BAB VIII

63 3 2
                                    

     Akhirnya hari yang Clara nantikan tiba. Hari ini, hari minggu ini, dia pulang ke Bandung. Dia pergi ke Bandung diantar oleh Ayah dan Ibunya, tapi hanya untuk mengantar saja.

     Mobil yang dikendarai oleh Panji itu membelah jalanan yang panas. Menelusuri jalan menuju sesuatu yang sangat Clara rindukan. Bahkan Clara yang rindu pada Dion, meskipun dia sedikit marah dengan cueknya Dion saat itu, tapi dia sudah tidak sabar memecahkan celengan rindunya yang lama ingin dia bongkar.

     Detik demi detik, menit demi menit dia lalui. Hingga akhirnya dia berhasil menginjakkan kakinya di Bandung, lagi. Suasana perkomplekan siang ini begitu panas, namun sejuk bagi seorang Clara yang berhasil menghapus rindunya pada kota yang selama ini dia rindukan.

"Ra, hayu atuh masuk." Ucap Rani memecahkan lamunan Clara yang sedang terkagum kagum.

"Eh, iya, Bu." Balas Clara kemudian masuk mengikuti Rani.

     Di depan teras rumah sudah sudah ada Sri dan Harno, Ayah dan Ibu dari Chika. Ya, selama aku di Bandung aku tinggal disini, berdua dengan Chika.

"Waduh, apa kabar ini?." Sambut Sri kepada Rani.

"Alhamdulillah baik, yang disini gimana, sehat?." Balas Rani.

"Alhamdulillah baik." Kemudian Sri tersenyum ke arah Clara "Ponakan tante gimana kabarnya di Jakarta? Suka?."

"Hmm, gaenak, Tan, Ara lebih suka di Bandung."

"Duh, galau aja anak inimah kelakuannya juga." Serobot Panji.

"Gimana gak galau, Dion kan adanya di Bandung bukan di Jakarta." Celetuk Harno yang membuatnya semuanya tertawa. Sedangkan Clara hanya nyengir kuda sambil cengengesan.

     Clara memasuki kamarnya, membereskan barang barang bersama Rani. Kemudian merebahkan tubuhnya setelah semuanya selesai. Rani tidak heran dengan kelakuan anaknya itu, kemudian meninggalkan Clara sendirian.

Dion Adibima

• Hai, udah di Bandung.

• Iya.

• Yaudah istirahat, nanti aku telpon.

     Setelah pesan singkat itu, Clara terdiam dengan seribu bahagia. Langit langit yang kosong terasa begitu berwarna ketika Clara melihatnya. Bahagianya membuat imajinasinya berkembang meronta dengan sangat indah.

🌞🌞🌞

     Sore tiba dengan sejuknya suasana serta aroma pekarangan rumah yang basah akibat guyuran air hujan di siang hari. Clara mengantar Rani dan Panji yang akan pulang ke Jakarta, berpamitan.

"Awas, jangan aneh aneh disini, jagain Chika yang bener." Ucap Rani.

"Iya, Bu."

"Yaudah, kamu ati ati disini ya. Jangan nakal." Tambah Panji.

"Ayahhh, Ara bukan anak kecil lagi." Protes Clara.

"Ehhh, bagi kita kamu itu selalu kecil. Udah ya, Ibu sama Ayah pulang." Balas Rani.

"Iya, Bu." Sahut Clara menyalami tangan keduanya.

     Setelah Rani dan Panji berangkat, Clara kembali masuk ke dalam rumah. Memasuki kamarnya.

Trttt... Trttt...

Dion Adibima (calling)

Clara : Hallo.
Dion : Hai, gimana perjalanan ke Bandung, cape?
Clara : Lumayan, lagian aku tidur di perjalanan.
Dion : Dasar kebo.
Clara : Hmm...
Dion : Besok siang aku bawain makanan ya?.
Clara : Iya, kamu yang masak ya, aku pengen makan masakan kamu. Boleh?.
Dion : Siap, nyonya.
Clara : Udah ya, sampai ketemu besok.
Dion : Iya.

     Dan setelah sambungan telpon itu ditutup, Clara kembali terdiam dan menikmati hari pertamanya kembali lagi ke Bandung, bahkan hari itu juga Clara berbagi cerita bersama Chika.

🌚🌚🌚

"Kak, kok Kakak mau sih LDR sama Kak Dion?." Tanya Chika.

"Yeh, emangnya kamu, anak SMP mana paham udah."

"Karena jaga hati itu susah, Kak. Apalagi kalo cowoknya gampang dicentilin sama cewe, paling kalo dibilangin 'Iya sayang aku gak deket kok sama dia aku gak akan deket lagi' alah dustanya tuh berterbangan." Protes Chika.

"Hmm, makanya jangan mau sama cowo kayak gitu, hahaha." Balas Clara dengan candaan.

"Ih, Kakakkkk!!!."

"Iya iya maaf, udah yuk tidur, kan kamu janji mau tidur bareng Kakak."

"Yaudah deh."

      Dan perbicaraan itu yang menutup malam keduanya. Terlelap dalam mimpi, dan berharap semoga hari esok lebih indah dari hari ini.

🌹🌹🌹

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang