11.) Hujan Modus Ih

59 25 3
                                    

Happy Continue Reading...


Sekarang Keyra sedang kebingungan harus pulang dengan siapa, karena tadi ia berangkat dengan Bagas dan tidak membawa kendaraannya, di luar juga sedang gerimis membuat Keyra semakin kesulitan untuk mencari angkotan umum atau ojek.

Keyra mengotak-atik ponselnya, tidak mungkin ia menghubungi Dimas karena tadi pagi Dimas sudah berangkat ke Bali karena sedang ada urusan perkerjaan.

Keya memutuskan untuk memesan ojek online namun dewi fortuna kembali membuat Keyra sial hari ini.

Baru saja Keyra ingin mengklik untuk memesan ojek online namun ponselnya tiba-tiba mati, pertanda batereinya habis.

“Lah,Kok mati sih, ish” ucap Keyra menghentakan kakinya.

Keyra membuka ranselnya, “Mana charger nggak ada lagi. Sial!” Gerutu Keyra seraya mencari-cari charger dalam tas namun tidak ada.

“Aduh, gue pulang pakek apa coba, mana hujan tambah besar lagi.” Gerutu Keyra dalam hati.

Percikan-percikan hujan membuat Keyra memundurkan langkahnya agar tidak mengenainya lagi. Kebetulan kursi panjang di belakangnya sedang kosong, Keyra memilih untuk duduk saja. Toh kakinya juga sudah pegal karena kelamaan berdiri.

Keyra menjatuhkan dirinya di kursi panjang itu, sesekali ia melihat dari ujung ke ujung koridor yang mulai terlihat sepi karena kebanyakan dari siswa-siswi nekat menerobos hujan padahal hujannya semakin deras.

Hujan dengan kilatan dan gemuruh membuat Keyra takut. “Aakhhh” teriak Keyra memejamkan matanya dan menutup telinganya dengan kedua tangan, ketika kilatan baru saja lewat dan di akhiri dengan suara gemuruh yang mengerikan bagi Keyra.

Keyra tambah panik, tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi sekarang. Gadis itu kembali membuka matanya  lalu menggosokan kedua tangannya untuk mencari kehangatan.

Di ujung sana ada seorang cowok yang berjalan santai dengan earphone yang terpasang sempurna di telinganya, cowok itu menikmati setiap alunan lagu sesekali mengguk-mangguk dan bersenandung kecil. Mata elangnya memicing sesuatu di depannya, yang tak asing untuknya akhir-akhir ini.

Cowok itu adalah Bagas, Bagas menyipitkan matanya untuk dapat melihat lebih jelas seseorang yang duduk di kursi panjang. “Lah? Itukan cewek nyebelin.” Ujar Bagas.

“Samperin ah”

Bagas pun dengan ringan hati berjalan menghampiri Keyra yang sedang di landa ketakutan.

Bersamaan dengan Bagas yang duduk di kursi panjang tepat di samping Keyra tiba-tiba kilatan kembali menyambar bumi membuat Keyra lagi-lagi terkejut dan kembali berteriak. “Aaaakhhh” teriak Keyra memejamkan matanya, seraya tangannya mengenggam sesuatu di sampingnya.

Ketika di rasakannya kilatan sudah berlalu dan suara gemuruh sudah menghilang Keyra kembali membuka matanya. Gadis itu terkejut mendapati wajah Bagas di hadapannya. Keyra menoleh ke-arah tangannya yang mengenggam tangan kekar milik Bagas. Dengan singgap Keyra menarik kembali tangannya.

“Ngapain lo disini!?” Tanya Keyra dengan raut kesalnya.

“Nungguin hujan reda!” Jawab Bagas.

Entah kenapa tiba-tiba saja terlintas ide jahil di pikiran Bagas untuk mengerjai Keyra.

Selang beberapa menit, “Aaaakhhhh petir!!!!” Teriak Bagas heboh membuat Keyra lagi-lagi terkejut sekaligus panik. Tanpa Keyra sadari ia memeluk tubuh Bagas lalu kembali memejamkan matanya.

Karena merasa tidak ada suara gemuruh sama sekali membuat  Keyra membukakan matanya lalu mengercapkan sekitar, tidak ada gemuruh sama sekali. 

Keyra menoleh ke arah tangannya yang memeluk erat Bagas. Gadis itu melepaskan ikatan pelukannya lalu menatap Bagas tajam.

Pragma LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang