26

2 0 0
                                    

"What if we getting broke at the time?"

"Kamu sadar dengan apa yang kamu omongkan?" Mama bertanya

"Kamu lebih tau apa yang kamu inginkan, serta usaha apa yang harus kamu lakukan. Hanya satu pesan Papa. Be gentleman."

Saat akhirnya tinggal Ken dan Bree yang masih tinggal di ruangan tersebut, Bree angkat suara,

"I don't like Clay. Gia better than her. But if Gia can't make you happy, Clay is okay"

"Bukan tentang Clay. Seseorang dari masa lalu Gia datang. Dan itu sangat berdampak"

"And you lose your confidence"

Ken berdiam. Tidak menyanggah dan tidak mengangguk.

"Gia masih tidak tau apa yang dia inginkan"

"Oh come on! Seseorang yang tidak tau apa yang dia inginkan adalah yang paling menyedihkan. Dia bukan tidak tau apa yang dia mau, dia hanya bingung akan hatinya. Bantu dia untuk yakin Kak!"

"Dia meminta selesai dan mengatakan bahwa aku akan lebih bahagia dengan Clay"

"Dan kakak setuju?"

"Tentu saja tidak. Dia ingin aku bahagia, dan menurutnya dia menyakiti aku saat ini, saat dimana dia sedang struggle dengan masa lalu dan hatinya sendiri"

"Dan apakah itu benar?"

Ken menggeleng.

"Aku hanya merasa aku tidak berdaya melawan masa lalunya, lalu bagaimana bisa aku menang akan masa lalunya?"

"Aku tidak tau apa yang akan aku bilang ini membantu atau tidak, tapi jika kakak tanya aku sebagai perempuan, here what I can say. Perempuan maha agung dengan segala misterinya. Saat perempuan bilang dia tidak ingin menyakiti pasangannya dan ingin pasangannya bahagia, itu benar dan tulus. Tapi yang harus aku garis bawahi adalah perempuan manapun ingin dan akan selalu ingin diperjuangkan."

Bree berhenti sejenak menatap mata kakaknya yang sedang menatap chandelier tepat ditengah-atas mereka.

"Tapi bagaimana saat dia sendiri menawarkan wanita lain ditambah perpisahan? Aku perempuan kak, dan aku tau itu tindakan terbodoh dan yang paling akhir akan aku lakukan saat aku sadar bahwa aku sudah terlalu banyak menyakiti pasanganku. Dan yang harus digarisbawahi lagi adalah, perempuan pada dewasa sekarang, banyak yang menyakiti dirinya sendiri, dan persetan dengan pengorbanan! Itu adalah pengorbanan terakhir yang para perempuan lakukan. Jangan bilang bahwa perempuan itu egois. Karena semua orang di dunia ini adalah egois, meskipun tingkatan egoisnya berbeda-beda. Dia ingin kamu bahagia kak karena dia sadar dia terlalu menyakiti kamu. Aku sulit untuk mengatakan kalimat sederhana yang bisa kakak mengerti."

"Tapi, mengertilah. Setiap perempuan bermusuhan dengan rasa sakitnya yang terlalu sering membuat perasaannya kacau. Seperti kata Papa, kakak lebih tau apa yang kakak inginkan dan usaha apa yang harus kakak lakukan. Aku cuma ingin kakak berusaha lebih keras dan yakinkan dia bahwa dia berharga bahkan sangat berharga, she is valuable and she deserves better. Better than her past, maksudku"

Ken menutup matanya.

"I send you all my prayers kak."

Sudah seminggu.

Seminggu setelah percakapan panjang antara dirinya dan Gia terjadi. Tidak ada salah satu dari mereka yang berusaha mengirim kabar. Maka dari itu kini mobil Ken meluncur kekantor Gia untuk menjemput Gia,

Tapi lagi-lagi, apa yang diharapkan tidak kunjung jadi kenyataan. Yang dilihatnya sekarang adalah Gia tersenyum berjalan dan Revan disampingnya.

GIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang