BAB XIII

19 2 0
                                    

     Selamat pagi, princess.

     Itulah yang pertma kali Clara lihat ketika membuka handphone miliknya, hari ini dia harus berbelanja, ini bukan belanja biasa, karena Clara harus berbelanja dengan seorang ibu yang di statuskan sebagai ibunya Aryan.

"Kak." Panggil Chika yang kini sudah rapih memakai baju kodok yang dipadukan dengan sepatu putih serta sling bag yang dia bawa di pundaknya.

"Kenapa, Chik?." Tanya Clara dengan masih berpenampilan kusut layaknya manusia yang baru bangun dari tidurnya.

"Kan Chika kemarin udah bilang Chika mau main ke rumah temen di dago." Ucap Chika.

"Oh, yaudah, ati ati ya, nanti pulangnya tunggu Kakak jemput."

"Iya, Kak. Chika berangkat dulu ya."

"Iya." Kini tinggal Clara seorang.

     Clara memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya, hari ini dia harus benar benar rapih, ya meskipun cuman Ibunya Aryan doang, tapikan tetep aja penampilan harus oke dong. Setelah semuanya siap, Clara duduk di meja riasnya, membenarkan posisi rambut dan sedikit memoles wajahnya agar terlihat fresh, udah kaya buah dan sayur aja, Ra.

     Handphone milik Clara sepertinya sudah berdering sejak tadi, dan baru sempat Clara buka sekarang. Ada beberapa panggilan masuk dari Aryan, dia harap Dion yang akan membujuknya, namun semua itu cuman halu, seperti Clara dan para member BTS.

     Kini handphone milik Clara telah kembali berbunyi, awalnya memang Clara akan menelpon Aryan kembali, eh Aryan keburu nelpon.

Ara : Kenapa?.

Aryan : Aku udah jalan sama Ibu, kamu udah siap kan?.

What the... Aryan gue baru aja mau touch-up.

Ara : Udah deket?.

Aryan : Lumayan lah, dua menit lagi kayaknya nyampe.

     Dan bugh, Clara langsung mematikan sambungan telponnya, dia bergegas dengan cepat dan buru buru, belum lagi, dia belum memakai sepatu, ah susah. Beberapa menit berlalu dan suara mobil terdengar dari arah luar, Clara langsung mengambil tas nya dan bergegas keluar. Tenang tenang.

     Seorang wanita yang belum cukup tua keluar dari mobil hitam milik Aryan, udah pasti ibunya lah ya. Dia tersenyum manis kearah Clara dan kini memeluk Clara dan mengelus pundak Clara dengan lembut.

"Mani geulis nya ternyata." Ucapnya seraya melepas pelukannya. 

Clara tersenyum manis "Makasih, Tante. Tante juga cantik kok." Balas Clara memuji.

"Bu, kok malah ngobrol, ayo berangkat." Ucap Aryan dari dalam mobil.

"Kamu di depan aja, biar ibu yang di belakang." Ucap Rita, Ibu dari Aryan.

     Clara memasang wajah seolah olah dirinya menolak dan merasa heran dengan scenario Ibu dari seorang Aryan ini, namun Rita tersenyum mengangguk seolah olah apa yang di ucapkannya benar dan bukan bercandaan, ah, rasanya hati Clara sudah merasakan ketidak enakan.

     Mobil milik Aryan kini sudah jauh membelah jalanan Kota Bandung, hanya kesunyian di dalamnya, Clara yang masih malu malu, Aryan yang sedang focus pada jalanan dan Rita yang sedari tadi memperhatikan Clara dan Aryan bergantian, seolah olah sedang terjadi kecanggungan yang sangat dahsyat diantara keduanya.

"Kalian kok tumben diem dieman gitu?." Ucap Rita membuka suara.

"Bu, kan lagi nyetir, harus fokus lah." Balas Aryan yang menyadari bahwa Ibunya itu memperhatikannya sedari tadi.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang