EIGHTEEN

2.2K 303 16
                                    

Iqbaal menatap dirinya pada cermin persegi panjang sesekali membenarkan rambutnya dan sesekali juga berdecak karna kesulitan membenarkan rambut kemudian ia menyemprotkan parfumnya berkali-kali hingga baunya menyengat. Ada apa denganmu baal?

"Pasti (Namakamu) tidak suka baunya ganti aja deh" ucapnya lalu menganti pakaiannya kembali dan ini sudah untuk ketiga kalinya lalu kembali bercermin.

"Nah gini pasti dia suka" gumamnya tersenyum.

"Dia siapa baal?" tanya Rike yang tiba-tiba datang menatap putranya ah! tidak biasanya Iqbaal terlihat begitu rapi dan tampan, Rike menyukai Iqbaal seperti ini.

"Enggak kok bun," Rike tersenyum menggoda menyenggol Iqbaal yang mengalihkan pandangannya.

"Pacar ya? kenalin dong ke bunda" Iqbaal menatap Rike lalu menggelengkan kepalanya.

"Bukan bun temen kok" Rike mencium baju milik Iqbaal lalu tersenyum kembali.

"Temen apa temen?"

"Temen bun.."

"Ah masa? kenalkan ke bunda dong" Senyum Rike lalu terkekeh saat melihat wajah Iqbaal yang malu.

"Temen bundaa.."

"iya temen, temen rasa pacarkan?"


**

Iqbaal melangkahkan kakinya dengan senyum yang tak luntur sejak ia turun dari motornya, entah ada apa dengan dirinya saat ini mengapa ia ingin segera bertemu dengan gadis itu. Mungkinkah ia merindukan gadis itu? atau mulai jatuh hati? Ah! secepat itukah? rasanya tak mungkin ia baru kemarin berkenalan dengan gadis itu. Hatinya berbunga-bunga sejak kemarin,entahlah tapi rasanya senang jika ia sudah bersama gadis menggemaskan itu.

"Ya Tuhan mimpi apa gue semalem dapet senyum dari cogan"

"Ahhh manisnya!"

"Aish! dia senyum ke gue bukan sih?"

"Aduhhh saya tidak kuat!"

Dan celotehan lainnya mengenai senyum pagi seorang Iqbaal.

"Salsha!" Iqbaal berlari saat Salsha menoleh dengan alis yang diangkat.

Iqbaal tersenyum lalu matanya mencari sesuatu.

"Ada apa?" tanya Salsha menatap Iqbaal yang masih mencari-cari sesuatu.

"(Namakamu) mana?" tanya Iqbaal menatap Salsha.

"Oh (Namakamu)?" Iqbaal mengangguk.

"Dia sakit.."

"Sakit?" Salsha mengangguk

"Di rumah sakit atau di rumah?" tanya Iqbaal lagi wajahnya mulai khawatir.

"Di rumah, lo kalo mau nengok ntar aja bareng gue pas udah selesai kelasnya. Gue duluan ya kak.." Iqbaal mengangguk wajahnya cemas senyumnya seketika menghilang entah mengapa ia menjadi tak bersemangat hari ini.

"Aku merindukanmu (Namakamu)"

**

Iqbaal terus mondar-mandir sambil mengusap wajahnya dengan kasar didepan kelas menunggu Salsha untuk selesai dari kelasnya. Wajahnya cemas bibirnya ia gigit penuh khawatir. Entah mengapa ia bisa sekhawatir ini mendengar gadis itu sakit padahal cuman demam biasa yang ia tau karna hujan kemarin.

BANG IQBAAL, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang