khusus hari ini Clara diantar jemput oleh Pandi, karena memang Pandi juga masih harus mengurusi sedikit urusan sehingga dia diperbolehkan untuk tidak memulai mengajar hari ini juga.
Jakarta ternyata bukan hal biasa bagi Clara, pertama kalinya dia ke Jakarta dan itupun karena Ayahnya. Macetnya Jakarta ternyata memanaskan pikiran dan suasana."Ayah, kumaha mun nantiteh Ara telat?."
"Tenang atuh, Ra, percaya ka Ayah nu kasep iyeu."
"Nya ntos atuh, kumaha Ayah wae Ara mah. "
Ara, udah fiks nama panggilan dari orok sampe sekarang, akut. Dan ya, Bandung itu terikat pada bahasa dan cara bicaranya termasuk nada bicara yang memiliki cengkok. Pandi memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah dan mengantar anaknya untuk masuk ke sekolah barunya.
Hari pertama Clara masuk sekolah, Pandi mengantarnya karena seorang Clara takut tersesat untuk pertama kalinya. Pandi pergi ke ruang kepala sekolah, sementara Clara langsung diserahkan kepada Ibu Lina selaku wali kelas XI IPA 3.
"Oke anak-anak, kali ini kita kedatangan murid baru, dia ini pindahan dari Bandung. Clara, silahkan perkenalkan diri kamu." Kata Bu Lina yang kali ini berdiri di samping Clara yang hanya mematung.
"Hai, gue, em maksudnya saya Clara Sukmowijaya. Saya pindahan dari Bandung. Saya harap kalian bisa menerima saya di kelas ini. Terima kasih."
"Oke, Clara, kamu bisa duduk di bangku kosong pojokan."
Clara mengangguk dan berjalan santai menuju bangkunya, dan istimewanya lagi sekolah ini memiliki tempat duduk masing-masing seperti apa yang diimpikan oleh Clara.
"Sayang, you're so very beautiful." Goda Aryan, pria playboy kelas atas di kelas ini.
Kemudian Clara membalas dengan pelan "Gausah so' Inggris. Kitamah orang Indonesia bukan orang Inggris nu garaya tea." Ketusnya, dan Aryan hanya tersenyum mencela.
Dari wajah Clara kali ini, sepertinya dia tidak akan suka satu kelas dengan Aryan, ya, mau bagaimana lagi, ini sudah takdirnya.
Tenang Clara, lo pasti bisa tuh musnahin sikap kutu kupretnya anak itu. Batin Clara.
Bandung, ah, seketika Clara merindukan tempat itu, terutama sekolahnya, dan tentu pada sang kekasih yang selalu ia rindukan.
"Ra, baik-baik disana, kita akan bertemu untuk memecahkan celengan rindu yang kita tabung selama satu bulan, setiap sebulan sekali kita akan bertemu di perbatasan kota, tempat dimana kita akan bersama hingga senja yang harus memisahkan. Ingat, selalu hubungi aku, dan satu lagi, aku menyayangimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
RomanceAkhir bulan mempersatukan mereka, mereka bersatu, bersama hingga sang surya menghilang bersama cahayanya. Rindu yang mereka tabung masing-masing, mereka pecahkan bersama, dengan hal yang indah. Hingga akhirnya sebuah perpecahan datang, bahkan waktu...