Redup sudah.
Kilau mata indah mu..Hilang!, mati..
Menuang sunyi nan kian merubah isi jiwa semakin kelamDan, resah, gresang...
Alur jalan senandu kehidupan malang...Benar - benar kau bungkam, membalas tatap, lekatnya melas harap yang ku jabarkan untukmu.
Sekarat aku!, dengan teganya kau menusuk inti palung yang masih terbekas dalamnya luka lampau, kau pula yang mebuatnya kala itu. Mustahil bila engkau terlupa sampai puing puing kecilnya
Kini...
Terkapar lah jiwa raga ini, selepas keputusan pedihmu itu menancap dalam tubuhku..Kau pasti hanya tergelak lega menaruh perhatian diksimu, menangkap diriku melebur banjiri nestapa dengan palung hati ini dengan darah dari tajamnya putusan kau itu...
Tajam memang..Hinga ku tak sanggup meranjak pergi.
Walau meski ku paksa dengan sepenuh sadar yang ku masih punya tuk menghilangTidak...
Benci nya aku tak bisa melakukan apapun.Kau sadar remuk raga lemah ku kini.
Ku dapat berbuat apa.Bila kau, si manusia tega yang menoreh luka di hidup rapuhku.
Beren*sek-ny kau pula, yang menimbun obat tuk pulih, pada timbunan jutaan watak egomu.Kau lukai diri ini.
Kelak, hanya jika bangun niat mu tuk memulihku, baru kau sembuhkan..
Dan pasti juga kau sudahkan.Hebat kau...
Bisa kau seperti ini. Bebadah memang hidupmu...Yakin, ku...
Sesudahku pun kelak nanti..Kau menjamah sama seperti ku, pada pria lain.
Yang rapuh pandangan hidup akan jiwanya mencari cinta