PROLOG

8.2K 482 19
                                    


dengan semangatnya ia goes sepeda pinknya sambil tertawa puas.

"Kali ini aku pasti menang!" serunya lalu tertawa puas.

"Jangan sombong kamu, kali ini aku yang akan menang.." balas lelaki yang tengah mengejarnya dengan sepeda hitamnya.

"Coba aja kalo bisa kejar aku" kekehnya lalu terus mengoes sepedanya.

Lelaki dibelakangnya tersenyum miring seperti mendapat sesuatu ide terbaik yang ia temukan kali ini.

"(Nam..) ada Aldi tuh!!.." teriak lelaki itu sambil menahan tawanya. Membuat si pemilik nama segera menghentikan sepedanya.

(Namakamu) Zalleta namanya.

"Mana?" tanya gadis itu menatap polos lelaki yang sedang menahan tawanya lalu perlahan mengoes sepedanya.

"dibohongin mau!!.." teriak lelaki itu dengan mempercepat mengoes sepedanya.

"Bang Iqbaal!!" kesal (Namakamu) sambil terus mengumpat abang terlaknatnya, Iqbaal Le.

**

"Ada apa sih ini kok ribut-ribut? malu ah sama tetangga adek abang" ucap sang bunda, Rike menatap dua anaknya yang sejak sepulang sekolah sore tadi hingga malam masih saja berdebat tak jelas.

"Abang nih bun" adu (Namakamu) menatap sinis Iqbaal yang ikut menatapnya sinis. Rike tersenyum lalu mengeleng-geleng kepalanya menatap kelakuan kedua anaknya.

"Emang abang kenapa sih?" tanya Rike menatap putrinya yang kini memasang wajah melas.

"Abang curang bun harusnya tadi yang menang adek" kesal (Namakamu) membuat Rike terkekeh lalu menatap putranya yang seperti meminta pembelaan.

"Emangnya kalo adek kalah kenapa?" tanya Rike lagi menatap putrinya.

"Jadi pengikut abang satu bulan" balas (Namakamu) memelas.

Rike tersenyum lalu mencubit gemas putrinya.

"Sesuai perjanjian dong bun" ucap Iqbaal membela diri.

Rike tersenyum lalu menarik kedua anaknya kedalam pelukannya mencium keduanya dengan penuh kasih sayang.

"Kalian ini kapan dewasanya udah SMA loh si abang kelas 3 si adek kelas 1 masih aja ribut" Ucap Rike menatap kedua anaknya.

"Sekarang baikan dong" Ucap Rike lagi.

(Namakamu) hanya diam menatap Iqbaal yang ikut menatapnya, lalu Iqbaal mengangkat tangannya.

"Maafin abang ya?" Ucap Iqbaal.

"Iya adek juga ya bang" balas (Namakamu).

"Tapi tetep ya sesuai perjanjian jadi pengikut abang satu bulan" Ucap Iqbaal menahan tawanya.

"Bundaaaa" rengek (Namakamu).

"Abang..."

"Bercanda bun.."

**

"Eh mau kemana?" tanya Iqbaal menarik (Namakamu) ingin keluar dari kamar Iqbaal.

"Mau nanyak soal ini ke bunda" balas (Namakamu).

BANG IQBAAL, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang