Satu minggu sebelum sekolah libur dikarenakan kelas XII yang akan mengikuti UN. Kata Enzel si kalau misalnya mau ada UN gitu, pasti semua kelas belajar ketat dikarenakan nantinya libur.
Clara menuju sekolah seperti hari-hari biasanya, menaiki angkot yang sudah pasti melewati depan rumahnya, dia hanya tinggal duduk menunggu angkot datang dan mengantarkan dirinya menuju sekolah.
Kebetean Clara muncul kembali, dia teringat akan Ninis yang kemarin mengirim pesan kepada Dion. Dia memang sudah berfikir sangat positif, tapi rasanya dia tetap saja ingin tau, ada apa sebenarnya.
Ketek
• Morning girl
• Mau abang jemput gak?
• Abang otw ya, tunggu.Clara langsung bergidik ngeri membaca pesan singkat dari Aryan, rasanya ingin sekali saat ini juga dia menghilang dari bumi, atau mungkin Aryan yang dia hilangkan dari bumi.
Baru saja Clara akan membalas pesan dari Aryan untuk tidak menjemputnya, suara motor datang dari arah yang berlawanan dengan arah sekolah. Motor hitam besar berhenti tepat di hadapan Clara. Seseorang dengan helm hitam yang sama sekali tidak terdeteksi wajahnya.
Dan bum!
Si Aryan dong yang dateng, emang cool, bolehlah, cuman sayang, Clara gak suka!!!
Kesabaran Clara kian hilang dan ingin sekali dia meluapkan segala amarahnya, hanya saja semuanya akan terbuang sia sia, Aryan pasti akan terus memaksa agar Clara mau berangkat bersamanya, lihat saja muka tengil dan dekilnya itu, iuh.
Clara hanya pasrah dan mengambil sebuah helm yang Aryan berikan padanya, ya ya ya, dia tau Aryan menyuruh dia untuk segera memakainya dan naik kemudian berangkat.
Di perjalanan hanya ada kesunyian, bahkan pagi saja tidak mengijinkan keduanya, cuaca kini berkabut, sama seperti hati Clara yang kalang kabut entah bagaimana. Mengapa paginya disambut dengan kegelapan, belum lagi liat si Aryan, gelap deh udah gelappp.
"Pagi ini indah ya, Ra." Ucap Aryan yang berniat gombal, namun beda dengan Clara yang langsung nyinyir pake kecepatan motornya rosi.
"Eh, mata lu butek napa, ini kabut, Yan, kabutt, bukan cahaya matahari bukan, plis deh gausah bikin darah tinggi."
"Yaampun, aku ganyangka kamu punya darah tinggi."
"Darah gue tinggi setiap sama lo, puas!."
Aryan cekikikan, merasa bahwa semakin Clara bete semakin gemas dilihatnya.
"Gausah bete gitu napa, gue gabakal ajarin gimana caranya pergokin doi selingkuh nih." Ancam Aryan.
Ngebatin deh tuh si Clara dalem hati.
"Bodo." Jutek Clara.
"Bener nih?." Tawar Aryan lagi yang sekarang melambatkan motornya.
"Ih udahdeh gausah ngancem, buruan gimana caranya." Judes Clara, lagi.
"Nanti dong, rahasia."
"Iiih." Dan saking emosinya, Clara sampai memukul helm yang Aryan gunakan, dan ya, Aryan kesakitan sampe sampe keceplosan bilang "Eh sakit, Gorila! Jadi cewe feminim dikit napa, ganas banget."
Dan ya Clara langsung ngambek berlipat lipat sama si Aryan, pake bikin ulah segala si nih si Aryan, ribet deh.
"Eh sorry ya, Ra. Authornya nih salah nulis tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Celengan Rindu
RomantizmAkhir bulan mempersatukan mereka, mereka bersatu, bersama hingga sang surya menghilang bersama cahayanya. Rindu yang mereka tabung masing-masing, mereka pecahkan bersama, dengan hal yang indah. Hingga akhirnya sebuah perpecahan datang, bahkan waktu...