FOURTEEN

2.2K 294 33
                                    

Seorang gadis dengan kedua tangannya menyeret 2 koper besarnya, tubuhnya yang ramping serta tinggi menambah kesannya bahwa ia telah menjadi gadis cantik. Kacamata hitam bertengger pada hidung mancungnya. Lalu perlahan ia terhenti karna lelah menyeret 2 koper besar yang entah tak tahu apa isinya. Senyumanya melebar perlahan ia buka kacamata hitam itu lalu menyipit karna sinar matahari.

"WELCOME TO INDONESIAAA!!" pekiknya girang, rasanya lega karna telah sampai di tempat yang ia rindukan, masa kecilnya serta seseorang yang amat ia rindu. Ia benar-benar rindu pada lelaki itu yang membuatnya mendadak jatuh cinta, serta membuatnya rindu karna tidak pernah mendengar kabar lelaki itu lagi selama ia tinggal di luar negeri.

"Aku merindukanmu, Bang" gumamnya lalu mulai melanjutkan langkahnya dan menyeret 2 koper tersebut.

tak perlu disebut kalian sudah tau dia (Namakamu) Zalleta adik manja Iqbaal Le yang pergi selama 3 tahun lamanya. Gadis yang tak pernah lagi mendengar kabar keluarganya dan abang tercintanya. Ia sangat merindukan Iqbaal dan semua yang ada pada diri Iqbaal, ia juga merindukan Rike ibu angkatnya.

"Aku akan menemui kalian.."

**

"Apa pak?! jadi mereka sudah pindah?" tanya (Namakamu) tak percaya air matanya menetes mendengar kabar bahwa Rike dan Iqbaal sudah tidak tinggal disini lagi. (Namakamu) memgucapkan terimakasih lalu pamit.

"Kalian ada dimana?" lirihnya mengusap air matanya.

"Abang bundaaa, (Namakamu) kangennn pengen pelukk.." ucapnya sambil terus mengusap air matanya, matanya terus memandang rumah yang menjadi kenangannya bersama keluarganya terutama Iqbaal. Ia suka menghabiskan waktunya bersama Iqbaal perlahan memori kebersamaannya dengan Iqbaal serta Rike berputar begitu rapinya.

"Pinjem bonekanya (Namakamu) abang mau pinjem.." ucap Iqbaal yang usianya 5 tahun.

(Namakamu) menjerit lalu menarik boneka besar miliknya.

"Nggak boleh abang ini unyak atu" ucap si mungil (Namakamu) yang berusia 3 tahun

Iqbaal tak mau kalah lalu ikut menarik membuat (Namakamu) terjatuh dan menangis kencang.

Iqbaal yang melihat (Namakamu) jatuh terkejut lalu mengangkat tubuh mungil (Namakamu). Dipeluknya gadis mungil itu agar berhenti menangis.

"Abang natal!" teriak (Namakamu) nada gemash dalam tangisnya.

"Maafin abang (Namakamu), janji nggak bikin kamu nangis" ucap Iqbaal memeluk lalu mencium (Namakamu) gemash.

(Namakamu) terkekeh membayangkan masa kecilnya bersama Iqbaal saat mereka masih kecil Iqbaal sudah bisa menunjukkan rasa sayangnya pada adik kecilnya.

"Ayok (Namakamu) abang ajarin kamu naik sepedaa" ucap Iqbaal menarik (Namakamu) kecil yang menggeleng.

"Nggak mau nanti aku jatuh"

"Biar nanti abang yang pegangin dan kamu nggak akan jatuh" ucap Iqbaal menaikan adiknya diatas sepeda tanpa roda.

"Takut abang.." Iqbaal tak peduli ia mendorong sepeda adiknya yang langsung mengayuh.

"Yey! abang aku bisaa.." sorak (Namakamu) senang lalu turun dari sepeda berlari memeluk Iqbaal.

"Makasih abang" Iqbaal mengangguk lalu mencium gemash adiknya.

BANG IQBAAL, I LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang