Aci terbangun di bawah sebuah pohon yang sangat rindang. Udara sejuk dan angin sepoi-sepoi menerpa tubuh Aci. Aci mengucek-ngucek matanya sambil melihat sekelilingnya. Pemandangan indah dari padang rumput yang hijau terhampar di hadapan Aci.
Aci merasa bingung dengan tempat ini. Ia merasa bahwa ia mengetahui tempat ini namun tidak yakin apakah ia pernah mengunjungi tempat ini atau belum.
Tidak ada seekor hewan pun yang terlihat di tempat itu. Hanya ada Aci yang sedang duduk manis sambil mengingat-ingat kembali kejadian sebelum dirinya terbangun di tempat ini.
Ia mencoba memikirkan semua peristiwa yang dia alami sebelumnya. Namun sayang, ia tidak bisa mengingat apapun seakan-akan otaknya sedang enggan untuk diajak bekerja sama saat ini.
Saat sedang termenung memikirkan dirinya dan alasan paling masuk akal kenapa dirinya bisa ada di tempat ini, seekor anjing tua berjubah seperti penyihir menghampiri Aci yang sedang berpikir.
Aci tidak menyadari eksistensi anjing tua berjubah itu. Tiba-tiba saja tanpa sepengetahuan Aci, anjing tua itu sudah ada di sebelahnya dan duduk menemani Aci.
Aci menatap anjing tua tersebut dengan raut wajah yang sukar untuk dijelaskan. Di satu sisi ia merasa takut, namun di sisi lain ia merasa bingung. Setelah beberapa saat memandangi anjing tua berjubah itu dengan intens, Aci melihat anjing itu melepas jubah penyihirnya.
Apa yang dilihat Aci setelahnya sungguh tidak pernah Aci duga. Itu adalah kakeknya yang telah meninggal dunia sejak lama, Cero.
Tiba-tiba, Cero mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Itu adalah sebuah liontin. Sebuah liontin yang sama seperti yang Aci punya.
"I-itu kan--"
"Ya, Aci. Ini adalah liontin milikmu. Atau harus kusebut, milik kau dan Flo," potong Cero.
Aci masih tidak habis pikir. Ia mengecek seluruh saku yang ada di baju dan celananya untuk mencari liontin yang biasa dia simpan. Namun nihil, liontin itu tidak ada. Sudah pasti, liontin yang sedang dipegang oleh Kakek Cero adalah liontin milik Aci. Itu menandakan bahwa Kakek Cero tidak berbohong kalau liontin itu adalah miliknya.
Tidak, Kakek Cero mengatakan bahwa itu adalah miliknya dan Flo. Saat hendak bertanya untuk memastikan perkataan Kakek Cero tadi, orang yang ingin Aci tanya terlebih dahulu menjawab. "Akan ku ceritakan kau sebuah kisah, cucuku. Liontin ini adalah peninggalan ras kita, Shiba Inu. Benda ini sudah turun temurun diwariskan mulai dari pemiliknya yang pertama sampai jatuh ke tangan kau Aci," jelas Kakek Cero.
Aci menggaruk kepalanya lalu bertanya, "lalu, apa hubungannya dengan Flo?"
Kakek Cero tersenyum lalu menjitak kepala Aci. Ia pun berkata, "tentu saja ada, cucuku. Ku kira, setelah bertahun-tahun pengalaman hidup sendiri, kau akan bertambah pintar. Ternyata aku salah. Haahhh..., kau ini memang bodoh, Aci."
Aci cemberut karena diejek seperti itu. Kakek Cero pun melanjutkan, "nenek Flo adalah seekor anjing Shiba Inu. Dan tentu saja, liontin ini adalah milik Flo juga."
"Lalu apa kegunaan dari liontin aneh ini. Kukira, benda ini hanya bisa dijadikan sebagai perhiasan saja, Kek."
Kakek Cero mendekati telinga Aci, lalu berbisik, "ini adalah liontin yang sangat berharga. Hanya hewan berhati bersih saja yang boleh memiliki liontin ini. Liontin ini akan mengarahkanmu ke bintang jatuh yang bisa mengabulkan segala permintaan."
Aci terkejut lalu bertanya, "benarkah?"
"Benar, cucuku. Dan satu lagi. Tuan Dabula sudah mengetahui tentang liontin ini. Dia akan mencari semua anjing yang memiliki keturunan dari ras Shiba Inu dan hanya ada dua anjing keturunan Shiba Inu yang masih hidup saat ini, yaitu kau dan Flo."
Aci terperangah dan kehabisan kata-kata. Ia tidak percaya bahwa liontin tersebut sangat berharga. Aci sebenarnya ingin bertanya banyak ke Kakek Cero namun, tiba-tiba....
Suara tangisan anak Nyonya Bertha membangunkan Aci. Aci akhirnya sadar bahwa kejadian tadi hanya mimpi. Aci merogoh sakunya dan menghela napasnya lega karena melihat bahwa liontin tadi masih ada di tempatnya.
"Aku akan menjaga liontin ini, Kek."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For The Star [END✓]
AdventureBumi tahun 30XX, tahun dimana semua manusia telah musnah dan hewan-hewan bertransformasi menyerupai manusia. Di dunia yang baru inilah Aci, seekor anjing ras Shiba inu yang sehari-hari bekerja sebagai penambang tulang di Desa Doggyville tiba-tiba me...