(10)

27 19 1
                                    

Akhirnya, mereka berdua pun memutuskan untuk memasuki gua tersebut dan bersembunyi di dalamnya untuk semalam. Terbesit rasa syukur di pikiran Aci karena ternyata dewi keberuntungan masih menyertai mereka.

Aci masuk duluan. Pepatah 'Ladies First' tidak disetujui oleh Flo. Bagaimana tidak, mereka berdua tidak pernah mengetahui apa yang ada di dalam gua tersebut. Dari depan pintu masuk, gua tersebut terlihat sangat menakutkan. Jelas, tak ada satu hewan pun yang ingin memasuki gua tersebut kecuali terpaksa jika melihat penampilannya yang mengerikan itu.

Namun, apa yang dilihat Aci setelahnya sungguh di luar dugaan. Puluhan, bukan, ratusan bahkan ribuan glow worm membentuk koloni dan menetap di gua ini yang membuat suasana gua bak di negeri dongeng.

"Flo, kau harus melihat ini!" ucap Aci, "aku tidak percaya bahwa gua ini menyembunyikan sesuatu yang sangat berharga di dalamnya."

Flo pun ikut memasuki gua tersebut setelah mendengar ajakan Aci. Ya, sama seperti Aci, Flo ikut terkagum-kagum melihat pemandangan di depannya saat ini. Flo tidak menyangka kalau hewan-hewan ini berasal dari dunia yang sama dengan dunia tempat mereka tinggal saat ini.

Untuk sesaat, Aci dan Flo melupakan Tuan Dabula dan para pengawalnya. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Sungguh keberuntungan ganda bagi Aci dan Flo. Selain mendapat tempat untuk bersembunyi, Aci juga dapat melihat pemandangan indah ini.

"Selamat datang orang asing. Dari mana kalian berdua datang?" sapa seekor glow worm jantan yang berada di dekat Aci.

Aci mendongak ke arah sumber suara. Kemudian Flo dan Aci sama-sama membungkuk guna memberi hormat kepada ribuan spesies glow worm di gua ini. "Kami dari desa Doggyville," jawab Flo sopan, "dan kami ingin meminta izin untuk dapat bermalam di sini."

Aci pun menambahkan, "kami akan sangat berterima kasih jikalau kalian mau memberikan kami kesempatan untuk bermalam di sini. Kami tidak akan lama, hanya satu malam saja."

Mendengar permintaan Aci dan Flo, Kumpulan cacing bercahaya itu menjawab dengan ramah dan serempak. "Baiklah, kalian diterima di sini," ucap mereka serempak.

Tidak terkira betapa senangnya Aci dan Flo saat mendengar hal tersebut. Selain itu, cacing-cacing itu juga sangat ramah kepada Aci dan Flo yang membuat kedua anjing itu langsung mengucap syukur berkali-kali.

Tempat persembunyian yang aman untuk mereka malam ini sudah didapatkan. Sekarang, yang harus mereka lakukan adalah mencari cara untuk melihat peta hologram di liontin Aci.

Saat semua cacing gua bercahaya sudah tertidur, Aci dan Flo memulai diskusi mereka. Waktu mereka hanya satu malam dan jika mereka tidak menemukan cara untuk membaca peta tersebut, maka keadaan akan menjadi lebih sulit.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk memulainya?" tanya Aci mengawali diskusi kali ini.

Flo hanya mengendikkan bahunya karena tidak tahu. Aci memandangi liontin tersebut dengan cermat. Barangkali ada suatu petunjuk penting yang akan dia dapatkan.

Namun nihil. Setelah beberapa lama mencari petunjuk di liontin tersebut, Aci tidak menemukan sesuatu yang berarti. Aci mulai lesu sampai tiba-tiba Flo menyenggol badan Aci menggunakan sikutnya. "Hei, tidakkah ada suatu petunjuk yang diberikan oleh Kakek Cero?"

Aci menggeleng. "Tidak ada," jawab Aci. Ia lalu menatap ke arah matras tanah yang sedang ia duduki saat ini.

Flo juga ikut berpikir. Tiba-tiba, dia teringat akan suatu hal. "Aci! Kalau tidak salah, nenekku pernah mengatakan sebuah kode saat ia menunjukkan liontin itu kepadaku."

Aci tiba-tiba merasa bersemangat kemudian bertanya to the point, "kode apa? Apakah itu kode untuk membaca peta ini?"

Flo kembali mengingat-ingat perkataan neneknya tempo hari. Dengan ragu, ia pun berkata, "kalau tidak salah, kodenya adalah rats eht rof gnikool."

"Bagaimana bisa kau tahu kode susah seperti itu?"

Flo menjentikkan jarinya lalu tersenyum jahil. Ia menunjukkan sebuah buku catatan yang sedang dia baca dari tadi. Di salah satu halaman buku tersebut, tertulis samar sebuah kalimat yang sama seperti yang diucapkan oleh Flo tadi.

"Sejak kapan buku itu berada di tanganmu?"

"Aku dari tadi memang sedang membaca buku ini, payah!" ejek Flo. Padahal, sudah jelas bahwa Flo sedang membaca sebuah buku dari tadi. Namun, sepertinya Aci tidak menyadarinya. Cerita Flo yang mengatakan bahwa dirinya sedang mengingat sesuatu itu juga tidak benar.

"Tunggu apa lagi Aci? Ayo cepat ucapkan kalimat tadi!" perintah Flo.

Aci pun menurut dan mulai membaca kalimat tersebut dengan susah payah. Lidahnya berbelit karena betapa susahnya kalimat itu. Tiba-tiba, liontin tersebut memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata dan mengeluarkan suara.

"Selamat datang kembali, Tuan."

Tbc

Looking For The Star [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang