Saat pena menari-nari berpuitis lenggok mencoret luahan,
Saat tinta menconteng kertas putih,
Titis mutiara juga turut sama mendendangkan setiap keluhan,
Hening dan hiba tak dapat di pisah,
Perit jerih itu sudah lali di mamah qalbu yang sering bersepai derai..Tak sudah luka tak hilang yang lama,
Yang baru mampir besar lompongnya,
Tak mengapa,
Kan ku tampal ceraian jiwa yang punah di pasung oleh mereka,
Yang mereka-mereka itu bahgia melihat jatuh sang jiwa yang rapuh..Lalu di campak pula badai dari lautan,
Karam habis segala raga hingga tergadai,
Daifnya aku tak terpaling dari di pandang olehNya,
Masih melangit tak tertunduk padaNya,
Kerasnya hati tak mahu mencinta,
Segenap mehnah itu untuk di kejut lena fatamorgana sementara,.Pena itu terhenti di situ,
Kerna tunduknya di hening malam buat Sang Pencipta Yang Maha Satu..@awan99_biru
![](https://img.wattpad.com/cover/169925933-288-k340148.jpg)
YOU ARE READING
kisah dia, aku, kau
PoesiePuisi budak pasar dan jalanan.. Aku bukanlah seorang pemuisi yang tersohor, Bukan juga seorang yang hebat popular, Aku cuma seorang pemuisi jalanan, Yang masih bertaktih dalam belayar, Apatah lagi belum mekar dan menjalar, Izinkan aku berceri...