FOUR

2.9K 278 12
                                    

"Yahhh ban sepedaku bocor" gumam (Namakamu) sedih sambil terus menatap ban sepedanya yang ternyata bocor. Padahal hari ini ia dan Iqbaal akan pergi ke sekolah bersama naik sepeda. Dan acaranya gagal.

"Loh kenapa?" tanya Iqbaal yang baru saja datang menatap (Namakamu) yang menunjukkan wajah sedihnya.

"bannya bocor" balas (Namakamu) memelas.

Iqbaal tersenyum lalu mengusap lembut kepala (Namakamu).

"Gausah sedih kita boncengan aja" ucap Iqbaal menghibur.

"emang bisa?" tanya (Namakamu) polos.

"Bisa sayang! ayo" Ucap Iqbaal menarik tangan (Namakamu) lembut.

"Kamu didepan aja ntar dibelakang capek berdiri terus" Ucap Iqbaal dan (Namakamu) hanya menurutinya, perlahan Iqbaal mulai mengoes sepedanya yang sedikit terasa berat namun ia tahan. Semua demi (Namakamu) adik tercintanya.

"Jarang-jarang kita boncengan kayak gini, iyakan?" tanya Iqbaal terkekeh saat (Namakamu) membalasnya dengan anggukan polos. Sungguh ia sangat gemash pada adiknya yang terlewat manja itu.

(Namakamu) melirik Iqbaal yang sepertinya terasa berat saat mengoes itu karna dirinya yang berat. Mungkin.

"Abang, adek berat ya?" tanya (Namakamu) menatap depan, Iqbaal terkekeh lalu mengusap rambut (Namakamu).

"Berat, kayak ngangkat gajah 2 ekor"

"Abang!!" Iqbaal tertawa menatap wajah kesal (Namakamu) itu sangat lucu dan menambah kesan menggemaskan ah! rasanya ia ingin sekali mencubit pipi adiknya tapi ia sadar ini dijalan dan ia sedang mengoes sepedanya.

"nggak dipasang kayak gitu tambah jelek mukanya.."

"Abangg!!"

**

"(Namakamu)!!" panggil Aldi sambil melambaikan tangannya, (Namakamu) terkejut dan diam mematung sambil mengatur kecepatan jantungnya.

"Udah sarapan?" tanya Aldi menatap (Namakamu) dengan senyum jurusnya.

(Namakamu) tetap diam dan menggeleng pelan. Aldi berdecak lalu menarik lembut tangan (Namakamu).

"Mau kemana kita, Kak?" tanya (Namakamu) bingung karna Aldi yang tiba-tiba saja menarik tangannya serta kecepatan jantungnya yang tak bisa dikontrol.

"Kamu itu bikin aku khawatir, aku nggak mau kamu sakit. Kita ke kantin sekarang" Jawab Aldi tanpa menoleh.

"Tapikan 5 menit lagi bel, jadi gausah kak" Ucap (Namakamu) menahan Aldi agar kembali ke kelas.

"Kesehatan kamu lebih penting, jadi sarapan sebelum mulai pelajaran. Masalah itu biar aku yang urus" Ucap Aldi lalu mendudukkan (Namakamu) di salah satu bangku kantin.

"Mau pesen apa?"

"Soto sama teh anget aja"

(Namakamu) tersenyum menatap punggung Aldi.

"Kak Aldi sweet banget sih" gumamnya terus tersenyum.

Benar saja perkenalannya dengan Aldi selama satu bulan membuatnya yakin bahwa Aldi menyukainya dan (Namakamu) sangat yakin Aldi mulai mencintainya. Ah! (Namakamu) tidak bisa membayangkan jika dirinya dan Aldi berpacaran pasti sangat keren, itu menurutnya. Mungkin.

BANG IQBAAL, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang