BAB IX

51 2 5
                                    

     Suara dering alarm nyaring membangunkan kedua wanita yang sedang terlelap dalam mimpinya. Clara menguak mengucek matanya yang merasa ingin tidur lebih lelap lagi, namun suara dering pesan yang masuk membuat Clara tergugah dan segera membacanya.

Dion Adibima

Tante sama Om berangkat jam berapa?

• Jam 9

• Yaudah, nanti aku kesana jam 9, aku bawain nasi goreng ayam suir sambel ijo buat kamu.

     Clara mengembangkan senyumannya, rasanya baru sehari dia kembali ke Bandung tapi apa yang dia rasakan seperti manusia yang tidak pernah pergi dari kota ini.

    Clara mengambil handuknya, memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia mengusapkan sabun pencuci muka pada wajah mulusnya, sedikit berirama dan bersenandung riang menyambut pagi ini.

     Setelah sekian lama bergelut dengan air di dalam kamar mandi, Clara akhirnya selesai dengan aktifitas mandinya. Dia kembali ke meja rias untuk menghias diri yang pada akhirnya dia hanya akan mengoleskan sedikit pemerah pada bibirnya.

     Chika masih bergulat dengan mimpinya, rambutnya masih acak acakan, posisinya bahkan udah gak karuan. Rasa rasanya semalam Chika tidak tidur seperti itu. Dengan segala keteguhan Clara membangunkan Chika yang hanya menjawab dengan deheman saja, bahkan matanya masih tertutup.

"Ih Chika, bangunnnn! Ini udah jam 7, nanti om sama Tante berangkat loh, buruan mandi."

"Hmm, aku udah bangun, Kak."

"Iya bangun, yang bangun mulutnya doang matanya merem aja tuh."

"Aduh, Kak, mau ngejar mimpi siapa tau nerusin yang tadi." Sahut Chika kembali terlelap.

    Aha! Clara tidak hilang akal, melihat handphone milik Chika ada di atas nakas, otak Clara langsung memunculkan kejahilan untuk membuat Chika bangun. Clara mengambil handphone miliknya dan menelpon kepada Chika. Setelah berdering Clara langsung mengangkatnya dan berpura pura itu adalah orang lain yang menelpon pada Chika.

"Iya Hallo, ini siapanya Chika ya?." Ucap Clara keras seraya melihat apakah Chika akan bangun.

     Benar saja, Chika langsung membuka matanya lebar lebar dan merebut handphone miliknya dari Clara.

"Hai, maaf ya tadi sama Kak Clara, sodara aku." Ucap Chika cepat tanpa melihat siapa yang menelponnya.

     Clara tertawa dengan tingkah laku Chika yang langsung cengar cengir bak malaikat tercantik yang sedang ditelpon oleh sang pangeran. Chika yang tidak mendapatkan balasan langsung melihat layar handphonenya dan melihat nama 'Kak Clara' terpampang dengan sangat jelas.

     Melihat Chika yang langsung memasang muka ganasnya Clara berhenti tertawa dan lari terbirit-birit keluar kamar sambil meneriakkan 'Chika mandi, bau bangetttt'.

"Kak Araaaaa!." Teriak Chika dari dalam kamar yang terdengar sampai ruang makan. Sri sang mama yang mendengar teriakan Chika langsung berdecak pinggang dan melihat dengan tatapan tak heran kepada Clara.

"Kalian ini, pagi pagi udah ribut aja kenapa si?." Tanya Sri.

"Itu tuh, si kebo susah banget disuruh bangun. Berantakan banget lagi kamarnya Ara. Yaudah Ara jahilin aja." Protes Clara mengadu pada sang Tante.

"Chika ayo bangun, mandi, mama sama papa berangkat loh nanti siang, cepetan siap siap." Teriak Sri yang berniat mengomeli sekaligus membangunkan Chika dari tidurnya.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang