"Aci, apakah Gloomy Wood masih jauh?" tanya Flo.
Sudah lama mereka berjalan sejak terakhir kali mereka berhenti. Matahari sudah mulai meninggalkan arah timur dan menuju kata 'tenggelam'. Karenanya, cuaca sudah tidak sepanas tadi siang walaupun kaki mereka masih merasa letih jika berjalan.
"Aku tidak tahu, Flo. Mungkin sebentar lagi kita akan sampai ke Gloomy Wood. Yori, bisa beri tahu kami berapa lama lagi kami harus berjalan untuk mencapai Gloomy Wood? Kaki kami sudah tidak tahan lagi untuk digerakkan."
Mendengar permintaan tuannya, Yori pun mengangguk. Ia menempelkan jari-jari tangannya di keningnya dan terlihat berpikir sebentar. Tak membutuhkan waktu lama, Yori sudah selesai. "Tidak lama lagi," ucap Yori mantap, "kita akan sampai dalam waktu 10 menit perjalanan."
Aci dan Flo tampak bernapas lega mendengarnya. Mereka saling melepaskan senyuman karena mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan mencapai tujuan pertama mereka.
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Tidak ada yang berbicara lagi kali ini. Semua kini telah fokus dengan tujuannya masing-masing.
Seperti yang Yori katakan, dalam kurun waktu 10 menit, bagian depan dari Gloomy Wood sudah terlihat di depan mata.
Gelap mungkin adalah kata yang cocok untuk mendeskripsikan hutan pemakan tumbal satu ini. Sebenernya, tidak ada perbedaan mencolok antara hutan ini dengan hutan-hutan lainnya. Namun, tidak adanya seberkas pun sinar matahari dan desas-desus mengerikan yang beredar tentang hutan ini membuat aura yang terpancar dari hutan ini mampu menakuti siapa saja yang ingin masuk ke dalamnya.
Aci dan Flo meneguk saliva bersamaan. Keringat dingin mulai mengucur dari pori-pori kulit mereka. Dengan keraguan yang luar biasa, akhirnya mereka berdua memaksakan diri untuk memasuki Gloomy Wood.
Langkah demi langkah mereka tapaki di dalam Gloomy Wood. Hening, tidak ada satu suara pun yang terdengar kecuali suara langkah kaki mereka yang menginjak daun-daun kering. Bahkan, angin saja enggan berhembus di tempat ini.
Sebenarnya, semua masih normal-normal saja sampai ketika Flo secara tidak sengaja melihat tulang belulang mamalia, tanduk hewan, dan beberapa buah gading gajah.
Spontan, Flo berteriak ketakutan dan langsung bersembunyi di belakang badan Aci yang tadinya berada di sampingnya.
"Ada apa Flo?!"
Alih-alih menjawab, Flo malahan menunjuk ke satu arah. Dengan sigap, Aci memperhatikan arah jari telunjuk Flo dan mendapati hal yang sama dengan apa yang Flo lihat tadi.
Jantung Aci serasa jatuh ke perut. Aci merasa takut, sama seperti Flo. Ia memikirkan segala kemungkinan terburuk mengapa tulang dan gading serta tanduk hewan itu bisa berada di tempat ini. Hanya satu kemungkinan yang dipikirkan oleh Aci. Mereka semua dibunuh oleh sesosok makhluk mengerikan yang tidak Aci tahu secara pasti makhluk apa itu.
Sementara mereka berdua ketakutan, Yori diam saja dan melihat-lihat ke seluruh sudut Gloomy Wood. "Maaf menyela, Tuanku. Tapi sebentar lagi malam akan tiba dan kita harus segera mencari tempat untuk beristirahat."
"Di sini?" tanya Flo cemas.
Yori mengangguk lalu pandangannya kembali menyapu seluruh penjuru Gloomy Wood. Aci dan Flo saling memandang ngeri. Lalu, Aci secara inisiatif mengusulkan ide yang lebih baik kepada Yori. "Yori, tidak bisakah kita beristirahat di luar Gloomy Wood? Tempat ini sepertinya akan berubah menjadi berbahaya jika malam tiba. Lagipula, bagian depan Gloomy Wood masih sangat dekat dari sini."
Dengan tetap memasang wajah datar, Yori mengangguk dan menyetujui permintaan tuannya itu. "Baiklah, Tuan. Kita akan beristirahat di pohon depan area Gloomy Wood."
"Baiklah Yori, terima kasih."
---
Malam sudah semakin larut dan kali ini, yang mendapat giliran jaga adalah Flo. Dengan mata yang terkantuk-kantuk, Flo mengawasi tempat peristirahatan mereka dari bahaya yang mungkin mengancam.
srek srek srek
Mata Flo langsung membuka sempurna ketika tanpa sengaja dia mendengar sebuah suara dari semak-semak di dekat mereka tidur.
"Aci, ada sesuatu di semak-semak itu!"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For The Star [END✓]
AdventureBumi tahun 30XX, tahun dimana semua manusia telah musnah dan hewan-hewan bertransformasi menyerupai manusia. Di dunia yang baru inilah Aci, seekor anjing ras Shiba inu yang sehari-hari bekerja sebagai penambang tulang di Desa Doggyville tiba-tiba me...