THIRTTEEN

2.4K 276 18
                                    

(Namakamu) terduduk diatas kasur dengan wajah yang ia sembunyikan dalam kaki tertekuk serta lipatan tangan. Ia menangis karna mendengar pernyataan yang tidak ia ketahui selama ini ia bukan putri dari Rike dan dia juga bukan adik kandung dari Iqbaal. Bahkan yang paling berat baginya yaitu 'Berpisah'.

"(Namakamu) maafin bundaa, walaupun kamu bukan anak bunda tapi bunda sudah menganggapmu sebagai anak bunda sendiri bunda sayang kamu (Nam..)".

"Kenapa bunda gak bilang dari dulu kalo aku itu bukan anak bunda dan adik bang Iqbaal" Ucapnya tercekat, nafasnya tersengal-sengal, dadanya sesak. Ia tak suka ini.

"Karna bunda butuh waktu buat jelasin, bunda juga gak tega buat rusak kebahagian kalian.." Ucap Rike sedih.

"Aku gak kenal tante itu bun, aku gak mau ikut dia.." Rike segera memeluk erat (Namakamu) menangis mencium gadis itu berkali-kali melihat (Namakamu) seperti ini membuat hatinya sakit.

"Sayang, bunda juga berat buat lepasin kamu. Kamu harus belajar buat sayang dan mengenal dia, dia ibu kandungmu" (Namakamu) menggeleng dalam pelukan Rike.

"Ibuku cuman bundaa.." tangis (Namakamu) memeluk erat Rike, ia benar-benar tak ingin berpisah dengan Rike ia menyayanginnya baginya ibunya hanyalah Rike. Tidak ada yang lain!

"Aku sayang bundaa.."

"Bunda juga sayang (Namakamu).."

**

(Namakamu) terdiam menundukkan kepalanya bibirnya bergetar, air matanya kembali menetes.

"Terimakasih untuk bantuannya, Ke. Kamu emang sahabat terbaikku, dan (Namakamu) besok kamu sudah tidak tinggal disini kamu akan ikut mommy.." Ucap May tersenyum puas melihat putrinya sudah tumbuh besar. Rike hanya mengangguk melirik (Namakamu) yang sejak tadi menunduk.

"Kenapa dia nggak tinggal disini aja? dia nggak akan ngerasa kesepian" May menggeleng.

"Tidak bisa, dia putriku dan aku harus membawa tempat yang seharusnya, Ke"

"Memang (Namakamu) mau kamu bawa kemana?" tanya Rike menatap May yang sedang berpikir.

"Amerika!" jawabnya mantab, Iqbaal membulatkan matanya menatap (Namakamu) yang mendongak menatap tajam May dengan wajah kesal.

"Tante mau pisahin aku bunda sama bang Iqbaal ya?!" ucap (Namakamu) kesal ia tak suka May!

"Ke!, kamu ajarin apa putriku sehingga tidak sopan denganku? aku ini ibunya. ibu kandungnya yang melahirkan dia.."

"Tante jangan pernah bentak bunda ya! ibuku cuman satu dan itu cuman bunda! harusnya tante ini berterimakasih karena aku masih hidup berkat bunda! memang tante yang melahirkanku tapi tetap yang merawat dan memberi kasih sayang bunda!" May terdiam mencerna kata-kata putrinya, seburuk itukah ia sehingga putrinya tak mau menganggap dirinya sebagai ibunya.

"(Namakamu) sayang jangan berbicara seperti itu tidak sopan sayang.." (Namakamu) melirik tajam May yang menatapnya penuh penyesalan.

"Aku gak suka tante itu, lebih baik tante pulang biarkan aku tinggal disini"

"Nggak bisa seperti itu ingat! kamu ini putriku harusnya kamu tinggal denganku bukan dengan mereka..Mommy mohon sayang" (Namakamu) bangkit lalu melangkah pergi diikuti oleh Iqbaal.

"Tetap dia kupaksa pergi, Ke"

**

Tubuh (Namakamu) bergetar menahan tangisnya, Iqbaal mengusap lembut bahu (Namakamu). Gadis itu segera memeluk Iqbaal erat meluapkan rasa sedihnya.

BANG IQBAAL, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang