Katamu
Syair dongen ku lah yang memanja seluruh tubuh bahkan imaji mu.
Kau janjikan harunya mawar merah yang kau kan serguhkan hanya untuk ku.
Dalam sekali perihal pebahasan momoji hidupmu untuk yang katanya kau jabarkan hanya untuk pencapaianmu menjumpaiku, lalu se puji mungkin kau memintaku menemani indahnya lektur,se
Truktur alur hidupmu.
Maaf ya, untuk kau yang berbuih merayu ku agar masuk ke ritma kehidupanmu.
Aku tak akan tersengat bisa lekuk bibir mu yang indahnya memang bak mawar, tapi...
Hah..!. Bibir mawarmu hanya bayangan.
Hanya semu yang berubin dari megagumkan nya setiap sudut maksud mu yang bahkan gelap, hitam!!kau tau!!
Tak ada gunanya, sampai mulutmu keluar emas pun aku tak terlena karnanya.
Sebab.
Pujanga semu sepertimu tidak hanya kau yang sempat melintas hidupu. Ada ratusan puan bila ku hendak hitung..
Terlalu banyak.. mereka hadir dengan cara yang sama sepertimu, lalu lenyap saat mendapat apa yang ingin mereka butuh dariku.
Jadi jangan buang buang waktu ya...
Ku tak akan bisa kau hasut oleh
Bualan seperti itu.
Tidak malu apa, membual kata yang benar nya bahkan tak ada kau punyai. Huh...
Miris benar alur pedoman hidupmu.
