8

19 1 0
                                    

Keraguan datang dari hati kamu yang penuh kebimbangan.

"Aku cuma lagi laper banget. Kamu juga belum makan malam, kan?"

Revan menjelaskan tanpa diminta. Setelah dirinya dan Gia duduk sambil berhadapan.

-Kamu sudah bukan anak kecil lagi Gi, masa lalu ada tempatnya-

Kalimat mamanya terngiang begitu saja. Aku harus tegas-pikirnya

"Saya tidak menemukan alasan untuk duduk lebih lama disini, Ibu saya menunggu saya dirumah pak" Gia bersiap untuk bangkit.

"Aku rindu, Gi" Revan mencoba jujur dan menahan Gia dengan perkataannya.

Gia yang sudah berdiri, mematung dan menjaga tatapannya agar menatap apa saja asal bukan Revan.

Kata-kata yang harusnya kudengar sejak lama.-pikir Gia

"Ya, kata-kata yang harusnya kamu dengar sejak aku pergi untuk kuliah. Maaf," Revan menghela nafas. "Maaf baru mengatakannya sekarang"

Gia mengeraskan hatinya. Tangannya mengepal. Jangan lagi-pikirnya.

"Maaf, butuh waktu yang sangat lama untuk aku kembali kepada kamu"

Revan meraih tangan Gia bermaksud meminta Gia duduk kembali.

"Kita makan dulu ya. Nanti aku antar pulang"

Gia seakan menurut agar Revan tidak lagi mengucapkan kata-kata yang belum bisa untuk didengarnya sekarang.

"Jangan panggil pak lagi kalau kita sedang berdua, Gi."

"Itu.." tidak bisa

"Aku mohon"

Revan dengan kemauannya. Tidak akan pernah bisa Gia menang atas itu dari dulu.

"Oke."

Revan tersenyum sambil mengelus kepala Gia.

___


"Jangan dielus-elus sih Kak, bulunya suka nempel banyak. Nanti lebih banyak yang rontok."

"Ya gapapa lah Bree, kakakmu itu udah lama gak main sama doggy. Waktunya hanya untuk rumah sakit dan Gia"

Ken tersenyum mendengar ucapan mamanya.

"Apa kabarnya Gia?"

"Baik ma, dia juga titip salam dan minta maaf kemarin gak bisa ikut dinner karena kerjaannya lagi numpuk"

"Gia dengan segala pekerjaannya ditambah keras kepalanya." Mama Ken menghela nafas. "Tapi Cuma Gia yang bisa buat gunung es kamu itu jadi sungai dengan waktu sekejab"

Ken tersenyum lagi

"Giliran Gia aja senyum."

"Sama kayak kamu, giliran Dgyta aja senyum"

"Mama nih gapernah ada dipihak aku."

"Pokoknya Ken, jangan kamu melakukan hal bodoh sampai kehilangan apa yang berharga. Jangan kayak adikmu"

Ken terdiam. Bree jengah. Mama melangkah pergi.

___


"Kamu kenapa gak jujur?" Gia menahan tangisnya.

Revan bingung.

"Kenapa berita sebesar itu aku gatau? Apa ini rasa sayang kamu?". Air mata Gia jatuh.

GIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang