22

1 1 0
                                    

Memang, apa istimewa nya sih dari kamu sampai aku jatuh cinta?
Istimewaku adalah jatuh bersama-sama dengan kamu, bahkan aku lebih dalam.

__

"Waktu itu aku pergi tanpa berbalik karena gak sanggup liat dia sedih sementara aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi" gumam Ken sendiri.

"Sekarang aku datang karena aku yakin bisa disisinya lebih lama lagi" gumamnya lagi.

Ken memang bukan pria yang langsung bisa ikut naik pesawat yang sama dinaiki Gia. Ken hanya pria biasa yang menunggu penerbangan selanjutnya.

Sebelumnya Ken sudah mengirimkan foto Gia kepada salah satu teman dokternya yang memang bertugas di Sumba untuk mengikuti Gia agar tahu dimana penginapan Gia. Dan berkat hal tersebut, disinilah sekarang Ken berada. Di depan pintu kamar penginapan Gia dengan baju yang sama seperti semalam pulang dari restaurant, tanpa membawa tas atau baju ganti, dengan baterai ponsel yang hampir habis.

Dan setelah mengetok beberapa kali tidak ada tanda-tanda orang akan keluar. Maka Ken memutuskan untuk menunggu di tempat duduk yang tak jauh dari situ, sambil menunduk, menutup mata dan memijat kening. Lelah sekali-pikirnya.

"Ken?"

Ken mengangkat kepala dan menemukan Gia berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Kamu ngapain?"

"Kamu darimana?"

"Makan, pantai"

Ken tertawa "Kamu bisa makan pantai?"

"Makan dan pantai, maksud aku. Kamu ngapain disini"

"Menemui kamu, memastikan kamu baik-baik saja"

"Kamu masih pakai baju yang sama" kata Gia

"Iya, dan aku sedikit...lelah" kata Ken sambil tertawa.

Gia dengan cepat membuka pintu kamarnya dan menyuruh Ken beristirahat didalam. Karena Gia tau hanya dengan melihat raut wajah Ken. Seketika, itu menyiksanya. Melihat Ken mengaku lelah namun sambil tertawa, itu menyiksanya.

Lama Ken tertidur dan ketika itu Gia mendengar bunyi ponsel Ken menandakan baterai ponselnya lemah. Gia berinisiatif mengisi baterainya dan melihat wallpaper ponsel Ken yang bergambar dirinya. Dan tak lama ada pesan;

Clay:

Kak, hari ini gak kerja? Cuti ya? Padahal aku sudah bawa makan siang.

Pesan lagi dari sumber yang sama.

Kak, sakit? Kok gak dibalas pesanku?

Call me if you read this, and let me know if something wrong, like ussualy.

Saat itu Gia merasa tertampar oleh keadaan yang baru saja disadarinya. Sudah sejauh mana Clay mendekati Ken, sejurus dengan sejauh mana Gia memberi jarak tanpa sadar yang sudah menyakiti Ken begitu banyak.

Aku tidak begitu baik untukmu-pikirnya.

"Sayang.."

Gia tersadar dari lamunannya.

"Minumm" pinta Ken

Gia mengangsurkan segelas air putih yang ada di atas nakas yang dekat dengannya. Dan Gia tersentak ketika tangan Ken dirasanya hangat tidak seperti biasanya. Gia dengan sigap meraba kening Ken saat Ken meminum air putih dari Gia namun masih dengan mata tertutup.

"Kamu demam, Ken" kata Gia panik.

"Hanya perlu istirahat, besok juga baik-baik lagi" gumam Ken sambil bersiap untuk tidur lagi.

"Sejak aku mengenal kamu, tidak sekalipun kamu cepat sehat kalau sudah terserang penyakit."

Gia mengomel tanpa sadar saat Ken sudah kembali terlelap. Gia berlari kearah luar dan meminta bantuan kepada pemilik resort untuk meminjam sebuah wadah dan handuk kecil. Dan Gia dengan sangat sabar mengompres kening Ken agar demamnya bisa turun malam ini.

Pukul 2 pagi lebih 11 menit. Gia yang baru saja mengganti kompresan demam di kening Ken terkejut saat Ken memegang tangannya.

"Kamu harus istirahat Ken."

"I'm fine. Aku rasa aku sudah tertidur terlalu lama." Ken mendudukkan badannya

"Kamu kurang istirahat. Kamu sakit"

"Maaf sayang."

"Minta maaf pada diri kamu sendiri. Sudah lupa untuk menjaga kesehatan"

"Sudah berapa lama aku tertidur?"

"Kenapa menyusul kalau kamu kurang istirahat dan jadi sakit begini?"

"Sudah lama sekali ya sampai aku melewatkan makan malam"

"Kamu harus sehat Ken"

"Aku sudah jarang mendengar kamu memanggil aku sayang.." Ken beralih duduk disamping Gia, lesehan di lantai dengan beralaskan karpet "Kenapa lagi sekarang sayang?"

"Jangan sampai sakit Ken"

"Coba panggil aku sayang"

"Ken.."

"Maksud aku panggil aku dengan sebutan sayang"

Gia menelan kasar salivanya.
"Sayangggggggg" Ken mencontohkan dengan nada manja

Gia tersenyum. Ken meringkuk dan menjatuhkan kepalanya di pangkuan Gia.

"Aku rinduu sayang"

"Ken.."

Ken hanya berdehem.

"Kembali ke tempat tidur, badan kamu bisa sakit kalau seperti ini"

"Kamu tidur dimana?"

"Karpet ini kuminta pada pemilik resort agar aku tidur dibawah"

"Tidak gentleman kalau aku membiarkan kamu tidur disini" Ken bergerak mencari posisi ternyaman. "Aku juga tidak mau tidur di karpet sendirian."

Gia seakan tau kemana arah pembicaraan Ken.

"Dasar mesum"

Ken tertawa, "Aku tidak ada bergerak seinci pun lebih dekat. Tidak melakukan hal-hal yang merangsang. Mesum darimananya?"

Ken terbangun dari posisinya dan segera memeluk Gia erat.
"Aku rindu"

Sekali lagi, aku tidak sebaik itu untukmu, Ken-pikir Gia.

___

"Hai.."

"Iya. Ada apa kak? Sampai mengajak bertemu berdua"

"Kamu tau Ken dimana Bree?"

"Dia jarang pulang, sibuk dengan jadwal OP mungkin"

"Tapi dia tidak ada dirumah sakit"

Bree memikir sejenak.

"Ada ide Bree? Dia dimana?"

"Kamu terdengar seperti orang yang kehilangan kekasihnya"

Bree mengalihkan pembicaraan.

"I wish"

Bree tidak terkejut. Ini sudah ada dalam prediksinya.

"Telepon ku tidak diangkat, pesan ku juga tidak dibalas. Apa mungkin terjadi sesuatu, ya?" lanjut Clay.

"You know that He has a girlfriend, kan?" balas Bree tajam

GIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang