BAB VI

81 8 0
                                    

       Setelah pesan semalam yang Dion kirim dengan sangat singkat itu. Kini Clara bangun untuk memulai hari barunya. Clara merasa bodoamat kepada Dion, jika dia masih menganggapnya nanti juga dia mengabari.

       Clara memasuki kamar mandi, suara rintikan air terdenger dari luar kamar mandi tersebut, sedangkan hp milik Clara terus bergetar diatas nakas. Beberapa pesan masuk.

       Setelah selesai dengan kegiatan mandinya, Clara duduk menghadap meja rias, dia meneliti seluruh wajahnya. Emangnya ada yang aneh ya? Clara rasa dirinya tidak aneh, hanya saja memang sedikit dekil tanpa polesan make-up.

Emang kayaknya gue harus make-up dikit deh biar gak dekil, ntar cogan cogan kabur lagi, kan susah kalo Dion pergi gaada gantinya.

       Beberapa produk dia oleskan di wajahnya, hingga di tahap paling akhir, dia mengoleskan lip tint di bibirnya hingga kini menjadi sempurna, natural, bahkan seperti tidak make-up, tapi ya emang berubah, terlihat sedikit fresh.

       Clara mengambil hp dan menaruhnya kedalam tas tanpa mengeceknya, dan berjalan kebawah untuk mengikuti sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Morningg." Sapa hangat Clara.

"Morning baby, uh sekarang fresh banget, poles poles ya, hayu makan." Ucap Rani menyodorkan sebuah piring dan sendok.

"Makasih, Bu."

"Minggu pagi kita berangkat ke Bandung, sekalian Ayah mau cek restoran."

"Yes!." Serobot Clara begitu penuh semangat. Bagaimana tidak semangat, itu artinya dia bisa menghabiskan waktu liburnya di Bandung. Hal kecil yang selalu dia rindukan.

Tringgg... Tringgg...

"Itu hp kamu bunyi, Ra."

       Clara langsung mengambil hp miliknya dari dalam tas. Seseorang menelponnya, dan begitu melihat nama yang tertera, Clara langsung memasang muka malas.

Clara : Apaan.
Aryan : Gue depan rumah.
Clara : What the?!... Lo ngapain depan rumah gue ketek!
Aryan : Jemputlah, buruan, gerah nih di dalem mobil terus.
Clara : Terus apa hubungannya? Lagian gue gaminta lo jem...

Panggilan diputus, dan itu Aryan yang mutusin.

"Ketek asem!." Umpat Clara.

"Kenapa, Ra?." Tanya Pandi yang telah menyelesaikan sarapannya.

"Gapapa." Dan tanpa pikir panjang Clara langsung berpamitan, takut si Aryan makin ngelunjak dan pake acara nyamper ke dalam rumah, bahaya. "Bu, Yah, Ara berangkat ya." Ucapnya cepat sambil menyalami kedua orang tuanya. "Assalamualaikum."

"Waaalaikumsalam."

"Ihh, itu anak teh kenapa coba." Heran Pandi.

"Gatau." Sahut Rani singkat.

        Sedangkan Clara menjemput penderitaannya. Dia berlari dan langsung masuk ke dalam mobil milik Aryan, si black.

"Buruan jalan, ntar bonyok gue liat, malesin deh." Nyinyir Clara sesampainya di mobil.

"Santai dikit kenapa si yang, iya iya ini juga mau berangkat." Goda Aryan sambil menyalakan mesin mobilnya.

Celengan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang