Hii!!! Part ini mungkin agak dikit, soalnya baru selesai UAS juga. Jadi baru bisa ngetik lg deh... ToT🙏
Jangan lupa vommentnya^_^
Nanti aing doain semoga nilai UAS nya cakep" amiinn.....#######
"Vas yang sudah pecah tidak akan bisa menyatu kembali. Meskipun bisa pasti ada beberapa bagian yang masih retak."
Setelah memilih mobil masing-masing, Arin dkk langsung pergi menuju arena balap. Tepat jam 11 mereka sampai di tempat tersebut.
Saat mereka keluar dari mobil, banyak decakan kagum dari orang-orang yang ada di arena balap tersebut. Hal itu dikarenakan kecantikan mereka sekaligus karena Arin adalah queen of racing dan hampir setiap kali Arin balapan pasti selalu ada Nata dan Zara. Jadi siapa yang tidak kenal dengan mereka.
"Eh vin mana lawan kita?" tanya Arin kepada seorang laki-laki bernama Alvin yang sedang berbicara dengan 3 laki-laki yang membelakangi Arin dkk.
*Alvin itu kayak tangan kanan Arin di arena balap gitu. Jadi dia yang ngurusin orang yang ngajak balap Arin dkk.
Suara Arin sontak membuat 3 laki-laki yang membelakanginya memutar tubuh mereka 180°.
"Kalian...."
Ucap mereka bersamaan.
"Loh dek lo ngapain disini?" tanya Athan.
"Ya balapan lah." ucap Arin.
"Lo sendiri ngapain disini bang?" lanjut Arin.
"Sama kayak lo." ucap Athan.
"Udah udah kita balapan aja dulu, jelasin nya nanti aja kalo udah selesai balapan," ucap Zara menengahi.
"Lah lu juga dek, sejak kapan lu ikut balapan liar kayak gini?" tanya Zion kepada Zara.
"Eh eh sejak...... Lupa bang, udah lama sih soalnya," jawab Zara di selingi kekehan diakhir.
"Udah udah ini jadi nggak balapannya?" tanya Alvin.
"Jadilah..." ucap Arin dkk dengan semangat 86.
Akhirnya mereka kembali ke mobil masing-masing dan bersiap siap untuk memulai balapan.
Balapan dimulai. Sementara ini Zion memimpin pertama, diikuti oleh Arin, Farel, Nata, Athan dan juga Zara. Saat mendekati garis finish Arin dkk menjalankan rencana mereka. Dengan lihainya mereka membalap Zion dkk di detik detik terakhir. Arin memimpin di barisan paling awal diikuti oleh Nata, Zara, Zion, Farel dan Athan.
Setelah balapan selesai, mereka langsung pergi menuju mansion milik Arin atas usulan dari Nata.
Sesampainya di mansion Zion dkk tiada hentinya berdecak kagum melihat mansion milik Arin.
"Lo dapet uang dari mana de buat beli mansion kek gini?" tanya Athan.
"Nggak usah kepo lu bang." jawab Arin dengan ketus.
"Udah sekarang jelasin, kenapa kalian bisa ikutan balap liar kayak gitu? Dan sejak kapan kalian ikut balap liar?" tanya Zion to the point.
"Kenapa kita bisa ada disana? Ya karna kita ikut balapan. Sejak kapan? Udah lama banget bahkan gue udah lupa kapan pertama kali kita ikut balapan." jelas Arin.
"Eh iya gue kok kayak familiar sama muka lo sama temen lo yang itu ya?" tanya Zion sambil menunjuk Arin dan Nata.
"Gue Arin yang satu sekolah sama kalian dan dia Nata, satu sekolah juga sama kalian. Cuma kita disekolah nyamar jadi nerd." ucap Arin.
"Jadi kalian itu Arin sama Nata yang suka makan bareng kita dikantin?" tanya Zion yang dibalas anggukan oleh Arin dan Nata.
Hening sejenak. Mereka semua larut dengan pikiran mereka masing-masing.
"Rin gue mohon balik ke rumah. Gue, daddy, sama mommy nyesel udah ngusir lu. Please rin, maafin kita..." ucap Farel yang sedari tadi hanya diam kini membuka suara.
"Gue bakal ngelakuin apa aja biar lu balik kerumah rin. Lo boleh minta apa aja sama gue, asalkan lo balik ke rumah," mohon Farel kepada Arin.
"Telat bang, semua udah berubah. Kaca yang pecah nggak bakal bisa kembali utuh seperti semula. Kebencian gue udah terlalu dalam. Sulit untuk gue maafin kalian. Kemana aja lo pas gue diusir!!! Bahkan disaat keterpurukan gue, nggak ada orang yang ada disamping gue buat nenangin gue!!! Kalian nggak pernah sayang sama gue!!! Lo nggak pernah berfikir apa bang, seorang anak kecil ditelantarkan sendirian tanpa kasih sayang keluarga kandungnya!!! Lo nggak mikir gimana perasaan gue saat itu?!?! Hancur!!! Bahkan kalo nggak ada keluarga Aditia mungkin gue nggak bakal ada didunia ini sekarang!!!" ucap Arin dengan emosi menggebu diselingi oleh isakan isakan kecil. Bahkan sekarang dia sudah menangis di dekapan Athan.
"Gue tau rin gue ama bonyok udah ngelakuin hal yang salah dengan menelantarkan lo. Gue tau kaca yang pecah nggak akan bisa utuh kembali. Tapi kita bisa membuat lembaran baru dan meninggalkan semua kenangan suram itu." ucap Farel.
"Dan lo Than. Gue nggak nyangka ternyata selama ini lo tau keberadaan adek gue. Tapi kenapa lo nggak bilang sama gue than!!! Selama ini gue sama keluarga gue selalu mencari Arin kemana mana, tapi nggak pernah ketemu. Dan ternyata yang dicari udah ada dideket gue dari dulu." ucap Farel dengan nada meninggi.
"Kenapa gue nggak bilang Arin ada sama keluarga gue? So, jelas karna gue nggak mau Arin tersakiti !!!. Lagi pula Arin nggak mau identitas dia ketauan sama keluarga lo!!!" ucap Athan dengan suara tidak kalah tinggi dari Farel.
"Tapi dia ade kandung gue than..." lirih Farel.
"Itu dulu, tapi liat sekarang. Bahkan Arin nggak mau balik ke keluarga lo." ucap Athan dengan tersenyum miring.
"UDAH CUKUPP!!! bang Athan, tenangin diri lo. Dan lo bang, kasih gue waktu untuk nenangin diri gue dulu." ucap Arin sambil menunjuk Farel, lalu pergi menuju kamarnya dilantai atas.
"Udah terserah kalian mau nginep disini atau mau pulang. Yang mau nginep tanya aja sama bi inah, kamar kosong dimana." ucap Nata lalu pergi menuju salah satu kamar kosong disamping kamar Arin diikuti Zara.
Zion dkk memutuskan untuk menginap di mansion milik Arin dan pergi menuju salah satu kamar kosong.
********
Keesokan harinya keadaan mulai membaik. Farel dan Athan sudah menyelesaikan masalah mereka masing-masing. Tapi tidak dengan Arin. Hingga saat ini ia masih saja tidak membuka suaranya.
Mereka sarapan bersama dengan keadaan hening. Tidak ada yang mau membuka percakapan terlebih dahulu.
Hingga akhirnya Arin menyelesaikan sarapannya dan langsung pergi ke sekolah diikuti Nata dan Zara.
*********
Don't Be Silent Readers
NEXT>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Mysterious Girl
Teen Fiction[follow dulu sebelum baca] Waktu dan keadaan dapat mengubah segalanya Entah itu menjadi lebih baik, atau buruk. Salahkan saja keadaan Yang membuat seseorang terpaksa berubah Bukan seperti yang dinginkannya. Disaat orang seusianya masih bermain d...