Paginya, sesuai dengan janji mereka semalam, Aci dan Flo meninggalkan gua tempat para glow worm hidup. Setelah kalimat-kalimat perpisahan dari tetua glow worm, Aci dan Flo beserta Yori pun pergi ke Gloomy Wood.
Jika dari tempat mereka bermalam tadi, Gloomy Wood berada di barat mulut gua dan jaraknya masih belum bisa dipastikan. Tidak ada yang tahu jarak menuju Gloomy Wood sesungguhnya karena semua hewan yang nekat pergi ke Gloomy Wood tidak pernah terlihat lagi. Tapi, Aci dan Flo tidak ingin hal yang sama terjadi kepada mereka.
Meter demi meter jalan tanah telah Aci dan Flo lalui. Matahari semakin meninggi menandakan tengah hari semakin dekat. Aci dan Flo mulai merasa kelelahan. Peluh pun mengucur membasahi tubuh mereka.
"Aci, bagaimana kalau kita beristirahat sebentar," saran Flo, "lagipula, kita berdua belum makan apa-apa sejak subuh tadi."
Aci yang merasa haus dan lapar, akhirnya menyetujui saran Flo. "Baiklah, Flo. Mari kita berteduh di bawah pohon itu," ucap Aci sambil menunjuk sebuah pohon besar.
Dengan langkah gontai, Aci menghampiri pohon tersebut dan duduk di bawah naungan dedaunan lebat dari pohon tersebut.
Flo membuka tasnya lalu mengambil dua buah tulang beserta beberapa potong daging. Tidak lupa pula Flo mengeluarkan dua botol air minum dari tasnya. Porsi makan mereka jauh lebih sedikit daripada porsi makan normal mereka. Mau bagaimana lagi, mereka harus berhemat sedemikian rupa karena mereka tidak pernah tahu berapa jauh dan berapa lama waktu yang mereka perlukan agar bisa mencapai daerah bumi selatan.
Setelah menyiapkan makanan yang sebentar lagi akan mereka santap, Flo melirik sebentar ke arah Yori. "Kau tidak makan?"
Yori menggeleng lalu menjawab, "tidak, Tuan. Kami bangsa peri tidak memerlukan makanan dan minuman. Kami sudah diperintah hanya untuk melayani tuan kami."
Flo yang tadinya sudah mengeluarkan sepotong kecil daging dari tasnya untuk dibagikan kepada Yori memasukkan kembali daging tersebut. Akhirnya, Aci dan Flo pun memakan perbekalan mereka dengan lahap. Hembusan angin sepoi-sepoi menemani waktu makan Aci dan Flo kali ini.
Setelah makan, Aci memeriksa kembali liontin miliknya dan melihat-lihat hologram berisi peta dari liontin tersebut.
"Yori, berapa jauh lagi jarak kita ke Gloomy Wood?"
Mendengar pertanyaan tuannya, Yori mengangguk lalu meletakkan kedua telunjuk di keningnya. Kedua anjing yang menjadi tuan dari peri itu hanya menatap heran ke arah Yori. Aci dan Flo tidak tahu kalau sebenarnya Yori sedang menerawang perjalanan mereka. Tentu saja, peri memiliki kemampuan magis untuk membantu tuannya.
Beberapa detik kemudian, Yori selesai
dari kegiatannya yang menurut Aci dan Flo sangat aneh. Yori mendongak lalu memasang wajah datar. "Jarak dari tempat ini ke Gloomy Wood masih sekitar 11 mil," tutur Yori.Mendadak, Aci dan Flo langsung merasa lemas dan berkeringat dingin. Awalnya, mereka berpikir bahwa jarak mereka dengan Gloomy Wood tinggal sedikit lagi mengingat lamanya waktu tempuh mereka. Namun, hipotesis yang mereka buat salah total. 11 mil bukanlah jarak yang dekat. Jika ke Gloomy Wood saja memerlukan tenaga dan waktu yang banyak, bagaimana cara mereka akan pergi ke daerah bumi selatan? batin mereka berdua.
Tapi, tujuan akan tetap menjadi tujuan dan tidak akan pernah menjadi pencapaian jika mereka tidak berusaha. Akhirnya, dengan memantapkan tekad, Aci berdiri sambil mengepalkan tangannya. "Tidak apa, ayo tetap semangat semuanya!"
Melihat Aci memiliki tekad sebesar itu, Flo ikut bersemangat. Ia ikut berdiri dan memeragakan kembali pose Aci barusan. Ia tertawa jahil karena kini Aci merasa kesal setelah posenya tadi ditiru Flo. Lalu, mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan mereka menuju daerah bumi selatan.
---
"Tuan, mereka berdua akan pergi menuju Gloomy Wood dan--maaf tuan, mereka sepertinya mendapat anggota baru."
Singa tanpa surai tersebut tampak antusias dengan perkataan hewan di depannya. Sambil melihat ke bola kristal ajaib yang bersemayam di atas meja, singa tua itu menoleh ke arah hewan yang berbicara dengannya tadi. "Anggota baru? Siapa?"
"Seorang peri."
"Heh, tidak apa. Aku akan mengejar dan membuntuti mereka bertiga," ucap singa itu, "lalu setelah sampai di tempat tujuan, akulah hewan yang akan membuat permintaan kepada bintang jatuh!"
Setelah itu, tawa jahat menggema di seluruh sudut ruangan yang ditempati oleh singa tanpa surai tersebut.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For The Star [END✓]
AdventureBumi tahun 30XX, tahun dimana semua manusia telah musnah dan hewan-hewan bertransformasi menyerupai manusia. Di dunia yang baru inilah Aci, seekor anjing ras Shiba inu yang sehari-hari bekerja sebagai penambang tulang di Desa Doggyville tiba-tiba me...