01

1.8K 292 63
                                    

Alfa segera memalingkan wajahnya setiap kali pemuda itu menatap kearahnya, jantungnya seolah copot di tempatnya. Apa tadi pemuda itu melihat Alfa dan menatapnya? Apakah ia menyadari bahwa tadi Alfa menatapnya?

"Siwe,"panggilan itu membuat Alfa menoleh ke depan. Dan pemuda--yang menjadi pusat perhatiannya--sekarang menatapnya lekat.

Sementara salah seorang teman sekelas yang memanggilnya tadi, duduk di belakang pemuda itu.

"Iya?"balas Alfa seraya menatap kearah Dea--gadis yg memanggilnya tadi--dengan sorot tanya. Dea membalas menatap Alfa, sebelum ia berkata, ia menampilkan raut memohon andalannya terlebih dahulu.

"Boleh gak, gue pinjam tugas bahasa inggris lo? Soalnya gue lupa ngerjain semalam,"pinta Dea memelas.

Alfa melengos pelan kemudian terkekeh, kadang Dea ini sangat menggemaskan menurutnya. Alfa mengangguk. Lalu ia mengambil buku tugas bahasa inggrisnya dari ransel. Gadis itu berdiri dan menghampiri Dea lalu menyodorkan buku tugasnya.

"Terimakasih Fa, gue janji deh pas istirahat ntar gue traktirin,"Ucapnya riang dengan wajah berbinar.

Alfa tersenyum menanggapi, lalu duduk di bangkunya kembali. Namu begitu Dea memutar tubuh, Alfa tidak dapat menahan diri untuk menatap pemuda yang selalu ia perhatikan sejak duduk di bangku SMA. Pemuda itu mengerutkan kening, tampak sejak berpikir sambil menatap heran ke arah Alfa.

Gugup dan panik. Alfa langsung menundukan kepala. Pura-pura sibuk dengan buku---entah apa yang ia pegang---di atas pangkuannya. Kenapa dia menatapnya seperti itu? Apa dia tahu? Tidak, tidak mungkin. Bahkan di kelas ini tidak ada seorangpun yang tahu tentang perasaan Alfa kepada pemuda itu.

Jadi tidak mungkin dia tau 'kan?

"Siwe,"Suara tersebut berhasil membuat Alfa mendapat heart attack.

Alfa berusaha mengendalikan ekspresi, ia mendongak. Ia tidak perlu melihat untuk tahu si pemilik suara itu. Namun kalau menatap si pemilik suara itu lagi, Ia ...

"Kenapa murid disini pada manggil lo Siwe?,"

Alfa melongo, mengerjapkan matanya polos, beberapa kali.

"Lo gak tau Ja?,"Dea yang mendengar pertanyaan pemuda itu---Eja---angkat suara.

"Hufftt,,,,kalo gue tau ngapain gue nanya?"Sewot Eja.

"Alfa murid kesayangannya Bu Sukma. Semua anak di sini juga tau itu,"Jelas Dea"Setiap kali pelajaran bajasa senibudaya, lo juga sering dengar kan kalo Bu Sukma sering manggil 'Siwe Siwe' gitu. Seolah murid disini cuman Alfa doang"dengus Dea tidak terima.

Tanpa sadar Alfa terkekeh melihat tingkah Dea.

Sedangkan Eja manggut-manggut mengertu"itu doang?"tanya nya kepo.

Dea menggeleng"Btw dia orang Bima,"ia menambahkan.

"Bima? Daerah mana tuh?"

"Daerah yang ada di provinsi Nusa Tenggara Barat."

"Kok bisa sekolah disini?,"

"Kan bokapnya orang Jakarta, Ja,"kali ini Dea me jawab dengan gigi yang bergemeletuk menahan kesal. Da di bangkunya Alfa diam diam menggigit bibir takut.

"Btw, arti nama Siwe itu apa?."

"Mana gw tau nyet. Emang gue orang Bima" kesal Dea. Sedangnkan Eja terkekeh tanpa dosa.

Alfa & Eja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang