Jika disuruh jujur, Clara ingin sekali pindah lagi ke Bandung, belum lagi ia harus mempelajari pelajaran-pelajaran, karena dia pindah pada akhir semester dua yang dimana minggu depan sekolah libur karena kelas 3 akan melakukan ujian sekolah.
Rasanya malas sekali jiwa Clara pagi ini, setelah siap untuk berangkat, Clara bergabung bersama kedua orang tuanya di meja makan."Ra, hayu atuh makan, nanti kamu telat. Ayah juga, sok makan, hari ini kan mulai ngajar." Suara Rani itu selalu ia dengar di pagi hari.
"Clara, bener kamuteh gamau bawa motor aja?."
"Ngga Ayah, Ara mau naik angkot aja, lagian nanti kan kalau Ara butuh Ayah, Ara bisa telpon atuh."
"Nya ntos atuh ari kitumah."
"Yah, Ra, minggu depan kan smp sama sma libur, nah, itu tuh si Chika mau kesini katanya mau main, soalnya Sri sama Harno lagi sibuk-sibuknya."
Mendengar kabar itu, Clara langsung melancarkan idenya yang membendung tak karuan.
"Gausah atuh, Bu, lagian nih ya, Bu, Chika teh maunya kita yang kesana, katanya kalau dia kesini teh dia gabisa main sama temen-temennya. Udah kalau gitumah biar Ara aja yang kesana ya, Bu, Yah. Ara bisa kok jagain Chika, lagian kan dia udah gede udah smp." Usul Clara.
"Yaudah deh, nanti Ibu bilang dulu sama bibi Sri."
"Yes! Oke, Bu."
Clara berjalan riang di koridor sekolahan, dia melewati orang-orang yang sibuk dengan gayanya masing-masing, ada yang gosip, ada yang centil-centilan, sampe ada yang dandan monyong monyong depan kelas.
Clara melihat Aryan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya di lapangan basket. Dan itulah yang membuat Clara kali ini harus berhasil lolos melewati kandang macan.
Aduh, ada orang india buluk lagi disana, gimana gue lewatnya? Meskipun dia ngobrol sama temennya kan tetep aja kalo dia liat gue terus dia nyamperin ngajak ngerap pagi-pagi gimana? Gue kan belum calling calling abang young lex. Batin Clara yang kali ini mengumpat di tembok pinggir lapangan.
Akhirnya dengan sedikit cemas, Clara melangkahkan kakinya sejengkal demi sejengkal hingga ujung, dan pastinya Aryan tidak akan melihatnya lagi kali ini.
Clara bersenandung riang mendengar lagu dari BTS, ya, dia K-popers yang sangat mengidolakan hyung, taukan? Iya si Kim Taehyung yang gantengnya bikin subhanallah astaghfirullah itu.
"Nyanyian lo gaenak woi!."
Clara langsung memasang wajah betenya, dia tau itu siapa, dia tau itu, dia tau, arhhhh. Prustasi!!!
"Gue lagi gamau debat sama lo!." Elak Clara.
Aryan yang mendengar hal itu langsung tertawa seperti tanpa beban kehidupan.
"Siapa juga yang mau debat, gue mau kasih coklat putih nih sama lo." Ucap Aryan yang menyodorkan sebuah coklat.
Clara terheran-heran 180°, kenapa tiba-tiba ini orang baik banget. Kenapa bisa Aryan tiba-tiba ngasih coklat? Clara hanya pikir ini tipuan, mana mungkin dia akan terima coklat itu dengan gampang, murahan banget.
"Biar apa lo ngasih coklat sama gue? Lo pikir gue semurahan itu apa gampang dirayu sama coklat doang? Lo salah woi!."
"Gue cuman minta maaf sama lo soal kemaren, meskipun sebenernya Bimo yang nimpuk lo pake basket, tapi kan tetep aja gue ngerasa bersalah udah bikin lo marah-marah kemaren."
Clara mengangkat satu alisnya dengan penuh pertanyaan, dia menatap heran pada Aryan, sedangkan Aryan hanya diam memastikan.
Tumben banget nih cowo ga ngegas pas gue panasin?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
RomanceAkhir bulan mempersatukan mereka, mereka bersatu, bersama hingga sang surya menghilang bersama cahayanya. Rindu yang mereka tabung masing-masing, mereka pecahkan bersama, dengan hal yang indah. Hingga akhirnya sebuah perpecahan datang, bahkan waktu...