BAB X

52 1 0
                                    

Setelah puas berbelanja dengan isian perut yang sudah penuh, kini Clara meminta untuk pergi ke taman, Aryan juga memanfaatkan waktu ini buat ngajak Clara foto, kapan lagi coba kan.

"Yan, gue pengen cilok." Rengek Clara yang sudah pw dengan posisi duduknya sekarang.

"Yaudah gue beliin, Chika mau juga gak?." Tawar Aryan.

"Mau." Balas Chika.

Dan Aryan pun pergi untuk membeli cilok, sedangkan Clara berusaha menelpon Dion yang tak kunjung di angkat, sehingga Clara memutuskan untuk mengirimi Dion pesan.

Dion Adibima

Masih di perpus? Atau udah dirumah? Kok gak diangkat?.
• Aku lagi keluar sama Chika.
• Kalau udah di rumah kabarin ya.

Aryan kembali, dan membawa 3 bungkus cilok, satu untuk Clara, satu untuk Chika, dan satu lagi untuk dirinya. Aryan tertawa melihat pipi Clara yang menonjol akibat cilok yang dia makan. Bahkan Clara seperti anak kecil yang dibelikan jajan oleh kedua orang tuanya. Bisa imut juga si jutek ternyata.

Trttt... Trttt...

"Siapa nih? Kok gaada namanya?." Heran Clara yang langsung saja mengangkatnya.

Ara : Hallo, dengan siapa ya.
+62 : Assalamualaikum, initeh bener dengan non Clara?
Ara : Iya saya Clara, ada apa ya?
+62 : Non, ini saya udah di depan rumah tapiteh gaada orangnya. Sayateh Bi Sumi, dapet no nya dikasih sama nyonya.
Ara : Oh, Bi Sumi, saya lagi di luar, Bi. Bibi jalan lewat belakang aja kebetulan gak Ara kunci. Ara pulang sekarang, Bi.
+62 : Oh muhun atuh.

Clara mematikan ponselnya, mengajak Aryan untuk pulang mengantarnya. Aryan mengangguk, meskipun sebenarnya dia ingin lebih lama bersama Clara, tapi tidak apa, dia sudah bahagia dan semuanya sudah cukup baginya, sebelum Clara kembali berlabuh kepada Dion.

Aryan fokus pada jalanan sedangkan Clara sibuk melihat foto biasnya yang begitu tampan nan seksi, siapa lagi kalau bukan Taehyung member dari boy band BTS Korea itu.

"Lu liat gue juga ganteng kali, Ra." Ucap Aryan yang mengetahui kegiatan Clara itu.

"Lu ngaca dulu aja di spion deh, Yan." Balas Clara ogah ogahan.

"Si Chika tidur tuh, cape banget kayaknya dia, yang."

"Kuyang lo dasar." Sinis Clara "Btw kok tumben lo ke Bandung? Sekeluarga lagi nginep di rumah nenek lo ya?." Tanya Clara, kan siapa tau aja emang si Aryan sengaja ngikutin Clara.

"Kan emang rumah nyokap gue di Bandung."

"Yang di Jakarta? Ngontrak?."

"Eh buset rumah gue bagus banget gitu dibilang ngontrak." Serobot Aryan tidak terima.

"Terus?."

"Orang tua gue pisah, jadinya Papa di Jakarta Mamah di Bandung. Guesi niatnya cuman hari ini doang ke Bandung, jengukin Mamah, eh ternyata lo juga di Bandung." Jelasnya.

"Kalau gue di Bandung kenapa emang?."

"Gue mau nginep di Bandung lah, biar bisa ketemu lo juga, lagian bokap gue lagi sibuk di Jakarta."

"Dih, emang gue mau ketemu sama lo? Ogah banget deh, Yan."

"Terus sekarang apa dong, beb?." Tanya Aryan yang niatnya ingin membalas skak Clara waktu itu.

"Ya karena gue kasian aja sama lo, kan lo pengen banget tuh ketemu gue tadinya." Bela Clara tidak ingin kalah.

"Buset, emang ya lo jadi orang Bandung gaada Bandung Bandungnya. Yaudah deh, nanti kalau butuh jangan hubungin gue lagi."

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang